- Komunitas Dota 2 ternyata menjadi yang terburuk dari gim-gim online lainnya.
- Dilansir dari Win, hal tersebut terbukti dari sejumlah studi yang baru-baru ini dilakukan.
- Dalam penelitian tersebut, diketahui para pemain Dota 2 sering mengucapkan kata-kata tak pantas dalam setiap permainan mereka.
SKOR.id - Dota 2 menempati urutan pertama komunitas gim paling toksik di dunia.
Ya, hal itu sejalan dengan ketenaran Dota 2. Siapa gamer yang tak mengenal gim besutan Valve ini, yakni Dota 2.
Berita Dota 2 Lainnya: ''Sultan'' Arab Saudi Habiskan Rp100 Juta demi Battle Pass Dota 2
Gim bergenre multiplayer online battle arena (MOBA) tersebut memiliki jutaan pemain aktif setiap harinya.
Bahkan, salah satu kompetisi terakbarnya, The International, memiliki total hadiah terbesar dari seluruh ajang gim online lainnya di dunia.
Sayangnya, kepopuleran Dota 2 nyatanya diikuti oleh "prestasi" yang bisa dibilang tak dapat dibanggakan.
Dilansir dari win.gg, baru-baru ini telah dilakukan riset yang menunjukkan bahwa komunitas Dota 2 adalah yang paling toksik di dunia.
Hal itu diketahui setelah dalam riset tersebut, kebanyakan unggahan Dota 2 di manapun memiliki umpatan atau kata tak senonoh di dalamnya.
Dalam riset yang dilakukan di Reddit tersebut, umpatan yang paling sering diucapkan para pemain Dota 2 ketika bermain adalah "shit".
Itupun masih tergolong ringan jika dibandingkan dengan beberapa kasus dalam unggahan terlihat umpatan-umpatan rasial dan semacamnya.
Berbagai macam penyebab ditengarai menjadi alasan mengapa komunitas Dota 2 menjadi begitu toksik saat ini.
Berita Dota 2 Lainnya: Tim Dota 2 B8 Lepas Dua Pemainnya
Akan tetapi, alasan paling kuat adalah perbedaan budaya dan bahasa antar pemain yang menyebabkan timbulnya gesekan dalam gim tersebut.
Sebab di luar Cina, para pemain Dota 2 dibiarkan secara bebas mencari pertandingan dengan para pemain dari negara-negara lain.
Contohnya di kawasan Asia Tenggara, para pemain Indonesia dapat bertemu rekan setim yang berasal dari negara tetangga seperti Filipina, Thailand, Vietnam, dan yang lainnya.
Hal itu membuat kendala bahasa yang menciptakan komunitas yang akhirnya berujung menjadi toksik.
Ikuti juga Instagram, Facebook, Twitter, dan YouTube dari Skor Indonesia.