- Banyak cara melakukan aktivitas di rumah, salah satunya bermain Football Manager 2020.
- Football Manager merupakan gim simulasi pelatih sepak bola terkenal di dunia.
- Antoine Griezmann merupakan sosok yang dikenal kecanduan permainan ini.
SKOR.id - Pencinta sepak bola dunia, khususnya Eropa kehilangan hiburan menonton pertandingan selama beberapa pekan.
Banyak liga-liga dunia menangguhkan kompetisi demi meminimalisasi penyebaran virus corona yang semakin meluas.
Tagar #DiRumahAja menyebar luas, tidak hanya untuk para pesepak bola, melainkan kepada mayoritas masyarakat dunia.
Baca Juga: Liga Spanyol Ditunda, Griezmann Asyik Main Football Manager 2020
Hal ini membuat banyak orang memilih berdiam diri di rumah sambil melakukan aktivitas menghibur lainnya.
Salah satu aktivitas dalam ruangan yang menjadi pilihan adalah bermain simulasi pelatih sepak bola edisi terbaru, Football Manager 2020.
Akhir pekan lalu, Football Manager mencatat rekor permainan secara online yang mencapai hampir 90.000 dalam sehari.
Dari jumlah tersebut, terselip striker Barcelona, Antoine Griezmann, yang memang merupakan penggemar permainan ini.
Baca Juga: Atribut Menjanjikan Egy Maulana Vikri di Football Manager 2020
Dalam beberapa kesempatan, Griezmann pernah membagikan pengalaman melatih klub Inggris, Arsenal.
Skor.id memiliki saran bagi Anda yang ingin mencoba ataupun sudah berpengalaman bermain gim yang dulu bernama Championship Manager itu.
Ada lima tim yang menurut Skor.id memiliki tantangan besar saat melatihnya, namun juga penuh dengan pemain-pemain berbakat.
Tim mana saja yang menarik untuk dilatih? Berikut ini adalah daftar pilihan Skor.id.
1. Ajax (Belanda)
Ajax memang merupakan klub tersukses di Belanda. Menangani Ajax berpeluang besar meraih trofi-trofi domestik.
Akan tetapi, tantangan besar muncul saat melakoni kompetisi antarklub Eropa.
Meski dominan di Liga Belanda, Ajax "bukan siapa-siapa" di antara tim-tim Eropa saat ini.
Wajar bila pada musim pertama hingga ketiga, sangat sulit membawa Ajax berprestasi di Eropa.
Kesempatan besar muncul bila memasuki musim keempat.
Keberadaan para pemain muda potensial membuka peluang Ajax menguasai Eropa pada masa mendatang.
Pemain senior: Klaas-Jan Huntelaar (35 tahun), Ryan Babel (32 tahun), Dusan Tadic (30 tahun)
Pemain muda: Donny van de Beek (22 tahun), Edson Alvarez (21 tahun), Lisandro Martinez (21 tahun)
Pemain potensial: Ryan Gravenberch (17 tahun), Sontje Hansen (17 tahun), Naci Unuvar (16 tahun)
2. Benfica (Portugal)
Menangani Benfica bisa memberikan keseruan luar biasa.
Apalagi, klub asal Portugal itu memiliki segudang para pemain muda berbakat yang bila mendapat latihan tepat bisa menjadi andalan pada masa mendatang.
Para pemain seperti Alex Grimaldo, Ruben Dias, Florentino Luis, Rafa Silva, maupun Ferro selalu menjadi incaran tim-tim kaya yang bisa menambah kas transfer membeli pemain baru.
Selain itu, Benfica mempunyai staf manajerial maupun pelatih yang memiliki atribut di atas rata-rata.
Bila beruntung, Benfica mempunyai kans menjuarai kompetisi Eropa pada musim pertama.
Pemain senior: Jardel (33 tahun), Andreas Samaris (30 tahun), Pizzi (29 tahun)
Pemain muda: Ruben Dias (22 tahun), Ferro (22 tahun), Florentino Luis (19 tahun)
Pemain potensial: Morato (18 tahun), Ronaldo Camara (16 tahun), Diogo Nascimento (16 tahun)
3. Atalanta (Italia)
Bila melatih Juventus, AC Milan, atau Inter Milan kurang menantang, cobalah merasakan menangani Atalanta.
Klub yang pada kehidupan nyata ini sedang naik daun, memang memiliki skuad yang mumpuni.
Melatih Atalanta tidak memerlukan perubahan drastis dengan membeli banyak pemain.
Di setiap posisi, Atalanta mempunyai pemain-pemain dengan atribut yang bagus.
Selain itu, Atalanta juga dikenal sebagai pemasok pemain-pemain muda berbakat.
Hal itu tidak terlepas dari keberadaan Kepala Akademi, Maurizio Costanzi, yang memiliki atribut hampir sempurna (4,5 dari kemungkinan 5) soal mencari pemain potensial.
Pemain senior: Alejandro Gomez (31 tahun), Josip Ilicic (31 tahun), Jose Luis Palomino (29 tahun)
Pemain muda: Marco Varnier (21 tahun) Christian Capone (20 tahun), Musa Barrow (20 tahun)
Pemain potensial: Roberto Taliento (19 tahun), Alessandro Cortinovis (18 tahun), Amad Traore (16 tahun)
4. Olympique Lyon (Prancis)
Bosan melihat dominasi Paris Saint-Germain (PSG) di Prancis? Silakan putus dominasi itu dengan melatih Olympique Lyon.
Pada musim pertama, mungkin akan sulit untuk menjadikan Lyon juara Liga Prancis.
Namun bila mampu mempertahankan skuad yang ada, kesempatan meruntuhkan kedigdayaan PSG terbuka lebar pada musim-musim berikutnya.
Saran pertama yang direkomendasikan saat hari pertama melatih Lyon adalah mengamankan para pemain potensial yang bisa diambil tim-tim besar, contohnya Rayan Cherki.
Pemain senior: Marcelo (32 tahun), Anthony Lopes (28 tahun), Rafael da Silva (28 tahun)
Pemain muda: Moussa Dembele (22 tahun), Houssem Aouar (21 tahun), Jean Lucas (21 tahun)
Pemain potensial: Amine Gouiri (19 tahun), Florent da Silva (16 tahun), Rayan Cherki (15 tahun)
5. RB Salzburg (Austria)
Mencoba melatih RB Salzburg cukup mengasyikan bila bosan dengan tim-tim dari negara papan atas Eropa.
Meski hanya memiliki reputasi 138 dari kemungkinan tertinggi 200, Salzburg mempunyai fasilitas latihan dan akademi luar biasa.
Hal ini memungkinkan Salzburg memproduksi para pemain regens (pemain fiktif) dengan atribut bagus pada tiap musim.
Selain itu, striker yang saat ini sedang naik daun, Erling Haaland, masih berada di Salzburg, bila belum melakukan update secara online.
Pemain senior: Alexander Walke (36 tahun), Zlatko Junuzovic (31 tahun), Andreas Ulmer (33 tahun)
Pemain muda: Hwang Hee-chan (23 tahun), Maximilian Wober (21 tahun), Jerome Onguene (21 tahun)
Pemain potensial: Dominik Szoboszlai (18 tahun), Karim Adeyemi (17 tahun), Benjamin Sesko (16 tahun)