- Kompetisi Liga 1 2021-2022 di Pulau Bali mendapat sorotan karena dinilai memicu banyak masalah.
- Tercatat ada empat masalah yang terjadi selama pelaksanaan Liga 1 2021-2022 di Pulau Bali.
- Berikut Skor.id merangkum empat persoalan Liga 1 2021-2022 yang digelar di Bali.
SKOR.id - Gelaran seri keempat Liga 1 2021-2022 di Bali tak luput dari masalah yang menerpa tim-tim peserta.
Kompetisi Liga 1 2021-2022 yang digelar dalam masa pandemi Covid-19 nyatanya menyisakan beberapa persoalan.
Pelaksanaan kompetisi di Pulau Bali banyak mendapat sorotan karena dinilai justru mengurangi kualitas kompetisi Liga 1 2021-2022.
Laga pertama yang digelar di Bali adalah partai tunda pekan ke-17, yakni Persikabo kontra Arema FC dan Persebaya Surabaya melawan Bali United.
Pertandingan tersebut digelar pada Rabu (5/1/2022). Setelah rangkaian pertandingan itu barulah pekan ke-18 alias laga pertama seri keempat dimainkan pada Kamis (6/1/2022).
Sejak pertama kompetisi musim ini digelar di Bali, suara protes sudah terdengar dari beberapa tim peserta Liga 1 2021-2022.
Ada beberapa hal yang dikeluhkan oleh tim-tim peserta. Bahkan, tagar untuk memindahkan venue ke luar Bali pun menggema di media sosial.
Berikut Skor.id merangkum empat masalah yang terjadi dalam pelaksanaan Liga 1 2021-2022 di Bali:
1. Jadwal Pertandingan Terlalu Malam
Bali masuk dalam zona Waktu Indonesia Bagian Tengah (WITA). Artinya, Pulau Bali memiliki waktu satu jam lebih cepat daripada Pulau Jawa--venue seri 1 hingga 3 Liga 1 2021-2022.
Jadwal pertandingan paling malam pada seri keempat ini adalah pukul 21.00 WIB. Jika dikonversi dalam waktu Bali, berarti laga digelar pukul 22.00 WITA.
Dengan asumsi seluruh tim berada di stadion selama dua jam, maka para pemain baru akan keluar tengah malam, pukul 00.00 WITA.
Ditambah waktu perjalanan kembali ke hotel dan proses pendinginan, para pemain baru kemungkinan bisa beristirahat lewat pukul 01.00 WITA.
Bahkan, menurut Andik Vermansah, winger Bhayangkara FC, banyak pemain yang tidur selepas azan subuh pukul 03.00 WITA.
"Waduh, itu susah tidur. Bisa (baru tidur) jam 3, bisa kadang setelah subuhan," kata Andik Vermansah dilansir dari Kompas, Sabtu (15/1/2022).
2. Stadion Kurang Memadai
Usai laga Persebaya Surabaya kontra Persikabo, tim Bajul Ijo melayangkan protes terkait fasilitas di Stadion I Gusti Ngurah Rai, Denpasar.
Persebaya menilai ruang ganti pemain di stadion tersebut sempit dan panas untuk standar Liga 1.
"Untuk ruang ganti, saya sampaikan untuk Liga 1 kurang ideal, tempatnya sempit dan panas. Kalau di dalam tidak cukup. Menurut saya agak sedikit kerepotan juga di ruang ganti," ujar Aji Santoso, pelatih Persebaya.
Buntut dari protes tersebut, PT LIB berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali untuk merenovasi stadion.
Tembok penyekat yang dulunya membatasi ruang ganti kini dibongkar, walhasil ruangan tersebut pun terlihat lebih luas.
3. Kasus Covid-19 Meningkat
Angka kasus harian Covid-19 mulai meningkat sejak akhir Januari hingga Februari. Kebetulan, Liga 1 2021-2022 sedang bergulir di Pulau Bali.
Tim-tim yang menerapkan sistem bubble dalam kompetisi pun terkena dampak dari peningkatan kasus Covid-19.
Tercatat seluruh tim telah mengumumkan ada pemain atau ofisial yang terpapar virus tersebut.
Hingga menjelang pertengahan Februari, total ada lebih dari 100 kasus yang ditemukan di antara 18 tim peserta Liga 1 2021-2022.
Buntut dari kejadian itu, beberapa pertandingan Liga 1 2021-2022 pun mengalami penundaan.
Sudah ada tiga laga yakni Persipura Jayapura vs Madura United, PSM Makassar vs Persib, dan Persija vs Madura United yang gagal digelar karena jumlah pasukan yang minim akibat terpapar Covid-19.
4. Perbedaan Hasil Tes Covid-19
Satu hal lagi yang menggemparkan pelaksanaan seri keempat Liga 1 2021-2022 di Bali adalah perbedaan hasil tes Covid-19.
Hal ini lagi-lagi dikeluhkan oleh Persebaya. Tim Bajul Ijo menggelar tes mandiri jelang pertandingan kontra Persipura pada pekan ke-23.
Beberapa pemain Persebaya yang sempat dinyatakan positif dari hasil tes PT LIB, justru mendapat hasil negatif dalam tes ulang tersebut.
Kejadian yang menimpa Persebaya itu kemudian menjadi viral dan banyak yang meragukan keabsahan hasil tes Covid-19 dari PT LIB.
Tak mau polemik bergulir semakin panjang, Direktur Operasional PT LIB, Sudjarno, pun meredam dengan pernyataan resmi.
"Hasil tes yang kami lakukan ada sekitar 13 nama dari Persebaya yang positif terpapar virus Covid-19. Mereka terdiri dari pemain dan ofisial. Nama-nama yang positif itu pun tidak kami izinkan untuk berada di stadion saat pertandingan Persebaya versus Persipura Jayapura. Mereka juga harus mendapatkan penanganan medis yang semestinya," ucap Sudjarno, Senin (7/2/2022).
"Pada prinsipnya, PCR mandiri bagian dari penerapan prokes yang ketat oleh setiap klub. PCR yang dijadikan rujukan adalah yang disiapkan operator yaitu kolaborasi Labkes Provinsi Bali dan Kimia Farma," Sudjarno menambahkan.
Berita Liga 1 Lainnya:
Tanggapan Manajemen Persib Soal Polemik Beda Hasil Tes Covid-19 di Liga 1 2021-2022
Tanggapan Persija Soal Penundaan Liga 1 2021-2022: Serahkan ke PT LIB
Best XI Pekan Ke-23 Liga 1 2021-2022: Pemain Lokal Tak Kalah Cemerlang