- Mantan atlet renang AS Michael Phelps bicara soal perjuangan melawan depresi selama pandemi.
- Pria 34 tahun itu mengaku mulai merasa depresi saat pensiun setelah Olimpiade 2016.
- Berkat terapi dan dukungan keluarga, Michael Phelps bisa mengelola pikiran negatif dalam dirinya.
SKOR.id – Pandemi virus corona (Covid-19) benar-benar menghadirkan tantangan berat bagi kesehatan mental mantan atlet renang Amerika Serikat (AS) Michael Phelps.
Michael Phelps, 34 tahun, adalah peraih 23 medali emas Olimpiade yang mengundurkan diri dari dunia renang profesional sepulang dari gelaran di Rio De Janeiro 2016.
Medali-medali itulah yang kemudian membuat Phelps meraih predikat sebagai atlet paling sukses sepanjang sejarah pesta olahraga terbesar empat tahunan tersebut.
Tetapi, pada kenyataannya, ada rahasia besar yang menyelimuti kehidupan mantan atlet kelahiran 30 Juni 1985 di Baltimore, Maryland, AS itu.
Baru-baru ini Michael Phelps berbicara terus terang tentang perjuangannya melawan depresi yang mulai dialami setelah dirinya menjauh dari kolam renang.
Berita Entertainment Lainnya: Bintang LA Lakers, LeBron James, Akan Produksi Film yang Dibintangi Adam Sandler
Bapak tiga anak ini bahkan mengakui perasaan tertekan yang menyerangnya itu sempat beberapa kali memunculkan keinginan untuk bunuh diri.
Kini, tanpa rutinitas yang tetap selama wabah Covid-19, Phelps mengungkapkan bahwa ia mengalami salah satu momen paling berat dalam hidupnya.
"Saya kembali mengalami salah satu ‘periode’ itu. Dan sering. Nonstop. Mood saya naik turun," kata Michael Phelps seperti dilansir ESPN.
"Pandemi ini menjelma jadi salah satu momen paling menakutkan dalam hidup saya. Syukur saya dan keluarga dalam kondisi aman dan sehat,” ia menambahkan.
Michael Phelps juga merasa beruntung tak perlu khawatir soal membayar tagihan atau meletakkan makanan di atas meja, seperti banyak orang lain saat ini.
Tetapi tetap saja, ia kesulitan. Sejak pensiun dari renang, Phelps sering meluangkan waktu untuk menjadi penasehat yang secara terbuka membahas mengenai kesehatan mental.
Phelps menggambarkan bagaimana terapi dan dukungan dari keluarga, utamanya sang istri, Nicole, telah membantunya mengelola depresinya.
Dalam beberapa pekan terakhir ini, pria 34 tahun tersebut selalu menghabiskan setiap paginya untuk melatih kebugaran di gym selama 90 menit.
"Jika saya melewatkan satu hari saja, itu akan menjadi bencana," Phelps mengakui. Karena setelahnya pikiran-pikiran negatif berkelebatan di kepala."
Berita Entertainment Lainnya: Atlet Termahal, Roger Federer Tempel Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo
Ketika itu terjadi, hanya Phelps sendiri yang bisa menghentikannya. Dan hal tersebut biasanya tidak lantas segera berhenti.
Ia akan berusaha menyeret pikiran negatif keluar. Bahkan tak jarang Michael Phelps menghukum dirinya sendiri dalam prosesnya.
Rupanya, kebiasaan jelek itu yang selalu dilakukan Phelps jika dia merasa telah membuat kesalahan atau jika membuat marah seseorang.
“Saya selalu berpikir itu kesalahan saya dan akhirnya makin menenggelamkan saya dalam suasana hati yang buruk. Menyalahkan diri sendiri,” Phelps menuturkan.
"Ketika itu terjadi hari demi hari, Anda akan menempatkan diri sendiri dalam situasi yang menakutkan dengan cepat. Dan itu yang sering terjadi selama karantina ini."
Berita Entertainment Lainnya: 10 Jam Tangan Termahal Milik Pesohor Olahraga, Tembus Rp263 Miliar
Untungnya, Michael Phelps masih disibukkan dengan aktivitasnya sebagai juru bicara perusahaan terapi online TalkSpace.
Dan awal Mei ini, ia menyumbangkan 500 bulan terapi gratis bagi para pekerja medis yang berada di garis terdepan dalam penanganan Covid-19.
Dia juga meluncurkan Michael Phelps Foundation yang mempromosikan gaya hidup sehat untuk anak-anak melalui aktivitas berenang.
"Ada banyak orang yang mengalami masalah sama seperti saya. Dan saya ingin membantu. Saya ingin ikut bertanggung jawab," kata Michael Phelps, mengutarakan alasannya.