- Persija tampil kurang memuaskan dan dipastikan gagal mencapai target finis di tiga besar Liga 1 2021-2022.
- Ketua Umum The Jakmania, Diky Soemarno, mencoba menganalisis beberapa masalah Persija di Liga 1 2021-2022.
- Diky Soemarno berharap Persija melakukan evaluasi secara menyeluruh setelah Liga 1 2021-2022 berakhir.
SKOR.id - Persija Jakarta tampil kurang memuaskan di Liga 1 2021-2022. Dampaknya, Persija gagal memenuhi target finis tiga besar di musim ini.
Bahkan peluang Persija untuk menembus lima besar juga sangat kecil. Jika Persebaya mampu meraih satu poin saja maka peluang tersebut sudah pasti tertutup.
Maka musim ini Persija hanya bersaing di papan tengah. Tim terdekat yang masih mungkin disalip Persija yakni Borneo FC.
Tim berjuluk Pesut Etam tersebut berada tepat di atas Persija. Borneo FC menempati ranking ke-6 klasemen sementara Liga 1 2021-2022 dengan 42 poin atau unggul empat poin atas Persija.
Pencapaian Persija hingga pekan ke-29 Liga 1 2021-2022 diakui Ketua Umum The Jakmania, Diky Soemarno, cukup mengecewakan.
Dia pun coba mengeksplorasi beberapa masalah di tim Persija sehingga gagal mencapai target finis tiga besar di musim ini.
1. Komunikasi
Diky Soemarno melihat salah satu masalah Persija di musim ini ialah tidak lancarnya komunikasi yang terjalin antarpemain.
Skuad Macan Kemayoran yang diisi pemain muda dan pemain senior tampaknya menjadi tantangan yang belum bisa diselesaikan dengan baik.
Jarak usia pemain senior dan pemain muda yang diandaikan Diky Soemarno seperti "om" dan "keponakan" dinilai menjadi sumber penyebab komunikasi yang tidak lancar.
"Mungkin memang kita punya banyak pemain muda, sedangkan Persija terkenal dengan pemain tua dan senior," ujar Diky Soemarno kepada wartawan, Selasa (8/3/2022).
"Ketika pemain junior ada gap terlalu jauh sehingga kaya om sama ponakan, ada komunikasi yang tidak dapat," ia menambahkan.
2. Chemistry
Meski ada jarak usia yang cukup jauh antara pemain muda dan pemain senior, sebenarnya Diky Soemarno juga mengakui bahwa komposisi pemain Persija sudah bagus.
Kualitas individu pemain tim Macan Kemayoran tidak kalah dengan tim-tim lain di Liga 1 2021-2022.
Tapi Diky merasakan tidak adanya chemistry yang terjalin di antara pemain Persija ketika tampil di lapangan.
Bermasalahnya chemistry antarpemain merupakan dampak lanjutan dari komunikasi yang tidak berjalan lancar.
"Ini tugasnya pelatih membentuk chemistry. Nah, setelah Alessio pergi tetapi situasi masih sama, maka bisa jadi ada masalah lain juga, entah dari cara latihan pemainnya atau dari teknis-teknis lainnya," ucap Diky.
"Materi pemain sudah bagus, tetapi chemistry di lapangan tidak ada. Untuk menjaga chemistry itu, ya itu tugas semua elemen di tim, termasuk suporter."
"Jadi saya pikir, saya sebagai suporter merasa terlalu terlena soal juara Piala Menpora. Tenyata kita harus menjaga Persija agar tetap berada dalam level tertinggi di kompetisi," ia menambahkan.
3. Ada proses pembentukan tim yang salah
Lelaki kelahiran 1987 itu percaya dengan jargon "hasil tidak akan mengkhianati proses". Oleh sebab itu, ketika hasil yang didapatkan Persija di Liga 1 2021-2022 jauh dari harapan, ia menilai ada proses yang salah.
Hal itu memang masih menjadi asumsi dari seorang Diky Soemarno karena ia tak dapat menyebutkan proses mana yang salah dalam pembentukan tim Persija.
"Saya percaya hasil tidak akan mengkhianati proses. mungkin kita ada proses yang salah, kita ga tau apa, tetapi lihat dari hasil yang mengecewakan ya bisa jadi itu ada," kata Diky.
Lebih lanjut, Diky Soemarno berharap seluruh elemen tim Persija dievaluasi setelah Liga 1 2021-2022 berakhir agar tim kebanggaan The Jakmania itu kembali bertaji di musim depan.
"Saya harap Persija dievaluasi total musim depan agar lebih baik," ucap Diky.
Berita Persija Lainnya:
Target Persija Tak Terpenuhi, The Jakmania Tuntut Pertanggungjawaban Anggota Tim
Pelatih Persija Bingung dengan Kepemimpinan Wasit saat Kalah dari Bali United