- Arema FC menjadi salah satu tim Liga 1 2022-2023 yang mengalami guncangan paling dahsyat akibat Tragedi Kanjuruhan.
- Sebab, seluruh anggota tim Arema FC dipaksa menyaksikan korban-korban Tragedi Kanjuruhan meregang nyawa akibat gas air mata.
- Insiden kelam ini membuat pemain dan ofisial Arema FC alami trauma psikologis dan harus jalani proses pemulihan untuk bisa beraktivitas normal.
SKOR.id – Tak bisa dimungkiri, Arema FC menjadi salah satu kontestan Liga 1 2022-2023 yang terpukul akibat meletusnya Tragedi Kanjuruhan yang telah menewaskan 135 korban jiwa tersebut.
Sebab, para pemain, ofisial, dan staf pelatih Arema FC harus menyaksikan langsung betapa pedihnya melihat ratusan korban jiwa berjatuhan di Stadion Kanjuruhan.
Mereka juga ikut membantu evakuasi korban yang sebagian besar mengalami gangguan pernafasan akibat tembakan gas air mata yang dilontarkan aparat kepolisian ke tribune penonton.
Suasana ruang ganti yang hanya dikhususkan bagi masing-masing tim pun disulap menjadi ruang evakuasi bagi para penonton yang membutuhkan pertolongan medis karena paparan gas air mata.
Pada detik-detik itulah, momen menyayat hati yang disaksikan seluruh anggota tim Singo Edan menjadi pengalaman serta memori yang tak mungkin hilang dalam ingatan.
Selepas Tragedi Kanjuruhan, kesedihan seolah tak berhenti menghampiri para pemain Arema FC.
Mereka mendengar sendiri kesaksian-kesaksian korban serta jerit tangis keluarga yang ditinggalkan.
Sebab, manajemen dan anggota tim Arema FC masih sering mengunjungi keluarga korban pascakejadian.
Mereka mengikuti berbagai ritus, mulai dari takziah hingga tahlilan, untuk mendoakan para korban.
Itu belum termasuk ketika mereka berkunjung ke rumah sakit untuk menjenguk korban-korban luka dengan berbagai tingkat keparahan.
Pemulihan Mental Pasca-Tragedi Kanjuruhan
Pelatih Arema FC, Javier Roca tak menampik jika para pemainnya mengalami guncangan psikologis akibat peristiwa traumatik yang terjadi pada Tragedi Kanjuruhan.
Javier Roca pun harus berhati-hati dalam menentukan setiap kebijakan, terutama program-program latihan tahap awal untuk memulihkan kondisi mental anak asuhnya.
Saat pertama kali menginjak lapangan pada Jumat (21/10/2022), Javier Roca mengakui bahwa kondisi psikologis anak asuhnya belum juga pulih total meski sudah tiga pekan sejak Tragedi Kanjuruhan.
Dari pengamatannya, Roca bisa memahami jika beberapa pemain Arema FC masih belum bisa beraktivitas secara normal karena diliputi trauma dan kesedihan.
“Ada beberapa pemain yang masih, saya tidak ingin salah sebut tapi saya tidak tahu apakah itu trauma atau diliputi kesedihan,” kata Roca kepada awak media, Sabtu (22/10/2022).
Pelatih berusia 45 tahun ini sebetulnya enggan berbicara secara detail soal kondisi psikologis para pemainnya.
Sebab, itu menjadi ranah staf psikologis yang membantu tim Singo Edan pada posisi sekarang.
Untuk diketahui, seluruh anggota tim Arema FC sempat mendapatkan pendampingan dari tiga psikolog asal Universitas Indonesia (UI), yakni Dian Wisnuwardhani, Diana, dan Edward Andriyanto Soetardhio.
Roca menyebut, para pemain masih belum bisa berkonsentrasi penuh saat mengikuti aktivitas yang diberikan oleh tim pelatih dan psikolog.
Latihan Hanya Sebatas Jaga Kebugaran
Sampai saat ini, Javier Roca memang belum memberikan materi latihan yang spesifik mengasah taktik maupun teknik pemain.
Sebab, fokusnya masih sebatas menjaga kebugaran. “Latihan masih di stabilitas kebugaran saja," ujarnya.
"Biasanya latihan kan untuk kebutuhan kompetisi, tapi saat ini tujuannya paling tidak ada kegiatan,” kata Javier Roca.
Sesi latihan Arema FC ini berlangsung enam hari dalam sepekan. Setiap, akhir pekan pelatih memberikan jatah libur sehari untuk istirahat para pemain.
Pada setiap sesi latihan, pelatih berusia 45 tahun itu juga menyelipkan program latihan yang melibatkan bola. Hal ini bertujuan agar sentuhan bola para pemain tidak hilang.
“Pada sesi latihan saya memang ada bola. Jadi tidak ada latihan terpisah. Mungkin ada sesi latihan terpisah di gym, tapi sekarang sesi latihan normal,” ujarnya.
Berita Arema FC Lainnya:
Mundurnya Juragan 99 dari Arema FC Jadi Peringatan bagi Pengelola Sepak Bola di Indonesia
Aremania Demo di Kejari Kota Malang terkait Tragedi Kanjuruhan, Sampaikan 4 Tuntutan
Alasan Juragan 99 Mundur dan Cerita Menjadi Presiden Arema FC