- Netflix mengisi kekosongan agenda sepak bola akibat wabah virus corona dengan meluncurkan serial The English Game.
- The English Game mencerutakan sepak bola mula-mula di Inggris yang diklaim berdasarkan kejadian sesungguhnya (true events).
- Namun, film ini tidak disebut tidak sepenuhnya sesuai dengan fakta sebenarnya.
Catatan redaksi: Artikel ini memuat bocoran ide cerita (spoiler). Pembaca diharapkan bijak.
SKOR.id - Di tengah kekosongan agenda sepak bola, serta olahraga lain, akibat pandemi virus corona, layanan streaming film berbayar Netflix meluncurkan serial The English Game.
Netflix meluncurkan The English Games pada 20 Maret 2020. Sementara baru ada satu season dengan enam episode.
Baca Juga: 5 Film Pendek Sepak Bola Indonesia; dari Garing, Lucu, hingga Serius
The English Game mendasari kisahnya pada kejadian sesungguhnya (true events) dengan setting sepak bola mula-mula di Inggris pada 1882.
Pusat ceritanya adalah tentang pemain profesional pertama asal Skotlandia, Fergus Suter yang dimainkan aktor Kevin Guthrie.
The English Game menceritakan seluruh perjalanan karier Suter, dari Glasgow Rangers hingga ke Darwen, dan Blackburn Rovers.
Kisah perjalanan Suter termasuk kehidupan asmaranya serta pertandingan melawan Old Etonians, klub campuran kelas pekerja dan siswa sekolah Eton yang menjuarai Piala FA pada musim 1879.
The Old Etonians memiliki bintang Arthur Kinnaird (dimainkan oleh aktor Edward Holcroft). Kinnaird, kemudian menjadi orang pertama yang memimpin FA, disebut cukup piawai bermain.
Namun, Suter yang bermain untuk Blackburn Rovers pun berhasil mengalahkan Kinnaird dan Old Etonians dalam final Piala FA 1883.
Namun, fakta ini dikritisi sejumlah media Inggris. Faktanya, Blackburn justru kalah dari Old Etonians pada final Piala FA 1882.
Suter pun sebenarnya tidak tampil dalam dalam laga final Piala FA 1883. Sebab Blackburn Rovers tidak tampil, melainkan Blackburn Olympic yang mengalahkan Old Etonians.
Julian Fellowes, pencipta serial ini, mengatakan fakta sepak bola hanya menjadi latar. Sebagai film, Fellowes fokus pada sisi drama --terutama pada pergulatan antarkelas abad ke-19.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Film Olahraga Voli Selama #dirumahaja
"Ceritanya bukan soal sepak bola, tapi drama manusia. Mereka berada dalam masa kuartal terakhir abad ke-19.
"Yang terjadi di sepak bola juga terjadi di masyarakat," ujar Fellowes kepada The Telegraph.