- Pemilik Manchester City, City Football Group (CFG) harus mengendalikan delapan klub mereka dari seluruh dunia selama krisis global ini.
- Hal itu berarti mengelola 13 kantor di seluruh dunia, lebih dari 2.000 karyawan, dan 1.500 pemain dalam daftar mereka.
- Meskipun fokus pada kondisi internal, masing-masing klub diharapkan tetap peduli pada komunitas mereka.
SKOR.id – Mengelola satu klub sudah cukup melelahkan selama beberapa minggu terakhir ketika virus corona mengirim sepak bola ke dalam kekacauan.
Jadi, bayangkanlah usaha untuk mengendalikan apa yang sedang terjadi di delapan klub di seluruh dunia.
Baca Juga: Tanpa Vaksin Covid-19, Mayoritas Warga AS Ogah Nonton Langsung Pertandingan
Itulah tugas yang dihadapi City Football Group (CFG) yang telah menjadi salah satu lembaga olahraga terbesar di dunia selama tujuh tahun terakhir.
Selain Manchester City di Inggris, CFG juga memiliki tim lain di Amerika, Australia, Spanyol, Jepang, Cina, India, dan Uruguay.
Ada 13 kantor mereka di seluruh dunia, dengan lebih dari 2.000 karyawan dan 1.500 pemain dalam daftar keanggotaan mereka.
Ketika 10 persen saham dijual ke perusahaan ekuitas swasta AS, Silver Lake, tahun lalu, nilai CFG diperkirakan 4 miliar poundsterling atau sekitar Rp79 triliun.
Artinya, taruhannya tinggi sekarang dan upaya meminimalkan kerusakan yang disebabkan oleh pandemi Covid-19, sangat krusial.
Visi grup selalu berbicara tentang "menggunakan sepak bola untuk kebaikan sosial pada skala lokal dan global", dan itu sangat dibutuhkan sekarang.
Namun, tantangannya adalah bahwa pandemi global ini memunculkan tahap yang berbeda untuk masing-masing klub CFG.
Misalnya, klub Sichuan Jiuniu di Cina, telah bersiap untuk kembali menjalankan latihan.
Dari Jepang, Yokohama F. Marinos menetapkan tanggal kembali aktif per 10 Mei. Namun, negara malah mengumumkan keadaan darurat pada Selasa.
Jauh ke timur, di Melbourne City, A-League termasuk yang paling terakhir menangguhkan liga, dengan keputusan diumumkan pada 24 Maret, 11 hari setelah Liga Inggris.
Sementara itu, di India, mereka masih mencari tanggal supaya Mumbai City dan para rival mereka di Liga Super India bisa kembali menjalankan kompetisi.
Pep Guardiola dan City, anak emas CFG, juga masih dihadapkan pada ketidakjelasan terkait kompetisi 2019-2020 karena Liga Inggris ditangguhkan tanpa batas waktu.
Sementara, sebagian besar pemain mengisolasi diri dan menjaga diri mereka tetap bugar, pekerjaan terus berjalan bagi banyak staf CFG.
Omar Berrada, chief operating officer City, mengatakan: "Covid-19 menghadirkan tantangan unik bagi seluruh dunia.”
“Kami mengelola semua klub kami secara global untuk memastikan kami tetap dapat mendukung komunitas kami, di mana pun mereka berada.”
"Baik itu lewat dukungan nyata bagi para penggemar yang terisolasi, terutama yang lansia dan rentan, kiat-kiat olahraga di rumah, atau sekadar memberikan konten hiburan."
Sementara itu, di City, manajemen Etihad memberikan kesempatan kepada NHS untuk membantu pelatihan staf mereka dalam memerangi virus corona.
Menyampaikan pesan dan misi yang berhubungan dengan kesehatan untuk masyarakat luas juga menjadi tugas penting lainnya bagi klub-klub CFG.
Baca Juga: Donasi dan Lelang Barang Berharga Pemain Persija Mencapai Rp166,6 Juta
Montevideo City Torque memberikan 10.000 makan siang gratis kepada anak-anak di daerah miskin di Uruguay.
New York City FC mengumumkan sumbangan enam digit untuk New York Common Pantry, sebuah food bank yang akan menyediakan 100.000 makanan untuk keluarga-keluarga di Bronx, New York.
Dari Girona FC, di divisi kedua Spanyol, ada upaya penggalangan dana untuk rumah sakit-rumah sakit setempat.
Sumber CFG menjelaskan: “Semua klub kami melakukan berbagai hal untuk membantu komunitas lokal mereka masing-masing.”
“Kami mengadakan panggilan konferensi regular, seminggu sekali atau lebih, untuk memastikan kami saling membantu satu sama lain.”
Menjaga hubungan dengan para penggemar meskipun tanpa sepak bola juga sangat penting dilakukan oleh klub-klub CFG.
Pekan lalu, Manchester City memulai portal “Cityzens di rumah” di situs mereka yang melibatkan para pemain dan pelatih.
Yang menarik, tanpa tontonan sepak bola yang sebenarnya, divisi esport justru mengalami lonjakan popularitas.
Sumber CFG tadi menambahkan: "Kami memiliki divisi esport yang cukup besar dan itu terbukti menjadi cara bagus untuk tetap berhubungan dengan penggemar kami.”
Baca Juga: Alexander Zinchenko Ajak Pesepak Bola Rusia Lain Mabar CS:GO
“Sangatlah penting menjaga koneksi selama masa-masa sulit ini. Kami menyediakan konten sebanyak yang kami bisa.”
"Kami tidak tahu berapa lama krisis global ini akan berlangsung, tapi kami akan terus berusaha melakukan tanggung jawab kami untuk komunitas."