- Naomi Osaka, petenis Jepang, telah meraih dua gelar grand slam dan masuk 10 besar peringkat tenis dunia.
- Ternyata perempuan yang tumbuh besar di New York ini mengaku memiliki musuh dalam dirinya: rasa malu yang besar.
- Tetapi, berkat Jay-Z dan Beyonce, Naomi Osaka mampu mengatasi kekurangan itu dan kini mampu berbicara dalam kalimat penuh.
SKOR.id - Dua gelar grand slam dan masuk 10 besar peringkat tenis dunia jelas pencapaian yang luar biasa bagi Naomi Osaka.
Tetapi, pada masa karantina tanpa tenis ini, petenis 22 tahun itu ingin menghadapi musuh terberatnya: rasa malu yang begitu melumpuhkannya.
Berita Tenis Lainnya: Nick Kyrgios Sebut Andy Murray Lebih Hebat dari The Big Three
"Saya memiliki banyak penyesalan sebelum tidur, dan bagian terbesarnya adalah saya tidak bisa mengutarakan apa yang saya pikirkan," kata Naomi Osaka, kepada CNN Sport dari dapur rumahnya di Los Angeles.
Malam sebelumnya, petenis ranking 10 dunia itu tidak biasanya mengunggah serangkaian kicauan yang mengungkapkan kepada dunia soal perjuangan batinnya.
"Saya sudah selesai bersikap pemalu. Ini benar-benar buang-buang waktu," tulis petenis berdarah Jepang tersebut.
"Saya bisa berbagi banyak ide sekarang. Semua hal bisa saya pelajari sendiri, tapi tidak, saya hanya akan membahayakan diri sendiri."
Naomi Osaka mengatakan ketidakmampuannya untuk bicara itu, kadang-kadang, berakibat banyak hal-hal yang diambil “paksa” darinya.
"Ada banyak waktu ketika saya melihat diri saya dalam situasi yang memungkinkan saya bisa memberikan masukan, tetapi saya malah harus menahan lidah.”
Pada akhirnya, Naomi Osaka menambahkan, hal-hal terus bergerak di sekitarnya dengan cara yang tidak bisa dia nikmati.
"Saya merasa jika saya bisa menegaskan diri sendiri, saya akan mendapat kesempatan untuk melihat apa yang akan terjadi."
Jay-Z dan Beyonce
Kalaupun ada satu momen terlewatkan yang berulang-ulang berputar di pikirannya, itu tidak ada kaitannya dengan tenis. Tapi melibatkan idola terbesarnya, Jay-Z dan Beyonce.
Medio 2019, Osaka bertemu pasangan superstar itu ketika berlibur di Turks dan Caicos di Kepulauan Karibia. Sialnya, dia hampir tidak bisa berucap apapun.
"Jay-Z mulai bicara pada saya, tapi, karena gugup dan ketika saya hendak mengucapkan kata balasan, dia tiba-tiba berkata, 'Apakah kamu malu?' dan saya berkata, 'yeah’, dan obrolan pun terhenti!"
Ini pengakuan yang sangat manusiawi dari bintang olahraga global yang, seperti kita semua akan merasa gugup ketika bertemu sang idola.
Berita Tenis Lainnya: Bukan Beyonce, Naomi Osaka Ungkap Orang yang Paling Ingin Ditemui
Bedanya, Osaka kemungkinan bisa bertemu mereka lagi di masa depan dan, pada saat itu, perempuan muda ini tahu apa yang ingin dia katakan.
Ia ingin menggunakan kesempatan itu untuk memberi tahu orang-orang itu bahwa ia sangat menghargai kehadiran mereka dalam perjalanan kariernya di tenis.
"Saya ingin berterima kasih kepada Jay-Z dan Beyonce karena mereka membuat musik yang bisa memotivasi saya.”
“Karena, jujur, ada suatu masa di dalam hidup saya ketika saya hanya perlu menonton pertunjukan Beyonce untuk mendapatkan motivasi.”
"Sekarang saya juga mendengarkan lagu-lagu lama Jay-Z karena saya merasa mereka benar-benar hebat."
I’m done being shy. It’s really a waste of my time. I could’ve shared so many ideas by now, I could’ve had convos with so many different people. All the things I could’ve learned ????????♀️ but no I’m over here actually putting my own limiter on myself.— NaomiOsaka大坂なおみ (@naomiosaka) May 5, 2020
Kalimat Penuh
Setidaknya Osaka tahu seberapa jauh dia telah berubah.
Jeda sejenak, Osaka ingat suatu saat di awal kariernya ketika, bahkan, memasuki ruang ganti turnamen adalah tantangan yang membuat jantungnya berdegup kencang.
"Saya sangat pemalu, tak tahu harus berbuat apa, atau ke mana harus menyimpan barang-barang saya," kata perempuan kelahiran 16 Oktober 1997 ini.
"Mungkin, beberapa tahun lalu saya akan sangat malu melakukan wawancara ini. Anda bisa jadi hanya dapat dua kata dari saya. Sekarang kita berbicara dalam kalimat penuh!"
Osaka tidak menampik refleksi dirinya ini terjadi ketika tenis bergulat dengan pandemi virus corona.
Biasanya, Osaka akan berusaha untuk mempertahankan performa fisik yang membuatnya memenangkan US Open dan Australia Open secara berurutan.
Tetapi tanpa lapangan tenis, sparring partner, atau cara berlatih yang layak, Osaka telah menerima situasi saat ini seperti apa adanya.
Hidup selayaknya orang biasa, bukan petenis profesional.
"Bagi saya, ini agak mengkhawatirkan, tetapi saya tahu bahwa pemain lain berada di posisi yang sama dengan saya. Mungkin."
Alasannya, bukan karena Osaka bakal lupa cara bermain tenis. Atau karena dia tidak ingin berlatih tenis lima jam dalam sehari.
"Karena seperti itulah biasanya Anda akan merasa lelah, sementara Anda tidak pernah tahu kapan turnamen akan dimulai lagi."
Yang jelas, Osaka sudah tahu bahwa ketika itu terjadi, dia akan muncul sebagai sosok yang berbeda.
"Saya akan lebih merasa bersyukur karena Anda tidak pernah tahu kapan hal seperti ini akan terjadi lagi dan saya sangat merindukan tenis," Osaka menuturkan.
Berita Tenis Lainnya: Lapangan Tanah Liat Minim di Jakarta, Petenis Aldila Sutjiadi Prihatin
Seiring waktu, untuk saat ini Osaka hanya berusaha menjalani hari demi hari.
"Saya ingin menggunakan jeda ini untuk mempelajari hal yang baru, mengasah kemampuan diri, karena saya cukup yakin saya tidak akan memiliki waktu luang sebanyak ini lagi."