- Menteri BUMN, Erick Thohir, bertemu dengan Presiden FIFA, Gianni Infantino, di Qatar, 5 Oktober 2022.
- Dalam pertemuan itu, Erick menyampaikan secara langsung surat dari Presiden Jokowi ke Presiden FIFA.
- Erick Thohir menegaskan, lima poin yang disampaikan FIFA untuk transformasi sepak bola Indonesia, harus dikerjakan bersama oleh seluruh stakeholder.
SKOR.id - Menteri BUMN, Erick Thohir, menjadi salah satu yang berperan mewakili Pemerintah Indonesia untuk berkomunikasi dengan FIFA terkait Tragedi Kanjuruhan, 1 Oktober 2022, yang menewaskan hingga 131 orang.
Berkat kiprah dan pengalamannya di kancah olahraga internasional, Presiden RI, Joko Widodo, mempercayakan Erick Thohir bertemu Presiden Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA), Gianni Infantino, Rabu (5/10/2022), di Doha, Qatar. Erick Thohir diminta untuk menyampaikan surat dari orang nomor satu di Indonesia tersebut.
Erick Thohir mengatakan, sebelum bertemu dan berdiskusi dengan Presiden FIFA, ia juga menghubungi para pemangku kepentingan olahraga di Tanah Air lainnya.
"Ketika saya berdiskusi dengan FIFA saya telepon pak Menpora, saya telepon Ketua PSSI, bahkan Pak Mahfud MD juga saya telepon. Karena yang terpenting, pemerintah harus hadir menyelesaikan masalah-masalah itu, tetapi jangan sampai berbenturan dengan aturan FIFA,” ucap Erick.
Erick menjelaskan bahwa FIFA memberikan alternatif untuk menyelesaikan persoalan sepak bola di Indonesia, dan sanksi bukanlah pilihan. “Kalau dilihat dari suratnya yang kemarin sempat ditayangkan oleh Bapak Presiden Jokowi, di situ jelas FIFA memberikan alternatif selain memberikan sanksi. Jadi FIFA tidak memberi sanksi, tapi ada 5 poin yang harus dikerjakan secara bersama-sama,” ujar Erick.
FIFA bersama pemerintah, kata Erick, dan juga termasuk AFC dan PSSI akan melakukan transformasi sepak bola Indonesia. “Dalam masa transformasi ini, FIFA akan berkantor di Indonesia," mantan Presiden Klub Inter Milan itu menegaskan.
Adapun lima butir kegiatan bersama yang dirumuskan FIFA itu, pertama adalah mengaudit ulang lapangan sepak bola atau stadion sepak bola yang layak dipakai dan yang belum layak. Untuk stadion yang belum layak dipakai, akan diperbaiki atau direnovasi.
Dalam konteks stadion ini, ada aturan yang memisahkan jalur kedatangan pemain dan penonton. Jadi, kedatangan penonton dan kedatangan pemain tidak boleh tercampur atau jadi satu. Sebab, pemain harus dilindungi, penonton pun harus dilindungi.
Kedua, "FIFA dan pemerintah Indonesia harus men-trainning semua perangkat hukum agar sesuai dengan aturan yang sudah disepakati dunia dalam penjagaan atau pendampingan pertandingan sepak bola, baik saat pertandingan dan sesudah pertandingan," ujar Erick.
Ketiga, suporter harus menjadi bagian daripada transformasi. Sebab, suporter juga harus sportif, tidak saling menyalahkan. Dengan sosialisasi dan peran serta suporter dan klub sepak bola, diharapkan ekosistem sepak bola Indonesia bisa lebih baik. Bayangkan kalau Indonesia kena sanksi 5-8 tahun, sepak bola Indonesia mungkin akan rubuh.
"Inilah kita jaga kenapa semua stakeholder harus sama-sama mau bertransformasi, itu baru poin nomor 3. Suporter harus masuk data base, harus terlibat, klub-klub pemilik juga harus terlibat,” Erick menuturkan.
Keempat, mengatur jadwal pertandingan. FIFA melihat, bahwa jadwal pertandingan harus sudah selesai dilakukan pada saat transportasi publik masih beroperasi. Sebab kalau sudah tidak ada kendaraan umum pada saat pertandingan usai, maka akan menimbulkan kerumunan sehingga memicu perseteruan. Erick Thohir menuturkan, kick-off paling maksimal adalah pada pukul 17.00 WIB.
Erick yang juga berlatar belakang media, menyadari hal ini tidak terlalu menguntungkan bagi televisi karena pertandingan bola yang menyedot banyak penonton, tidak bisa tayang di prime time.
“Mungkin untuk dunia televisi akan teriak-teriak,” ucapnya.
Poin terakhir adalah, soal pendampingan ahli untuk transformasi sepak bola di Indonesia. "Tim transformasi yang akan dibentuk itu nanti akan dibicarakan antara Presiden FIFA dan Presiden Jokowi di mana Presiden FIFA akan datang ke Indonesia pada tanggal 18 Oktober," Erick Thohir mengungkapkan.
Baca Juga Berita Sepak Bola Lainnya:
Erick Thohir: FIFA Minta Kick-off Tak Boleh di Atas Jam 5 Sore
Persis Solo Tuntut 5 Hal terkait Penanganan Tragedi Kanjuruhan