- Hampir 10 tahun lalu, Tariq Al-Sharabi menerima tugas yang sangat penting saat bekerja sebagai staf humas bagi klub Uni Emirat Arab, Al Wasl.
- Pada awalnya dia diminta menjadi penerjemah Bahasa Inggris saat Al Wasl menggelar konferensi pers Diego Maradona sebagai pelatih mereka.
- Setelah itu Tariq Al-Sharabi ditugaskan untuk mendampingi si pelatih dalam setiap konferensi pers.
SKOR.id – Kehidupan Tariq Al-Sharabi berubah saat dia diminta untuk menjadi penerjemah bagi pelatih baru klub Uni Emirat Arab (UAE), Al Wasl, pada pertengahan Mei 2011.
Tariq Al-Sharabi adalah staf public relations (PR) dan komunikasi klub sepak bola Al Wasl dan sekarang menjabat sebagai direktur pelaksana Cicero dan Bernay PR.
Namun, saat itu Tariq Al-Sharabi tidak pernah membayangkan bahwa ia harus mendampingi Diego Maradona, pelatih asal Argentina yang seorang juara Piala Dunia.
Berikut adalah pengakuan Tariq Al-Sharabi tentang pengalamannya tersebut, seperti yang dikisahkannya kepada media online The National.
Ketika Diego Maradona tiba di Dubai, dia baru saja mengalami masa-masa buruk dengan tim nasional Argentina di Piala Dunia 2010.
Mereka hanya mampu finis posisi kelima di turnamen itu dan Federasi Sepak Bola Argentina memutuskan tidak memperpanjang kontrak Maradona.
Kemudian Maradona tiba di Al Wasl dan Anda segera menyadari dia tidak pernah menghilang dari hati orang-orang yang mencintainya.
Tiba-tiba, seluruh dunia ingin tahu apa yang dia (Maradona) lakukan di Dubai.
Saya sudah mengerjakan urusan kehumasan Al Wasl satu bulan sebelumnya ketika saya mendapatkan pesan teks (SMS) karena saat itu WhatsApp belum diperkenalkan di UEA.
Isi pesan itu "Tariq yang terhormat. Harap persiapkan diri Anda, karena Anda akan mengumumkan penunjukan Diego Maradona sebagai pelatih kami."
Rest In Peace, Legend ✨
Cicero and Bernay had the honor of working directly with Diego Maradona for more than a year. His charismatic personality will surely be missed.
Our condolences go out to the family and friends.
Adios, Diego.#King #Legend #GOAT #RIP #maradona10 pic.twitter.com/7UvFbtCPxO— Cicero & Bernay PR (@CiceroandBernay) November 26, 2020
Anda hanya tidak mendapatkan pesan seperti itu. Tidak pernah. Tak ada pertemuan apa pun untuk membahas rencana itu. Hanya pesan teks biasa. Saya menjawab untuk berkata: ‘Mari kita serius. Pengumuman apa sebenarnya?’”
Mereka memberi tahu bahwa Diego Maradona akan datang untuk melihat ke lapangan, lalu menghadiri konferensi pers untuk mengumumkan dia sebagai pelatih Al Wasl.
Saya tidak percaya itu. Saya harus merahasiakannya, tetapi orang-orang di luar sudah mulai memberitakannya, jadi kami harus mengumumkannya lebih awal.
Tiba-tiba saja saya harus bersiap untuk melakoni konferensi pers paling besar yang pernah dia ikuti dalam hidupnya. Ternyata, itu baru awalan.
adios mi amigo pic.twitter.com/DqchylMZMf— Tariq Al-Sharabi (@Tariq_Sharabi) November 25, 2020
Entah bagaimana pada akhirnya saya bertanggung jawab atas setiap konferensi pers Diego Maradona, menerjemahkannya. Itu tak direncanakan sama sekali.
Lima belas menit sebelum konferensi pers pra-pertandingan pertama itu, saya diberi tahu banyak RSVP berasal dari media Inggris, jadi butuh penerjemah. Mereka berkata: "Tariq, tolong, Anda menerjemahkannya ke dalam bahasa Inggris."
Saya bilang oke. Itu pengalaman yang luar biasa.
Saya belum pernah melakukan hal seperti itu sebelumnya. Diego duduk di kiri saya. Dan saya melihat minimal 12 kamera TV, berdesak-desakan di sebuah ruangan kecil itu.
Orang-orang mendekat, saling berdekatan, duduk di lantai. Tak pernah terjadi ada begitu banyak mikrofon di Al Wasl.
View this post on Instagram
Penerjemah bahasa Spanyol ke bahasa Arab mulai berbicara dan saya tidak sadar seberapa banyak Diego berbicara.
Saya bahkan tidak pegang pena dan kertas. Saya mencoba mengingat apa yang dia katakan.
Saya mulai bicara dan untungnya para jurnalis senang dan menghargainya. Diego juga.
Sejak itu saya selalu duduk dengan Diego sebelum dan setelah setiap pertandingan, membantu dia saat berbicara untuk media.
Faktanya Diego tidak pernah peduli soal apa pun yang akan dia katakan. Dia hanya berkata: "Biarkan mereka bertanya apa yang mereka inginkan."
Just got back from #Maradona's presser, had the chance to chat with him before it started. I asked him about Del Piero pic.twitter.com/bitMcVIY— Tariq Al-Sharabi (@Tariq_Sharabi) May 21, 2012
Terkadang dia berkata: “Tariq, di penghujung hari ini, tanyakan apakah saya punya sesuatu untuk ditambahkan. Ingat itu!"
Dia ingin menyampaikan sesuatu dan dia khawatir media tak akan menanyakannya, karena itu tidak ada hubungannya dengan Al Wasl v Al Wahda, misalnya.
Suatu hari dia pura-pura tidak siap, lalu berkata: "Ada sesuatu yang ingin saya tambahkan."
Itu tentang Pele. Saya selalu penasaran ketika Diego berbicara tentang Pele.
Saya selalu mengevaluasi apakah mereka akan menerima pukulan satu sama lain karena mereka benar-benar tidak menyukai satu sama lain. Masing-masing menganggap diri mereka yang terhebat.
Al Wasl present the No.10 jersey to Football legend Diego Maradona pic.twitter.com/GLhJ1uw— AlWasl SC (@AlWaslSC) September 11, 2011
Atau apakah mereka memiliki rencana licik di antara mereka karena berpikir, dengan (Lionel) Messi, (Cristiano) Ronaldo dan Neymar jadi sorotan, orang-orang itu mungkin telah melupakan mereka dan cara terbaik untuk tetap jadi pusat perhatian adalah dengan terus seperti itu?
Sungguh lucu. Anda akan melihat foto-foto mereka saling berpelukan, lalu keesokan harinya mereka saling menusuk dari belakang. Kali ini, Diego ingin mengatakan sesuatu.
Dia berkata: “Ada orang ini, saya tidak tahu apakah Anda mengenalnya, namanya Pele. Dia mengatakan Neymar lebih baik dari Messi.”
"Sekarang, dengarkan! Saya yakin Neymar pesepak bola fenomenal. Tetapi tolong, jangan bandingkan siapa pun dengan Messi. Tidak ada perdebatan di sana.”
“Itu karena Pele minum pil: pil malam dan pil pagi. Kadang dia mencampurkannya."
Para jurnalis menulis komentar Maradona itu dan orang-orang mulai menggila.
Saya harus menerjemahkan semua itu. Dia berbicara dalam bahasa Spanyol dan saya tidak tahu apa yang dia katakan sampai penerjemah Arab menerjemahkannya.
Dan, saat dia menerjemahkannya, otak saya langsung berputar: “Astaga. Saya harus mengatakan semua hal tentang Pele sekarang!”
A picture of Maradona in the Press Conference pic.twitter.com/m8yW1U5i— AlWasl SC (@AlWaslSC) January 21, 2012
Selalu ada momen menghibur bersamanya. Saya memang harus memfilter apa yang dia katakan beberapa kali, tetapi hanya beberapa.
Untuk seseorang dengan ketajaman dan karisma seperti Diego, saya sempat khawatir. Tapi, dalam 1,5 tahun, dia tidak melakukan apa pun yang liar, atau yang tidak bisa diatur.
Ya, Diego memang membahas tentang politik dunia, Argentina, Messi, Pele, Liga Champions, sejuta hal.
Tetapi Diego senang di sini. Dia mencintai Dubai, dia mencintai klub ini, dia mencintai fan, mencintai jurnalis dan bahkan berteman dengan beberapa dari mereka.
Proses menerjemahkan dari bahasa Spanyol ke Arab, lalu ke bahasa Inggris akan memakan waktu, dan pada suatu konferensi pers saya berbicara, Diego berpura-pura tertidur.
صديقي @Tariq_Sharabi يروي تجربته مع جنون مارادونا عندما كان يدير اطلالاته الاعلامية ويترجم له في المؤتمرات.
في إحدى المرات كانت الترجمة طويلة فنام مارادونا.https://t.co/QPAPusD4Hy pic.twitter.com/1rhCxNsonU— Ahmad KHATIB الخطيب (@ahmad_khatib) November 27, 2020
Dia mendengkur, saya bisa mendengarnya. Apa yang harus saya lakukan? Dia yang bicara selama lima menit. Mereka menggunakan fotonya saat tertidur di koran Al Ittihad.
Dia memainkan peran. Ketika saya selesai, saya pun menyenggolnya dan berkata: "Diego?" Dia bangun dan berkata dalam bahasa Spanyol: "Sudah selesai?"
Di lain waktu, saya harus mengatur pertemuan antara Peter Reid, mantan pemain sepak bola Inggris yang bekerja sebagai analis TV di Abu Dhabi, dan Diego.
Peter, yang merupakan pemain timnas Inggris yang mengejar Diego dari garis tengah untuk "Gol Tangan" yang terkenal di tahun 1986, bersikers ingin mengatur Diego.
Saat itu Peter berkata: “Tariq, saya ingin Anda tahu alasan saya ingin bertemu Diego. Karena saya ingin melihatnya dari depan. Saya hanya pernah melihatnya dari belakang."
Saya menyampaikannya kepada Diego dan dia bilang akan menyambutnya. Mereka bertemu, berpelukan, lalu saling berpegangan tangan. Lalu Peter berkata: "Oh, tangan ini!"
Diego menjawab, dalam bahasa Inggris: "Maaf! Saya minta maaf!"
Lalu, tanpa sadar, Peter mencium tangan Diego. Saya tak tahu mengapa dia melakukan itu - mungkin karena Diego mengatakan dia menyesal dengan tatapan mata anak anjing.
TV Abu Dhabi menangkap momen itu, menayangkannya di TV, dan memposting di YouTube.
Anda seharusnya melihat reaksi publik Inggris. Saya merasa sangat kasihan pada Peter. Dia pria yang sangat baik.
Dan, momen seperti itu terjadi sepanjang waktu.
Orang-orang ingin bertemu dengannya. Roberto Carlos datang ke klub. Robin van Persie datang bersama keluarganya, menanyakan apakah dia bisa bertemu Diego.
Itulah Diego. Sungguh, dia tidak seperti orang lain yang pernah saya temui.
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube dan Twitter dari Skor Indonesia.
View this post on Instagram
Berita Entertainment Lainnya:
Roger Federer yang Dinilai Pantas Menyandang Status GOAT, Bukan Rafael Nadal atau Pete Sampras
Tristan Thompson Resmi ke Boston Celtics, Khloe Kardashian Memilih Tetap Tinggal di LA