- Legenda tinju Malang dan nasional, Muhammad Juhari, yang merupakan juara OPBF 1983 kelas ringan, menghembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit Saiful Anwar, Malang, Jumat (17/7/2020).
- Muhammad Juhari merupakan petinju ketiga Indonesia yang meraih sabuk juara internasional, setelah dua rekannya juga asal Malang, Wongsosuseno (kelas welter OPBF 1975) dan Thomas Americo juara OPBF1980 kelas welter junior.
- Pada 16 Oktober 1983, Muhammad Juhari merenggut sabuk juara OPBF kelas ringan lewat kemenangan KO dalam ronde keenam atas juara bertahan yang merupakan petinju asal Filipina, Rolando Aldemir.
SKOR.id – TPU Islam Ngujil di Jalan Binor, Kelurahan Bunulrejo, Kecamatan Blimbing, Malang, Jawa Timur, menjadi tempat peristirahatan terakhir legenda tinju Malang dan nasional, Muhammad Juhari.
Pada Sabtu (18/07/2020), tepat pukul 10:00 WIB, Muhammad Juhari dikuburkan di TPU tersebut.
Muhammad Juhari yang merupakan juara Oriental and Pacific Boxing Federation (OPBF) kelas ringan itu menghembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Saiful Anwar, Klojen, Malang, Jumat (17/7/2020), pukul 23.30 WIB.
Muhammad Juhari yang akrab disapa Sam Ju tersebut meninggal dunia dalam usia 63 tahun karena sakit paru-paru.
Muhammad Juhari yang merupakan pensiunan Dinas Pendapatan Pemkot Malang itu sebelumnya menjalani perawatan di ruang paru rumah sakit terbesar kedua di Indonesia bagian timur itu, sejak 14 Juni 2020.
“Sam Juhari itu senior saya. Beliau termasuk petinju langka di Indonesia karena memiliki jenjang karier dengan prestasi bagus mulai dari amatir," ujar Nurhuda, mantan petinju
"Merebut perunggu Kejurnas Tinju Amatir di Makassar, 1979, dan juga perunggu Piala Presiden di Jakarta, 1980," kata Nurhuda, juara WBC Junior dan IBF International kelas bulu Jr 1986-1987.
Nurhuda pun menyampaikan bagaimana awal karier Juhari dalam bertinju.
"Beliau bertinju awalnya karena ingin mempunyai biaya sendiri untuk melanjutkan sekolah SMEA (SMK) dan itu terwujud meski dia tamat SMEA (dalam) usia 26 tahun," kata Nurhuda.
"Rumah yang beliau tempati sampai saat ini adalah hadiah juara OPBF 1983,” ucap Nurhuda.
Juhari merupakan petinju ketiga Indonesia yang meraih sabuk juara internasional. Setelah dua rekannya yang juga berasal dari sasana yang sama, Sasana Gajayana Malang, berhasil meraih gelar internasional.
Dua petinju tersebut adalah Wongsosuseno yang menjadi juara OPBF kelas welter 1975 dan Thomas "Jimmy" Americo sang juara OPBF kelas welter junior 1980.
Setelah tiga bulan memulai debut tinju profesionalnya, Juhari sudah mampu merebut juara nasional kelas ringan pada 12 September 1982.
Juhari menang angka 12 ronde atas juara bertahan Kay Siong (Sawunggaling Surabaya) di GOR Pulosari, Malang, 19 Desember 1982.
10 bulan berselang, pada 16 Oktober 1983, juga di venue bersejarah tersebut, petinju kelahiran Malang, 1 Januari 1958, itu mampu merenggut sabuk juara internasional OPBF kelas ringan.
Juhari menang lewat kemenangan KO dalam ronde keenam atas juara bertahan yang merupakan petinju asal Filipina, Rolando Aldemir.
Juhari gantung sarung tinju pada 20 Mei 1991 setelah gagal dalam upaya merebut kembali juara OPBF kelas ringan dari tangan petinju Jepang, Iwao Otomo, di Jepang, Tokyo.
Meski dalam pertarungan pada akhir kariernya tersebut, Muhammad Juhari memaksakan hasil imbang melawan Iwao dalam 12 ronde.
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia
Manny Pacquiao dan Amir Khan Didesak Segera Lakukan Klarifikasi di Atas Ringhttps://t.co/chlegxha4d— SKOR Indonesia (@skorindonesia) July 17, 2020
Berita Tinju Lainnya:
Canelo Alvarez Pertimbangkan Dua Petinju Inggris untuk Gantikan Billy Joe Saunders
Presiden UFC: Duel Khabib Nurmagomedov vs Justin Gaethje Tak Akan Batal