- Beberapa peniliti pernah melakukan penelitian seperti apakah efek yang sebenarnya antara laki-laki yang pernah menderita Covid-19 dan pengaruhnya terhadap kesuburan pria tersebut.
- Salah satunya penelitian yang dilakukan oleh urologis asal Houston Methodist, Dr. Nathan Starke.
- Dr. Nathan Starke juga belum bisa menyimpulkan mengenai masalah ini karena butuh penelitian lebih lanjut lagi apakah efek tersebut bersifat permanen atau hanya temporal saja.
SKOR.id - Pada awal pandemi Covid-19 lalu banyak sekali muncul mitos mengenai hubungan antara Covid-19 dengan kesuburan pria.
Sebenarnya belum diketahui secara pasti mengenai hal tersebut karena belum ada studi berkelanjutan mengenai hubungan keduanya.
Namun beberapa peniliti pernah melakukan penelitian seperti apakah efek yang sebenarnya antara laki-laki yang pernah menderita Covid-19 dan pengaruhnya terhadap kesuburan pria tersebut.
Salah satunya penelitian yang dilakukan oleh urologis asal Houston Methodist, Dr. Nathan Starke.
Dr. Nathan Starke menjelaskan bahwa Agar SARS-CoV-2 dapat masuk ke dalam tubuh manusia dan mulai bereplikasi, ia perlu mengikat sesuatu yang disebut reseptor ACE2, protein yang ditemukan di permukaan sel di mulut, paru-paru, jantung, dan area lain di seluruh tubuh.
Di antara semua jaringan dalam tubuh, testis pria menunjukkan hampir tingkat tertinggi ekspresi mRNA ACE2, menyebabkan para peneliti khawatir bahwa itu bisa menjadi target invasi dan kerusakan virus.
Kemudian terdapat 33% sampel air mani dalam satu penelitian menunjukkan kualitas sperma yang rendah dan kemampuan berenang yang lebih rendah.
Bahkan Sebuah studi Iran menganalisis sampel air mani dari pasien setiap 10 hari selama 60 hari menemukan ketidakseimbangan radikal bebas dan antioksidan, tanda-tanda peradangan dan aktivasi jalur yang memfasilitasi kematian sel sperma.
Lalu dari hasil otopsi pasien yang meninggal karena Covid-19 di Florida, peneliti mengidentifikasi hal-hal 50% dari biopsi menunjukkan gangguan kemampuan untuk menghasilkan sperma, dimana 17% diantaranya menunjukkan peradangan di testis.
Namun peneliti juga mengungkapkan bahwa bisa saja hal tersebut terjadi karena sebab lain, misalnya stres psikososial dan depresi dari proses isolasi yang berasal dari saat menderita Covid-19.
Dr. Nathan Starke juga belum bisa menyimpulkan mengenai masalah ini karena butuh penelitian lebih lanjut lagi apakah efek tersebut bersifat permanen atau hanya temporal saja.
Sleepy Umumkan Akan Tinggalkan Kursi Pelatih Alter Ego Indonesia
Klik link untuk baca https://t.co/4amp0HJCMC— SKOR.id (@skorindonesia) December 26, 2021
Berita Bugar lainnya:
Mengenal 5 Cara Kontrasepsi untuk Pria
Jenis Sakit Kepala yang Berkaitan dengan Virus Corona, termasuk Varian Omicron