- Direktur Utama LIB, Akhmad Hadian Lukita mengungkapkan ada dua hal penghambat untuk merealisasikan VAR yakni SDM wasit berlisensi FIFA dan infrastruktur stadion.
- Akhmad Hadian Lukita ingin wasit Indonesia segera di sekolahkan untuk mendapat lisensi FIFA.
- Teknologi VAR sangat diperlukan untuk perkembagan sepak bola Indonesia karena sudah banyak insiden terkait keputusan wasit yang kontroversial.
SKOR.id - Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru (LIB), Akhmad Hadian Lukita mengatakan ada dua hal yang menjadi penghambat untuk merealisasikan VAR di kompetisi sepak bola Indonesia.
Sejauh ini banyak diisukan bahwa dana menjadi penghalang besar untuk teknologi VAR diterapkan di kompetisi sepak bola Indonesia.
Namun, menurut pandangan Lukita biaya bukan hal utama yang menjadi masalah terkait Teknologi VAR.
Lukita mengungkapkan ada dua hal besar yang harus dipecahkan yakni terkait SDM wasit berlisensi FIFA dan infrastruktur stadion.
Sebetulnya sejak musim lalu, PT LIB sendiri menginginkan VAR sudah diuji pada Liga 1 musim 2022-2023. Namun, karena dua faktor tersebut penggunaan teknologi VAR harus tertunda kembali.
"Teknologi perwasitan ini masuk di PSSI juga, dari awal liga musim lalu kami juga sudah diskusi VAR ini, karena banyak keputusan wasit kita yang kontroversial," ujar Lukita kepada redaksi Skor.id .
"Ini dari tim LIB juga sudah duduk bareng dengan PSSI, harapan saya memang VAR ini dilakukan musim nanti. Jadi menurut saya kalau soal biaya siapapun itu bisa mendukung untuk kemajuan sepak bola Indonesia, termasuk pemerintah bisa urun rembuk disini," ucapnya.
"Jadi konsennya itu sebenernya bukan di biaya melainkan di SDM wasit kita. Sementara wasit kita yang mempunyai lisensi FIFA tidak banyak dan kalau untuk memakai VAR sendiri minimal satu pertandingana harus ada 16 orang," ia menambahkan.
Keresahan stakeholder sepak bola Indonesia akan kinerja wasit Tanah Air yang banyak melakukan keputusan tidak tepat menjadi salah satu alasan perlunya teknologi VAR.
Akan hal itu, untuk penggunaan VAR, tak jarang pecinta sepak bola Indonesia memberikan pendapat untuk sementara menyewa wasit dari luar dalam pengoprasian VAR.
"Untuk kompetisi kita, keinginan saya tidak begitu (menyewa wasit luar). Seharusnya segera sekolahkan wasit-wasit agar mendapat lisensi FIFA," kata Lukita.
"Memang biayanya cukup besar juga, misalnya biaya satu orang 300 juta. Tetapi kembali soal biaya saya kira FIFA sendiri akan bantu.
Lukita mengaku mendapat informasi bahwa FIFA akan membuat versi ringannya VAR. Jadi itu salah satu bentuk mereka mendukung perkembangan sepak bola di negara-negara berkembang.
"Selain itu, infrastruktur stadion juga berpengaruh, jadi harus memadai agar penempatan kamera bisa proper untuk menggunakan VAR ini. Intinya memang kita masih banyak pekerjaan rumah terkait hal ini," ungkap Lukita.
Simak wawancara lengkap dengan Dirut PT LIB, Akhmad Hadian Lukita terkait dengan VAR dan persiapan Liga 1 2022-2023 melalui segmen video LIRIK berikut ini:
Baca juga berita PT LIB lainnya:
Ingin Tetapkan Home Base, Persija Jakarta Meminta PT LIB Verifikasi Jakarta International Stadium
VAR Bernilai Rp90 Miliar, Ketua Umum PSSI Pastikan untuk Liga 1 tapi Bukan Sekarang