- Binter Football Academy (FA) mengikuti lima strata usia yakni U-10, U-12, U-15, dan U-16 di Liga Topskor 2021-2022.
- Abduh Lestaluhu, Ardi Idrus, Frets Butuan, merupakan sebagian pemain hasil binaan Binter FA.
- Perjalanan Binter FA didukung oleh Pemerintah Kota (Pemkot) dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Ternate.
SKOR.id - Binter Football Academy (FA) adalah satu-satunya tim kontestan Liga TopSkor yang berasal dari timur Indonesia, yaitu Ternate, Maluku Utara.
Pada Liga TopSkor 2021-2022, Binter FA mengikuti lima strata kompetisi yakni U-10, U-12, U-15, dan U-16.
Sejatinya Binter FA sudah mengikuti Liga TopSkor 2020-2021, pada periode itu mereka menurunkan dua tim untuk berkompetisi di Liga TopSkor U-16 dan U-17.
Menariknya, pada tahun pertama mereka berlaga di Liga TopSkor, Binter FA menyabet gelar peringkat ketiga dalam dua kompetisi tersebut, U-16 dan U-17.
Pemilik sekaligus pendiri Binter FA, Muh. Fachrial Yunus Abbas menceritakan soal berdirinya akademi ini.
Fachrial menggatakan kalau Binter Football Academy ini merupakan terusan dari SSB yang sebelumnya ia bangun di Ternate, yakni Tunas Gamalama.
Tunas Gamalama dibangun oleh Fachrial sejak 2022 hingga saat ini. Sementara Binter FA didirikan pada 2008.
"Binter itu sebenarnya nama sekolah, SMK Bina Informatika Kota Ternate cuma kami kasih nama Binter Football Academy," kata Fachrial kepada Skor.id.
"Jadi prestasi kami yang luar biasa di Binter FA itu pada tahun 2008 didirikan sekolahnya, tahun 2011 sudah juara Liga Pendidikan Indonesia (LP1) dengan pemain terbaik Ilham Udin Armayn (saat ini bermain di PSM Makssar) dan Muhdi Albar itu pemain binaan kami dari Binter," tambah Fachrial.
Fachrial yang merupakan anggota DPRD kota Ternate itu mengatakan kalau, Binter FA sudah banyak menghasilkan pemain-pemain berkualitas yang saat ini tampil di Liga 1 dan Liga 2, bahkan pernah membela timnas Indonesia.
"Banyak menghasilkan pemain hebat disitu (Binter FA), seperti Abduh Lestaluhu (Persis Solo), Ardi Idrus (Persib Bandung), Frets Butuan (Persib Bandung), Anan Lestaluhu, banyak pemain yang muncul dari situ," tutur Fachrial.
Lebih lanjut, ia menyebut kalau dua pemain Rans Cilegon FC, Rival Lastori, dan Hasbullah Kader juga pemain jebolan Binter FA.
"Sekarang ada pemain timnas kami dari SMK Binter, yaitu Ferre Murari yang sekarang lagi ikut Garuda Select ke Inggris," ujar Fachrial.
Alasan Memutuskan Tampil di Liga TopSkor
Untuk saat ini para pemain serta manajemen Binter FA menetap serta berlatih di Sawangan, Depok.
Di sana mereka mengontrak sebuah rumah dan menyewa lapangan untuk berlatih guna memanaskan mesin menjelang bertanding di Liga TopSkor.
"Jadi waktu 2008 itu berdiri kami langsung try out ke Malang. Karena kompetisi di Malang itu kadang jalan kadang tidak, jadi saya melihat potensi tertinggi itu di Liga TopSkor, berjalan secara continue, meski pandemi juga tetap berjalan," ucap Fachrial.
Fachrial mengaku bahwa Liga TopSkor banyak diikuti oleh tim-tim yang kualitasnya sangat bagus.
"Barometer sepak bola muda ini di Jawa, yaitu di Liga TopSkor, kalau saya lihat. Karena kompetisinya berjenjang, continue, berbobot, maksudnya lawan-lawan yang kami temui bukan lawan yang sembarang, lawan-lawan yang jarang kami temui di Ternate," katanya.
Lantas, apa target serta tujuan Binter FA ingin berkompetisi di Liga TopSkor. Fachrial juga mengatakan kalau ada kompetisi berjenjang di Ternate, namun mareka telah banyak berprestasi di kompetisi tersebut.
"Kami cari pengalaman, artinya bohong kami buka akademi latihan terus tapi tiak ada kompetisi itu kan gak ada hasilnya," ujar Fachrial.
"Bukannya menyombongkan, kami kalau main di sana (ternate) pasti juara, orang jenuh, Binter lagi, Binter lagi. Jadi saya cari yang lebih menantang di Liga TopSkor."
"Tujuan kami adalah memberikan pengalaman kepada pemain, sehingga ke depannya mereka bisa bermain di Liga 1, Liga 2, dan Liga 3, maupun masuk ke timnas untuk membela Indonesia," ungkap Fachrial.
Binter FA Didukung Pemkot dan Pemprov Ternate
Perjalanan dari Ternate ke Jakarta dengan membawa banyak anak-anak (pemain) tentunya Fachrial sebagai penanggungjawab harus merogoh kantong yang sangat dalam.
Belum lagi ditambah dengan akomodasi selama di Jakarta serta untuk membayar sewa rumah, lapangan, dan pelatih.
Fachrial mengakui kalau banyak uang yang harus ia keluarkan demi pemain bisa mendapatkan kompetisi yang ideal, seperti di Liga TopSkor.
Meski begitu, Binter FA merasa beruntung, sebab Fachrial mengatakan kalau Pemerintah Kota (Pemkot) serta Pemerintah Provinsi (Pemprov) Ternate sangat mendukung perjalanan mereka.
Bahkan Fachrial menyebut, Binter FA mendapat suntikan dana dari Pemprov Ternate lebih dari Rp30 juta.
"Pemerintah Kota (Pemkot) Ternate dan DPRD Ternate juga sangat mensupport. Supportnya bukan biasa, tapi juga dikasih anggaran sedikit, kayak umpamanya kalau mau berangkat dikasih Rp50 juta, itu juga diberikan bantuan untuk anak-anak makan," ungkap Fachrial.
Tak hanya itu, Fachrial juga menjelaskan apabila mereka bersurat ke Pemprov Ternate, maka Binter FA juga akan mendapatkan bantuan dari mereka.
"Kadang-kadang juga dibantu oleh pemerintah provinsi (Pemprov), kalau kami menyurat. Jadi memang Pemkot dan Pemprov sangat mensupport," tutur Fachrial.
"Ini karena memang mereka melihat Binter ini sudah mengharumkan nama daerah di kancah nasional. Lulusan Binter juga wara-wiri di timnas, di klub Liga 1, Liga 2," ujarnya menambahkan.
View this post on Instagram
Baca Juga Berita Liga TopSkor Lainnya:
Jatira: Liga TopSkor Tolok Ukur Kemajuan SSB
Misi Penting Bionsa Tidak Sekadar Ingin Juara di Liga TopSkor