- Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan, menegaskan, dirinya menolak untuk mengundurkan diri usai pecahnya Tragedi Kanjuruhan.
- Menurut Ketua Umum PSSI, bentuk pertanggungjawabannya ialah mengawal pengusutan Tragedi Kanjuruhan hingga tuntas.
- Hal ini menjadi jawaban Ketum PSSI setelah mendapatkan desakan dari publik untuk mundur dari jabatannya tersebut.
SKOR.id – Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan, menegaskan bahwa dirinya menolak untuk mengundurkan diri dari jabatannya tersebut pascaterjadinya Tragedi Kanjuruhan.
Menurut publik, Ketua Umum PSSI menjadi salah satu sosok yang ikut bertanggung jawab atas meletusnya tragedi di Stadion Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022, yang telah memakan 125 korban jiwa tersebut.
Menanggapi desakan itu, lelaki yang akrab disapa Iwan Bule ini tetap bergeming. Dia menyebut, pertanggungjawabannya sebagai Ketua Umum PSSI ialah mengawal pengusutan insiden tersebut.
“Bentuk pertanggungjawaban saya adalah seperti sekarang (di Malang). Ini bentuk pertanggungjawaban saya sebagai Ketua Umum (PSSI),” kata Iriawan kepada awak media, Selasa (5/10/2022).
Menurut purnawirawan perwira polisi berpangkat akhir Komisaris Jenderal (Komjen) itu, memilih mundur berarti dirinya lari dari tanggung jawab.
Oleh karena itu, dia memastikan akan tetap mempertahankan statusnya sebagai Ketua Umum PSSI untuk mengawal proses investigasi hingga tuntas.
“Saya kalau mau lepas tanggung jawab di Jakarta saja. Ini saya namanya mengunjungi, menunggui anggota gitu ya. (Saya akan berada) di Malang sampai selesai. Salam untuk netizen ya,” ia menegaskan.
Tragedi Kanjuruhan yang telah menewaskan ratusan korban jiwa ini sebelumnya terjadi seusai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya pada pekan ke-11 Liga 1 2022-2023.
Seperti diketahui, laga tersebut berakhir dengan skor 3-2 untuk kemenangan Persebaya. Usai wasit meniupkan peluit akhir pertandingan, para pemain Persebaya langsung berlari masuk ke ruang ganti.
Mereka pun dengan cepat dievakuasi untuk meninggalkan Malang dengan menggunakan kendaraan taktis (rantis).
Tapi tak lama berselang, suporter Arema mulai masuk ke lapangan membuat situasi menjadi ricuh. Ditambah, pihak Kepolisian juga menembakkan gas air mata, yang membuat banyak penonton semakin panik.
Saat ini, Pemerintah Indonesia juga sudah membentuk Tim Gabung Independen Pencari Fakta (TGIPF) yang dipimpin Menko Polhukam, Mahfud MD, untuk mengusut tuntas mengenai kasus ini. Nantinya, TGIPF akan bekerja paling lama satu bulan untuk memberikan rekomendasi kepada Presiden RI, Joko Widodo, langkah-langkah apa saja yang mesti dilakukan untuk perbaikan sepak bola Indonesia di masa depan.
Baca Juga Berita Tragedi Kanjuruhan Lainnya:
Efek Tragedi Kanjuruhan, Suporter Sepak Bola di Pulau Jawa Sepakat Damai
Rapat Perdana TGIPF, Cari Akar Masalah Tragedi Kanjuruhan dan Bicara Kapan Kompetisi Bisa Bergulir