- Perusahaan pengembang gim Call of Duty: Warzone, Activision, baru-baru ini menimbulkan kontroversi.
- Pasalnya, Activision diketahui telah menolak permintaan salah satu organisasi esport, 100 Thieves, yang ingin menggunakan Call of Duty: Warzone sebagai wadah turnamen anti rasialismenya.
- Kabar tentang penolakan penggunaan Call of Duty: Warzone diketahui setelah 100 Thieves mengungkapkannya melalui unggahan akun Twitter resmi mereka baru-baru ini.
SKOR.id - Activision tolak permintaan 100 Thieves untuk gunakan Call of Duty: Warzone sebagai media turnamen anti rasialisme, meski rasialisme tengah menjadi pembahasan global.
Hal tersebut terjadi setelah adanya kasus kematian seorang warga kulit hitam, George Floyd, yang meninggal akibat kelalaian seorang oknum polisi di Amerika Serikat.
Setelah kasus tersebut mencuat, banyak pihak yang kemudian mendukung adanya gerakan anti rasialisme di seluruh dunia.
Industri gaming pun tak ketinggalan ikut berpartisipasi dalam mendukung kampanye tersebut.
Salah satunya adalah yang dicetuskan oleh organisasi esport asal Amerika Serikat, 100 Thieves.
100 Thieves rencananya akan menggelar turnamen yang bertajuk Gamers For Equality.
Turnamen tersebut dibuat sebagai bentuk dukungan 100 Thieves dalam kampanye anti rasialisme.
Rencananya 100 Thieves akan mengadakan turnamen selama empat pekan.
Sayangnya salah satu pengembang gim yang rencananya akan digunakan dalam turnamen tersebut, Activision, menolak gimnya diikutsertakan.
Unfortunately, Activision has denied our request to use Warzone for this charity tournament so we'll need to postpone Gamers For Equality. We hope to still host this tournament and are working to find alternative solutions. https://t.co/rZAeYIMCQj— 100 Thieves (@100Thieves) June 17, 2020
100 Thieves awalnya berencana untuk menggunakan Call of Duty: Warzone sebagai salah satu gim yang dipertandingkan.
Namun akibat penolakan tersebut tentu rencana tersebut akhirnya diurungkan.
Kabar tersebut membuat banyak pihak menyesalkan sikap Activision.
Terlebih lagi Activision sebelumnya juga mengaku mendukung aksi anti rasialisme yang terjadi di seluruh dunia.
Penolakan tersebut akhirnya mengundang sejumlah anggapan bahwa perusahaan pengembang gim asal Amerika Serikat tersebut hanya sekadar gimmick untuk mendapatkan simpati dari para fan Call of Duty: Warzone.
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Chelsea dan RB Leipzig Sepakati Transfer Timo Wernerhttps://t.co/xGfgKbEXYX— SKOR Indonesia (@skorindonesia) June 18, 2020
Berita COD lainnya:
Activision Gelar Tahap Kedua Call of Duty: Mobile World Championship Pekan Depan
Pengembang Call of Duty Akan Tindak Tegas Rasialisme dalam Gimnya