- Semangat Sumpah Pemuda secara tak langsung diaplikasikan sejumlah pesepak bola Indonesia.
- Mereka adalah pemain Indonesia yang saat ini berjuang di luar negeri.
- Para pesepak bola ini sekarang berjuang untuk Kebanggaan Indonesia di sejumlah negara Asia serta Eropa.
SKOR.id - Ada sejumlah pesepak bola negara ini yang punya karier di luar negeri yang jadi #KebanggaanIndonesia dan spirit mereka sama dengan semangat Sumpah Pemuda yang diperingati hari ini.
Tanpa mengecilkan arti pemain lain yang tak terpilih, Skor.id menilai ada lima pesepak bola Indonesia yang dinilai punya spirit Sumpah Pemuda di luar negeri.
Siapa saja mereka, berikut ini tersaji para pesepak bola tersebut:
Egy Maulana Vikri
Sejak naik ke level senior kala usianya baru 17 tahun, Egy Maulana Vikri sudah pergi ke Eropa berjuang untuk kariernya.
Pemuda kelahiran 7 Juli 2000 ini pertama kali gabung dengan Lechia Gdansk II yang merupakan tim kedua Lechia Gdansk anggota Ekstraklasa atau kasta teratas Liga Polandia.
Kiprah awal Egy ini banyak yang meragukan, apakah dia mampu bersaing di tim itu. Pada kenyataannya, Egy memang bukan pilihan utama.
Namun seiring waktu, semangat juang Egy membawanya beberapa kali dimainkan sebagai bagian dari tim utama Lechia Gdansk dan berlaku sampai Juni 2021.
Selepas itu, Egy tetap berada di Eropa dan kali ini menyebrank ke Fortuna Liga atau kasta teratas Liga Slovakia bersana FK Senica.
Beda Lechia Gdansk lain pula FK Senica. Bersama FK Senica, Egy sudah makin matang dan debutnya langsung memberikan assist bagi gol timnya.
Kini, kegigihan Egy seperti semangat pelaku Sumpah Pemuda pada 1928 mulai membuahkan hasil. FK Senica rajin memainkannya sebagai starter atau minimal turun untuk laga tim utamanya.
Yanto Basna
Struggle. Itu kata yang sangat pas untuk Rudolof Yanto Basna. Dia berjuang layaknya para pejuang dalam mewujudkan ikrar Sumpah Pemuda dari kariernya di Liga Thailand.
Pemuda asli Sorong ini rela turun kasta saat awal kariernya di Liga Thailand saat membela Khon Kaen FC. Tetapi, dia bersama klub Thai League 2 itu sepanjang musim 2018 nyaris selalu dimainkan.
Efeknya, Yanto Basna mudah menembus kasta teratas Liga Thailand atau Thai League 1 setelah musim itu.
Sampai 2021, Yanto Basna tetap berkarier di Thai League 1 bersama Sukhothai FC lalu dua musim terakhir membela PT Prachuap FC.
Empat musim berkarier di luar Indonesia bukan hal gampang, konsistensi dan semangat Yanto Basna menjaga performa ini bagian dari kegigihan serta konsekuensi yang paling utama atas pilihannya.
Asnawi Mangkualam Bahar
Serba bisa dan tahan lama, dua pujian yang layak disematkan kepada Asnawi Mangkualam Bahar untuk kemampuannya di lapangan.
Selain piawai sebagai bek kanan, pemuda asli Makassar ini juga gelandang bertahan yang tangguh dengan improvisasi tusukan mematikan.
Namun semua itu "hanya" bagian kecil saja, sebab Asnawi punya hal besar dalam dirinya yaitu semangat luar biasa yang bisa disamakan dengan spirit Sumpah Pemuda.
Bukti sahihnya ketika dia memulai karier di kasta kedua Liga Korea Selatan bersama Ansan Greeners.
Tak hanya mampu cepat adaptasi, Asnawi juga menjadi pemain yang mudah menyatu dengan gaya main ala sepak bola Korea. Ini bukan hal mudah tetapi Asnawi membuktikan bisa melakukan.
Saddil Ramdani
Lahir di Raha, Sulawesi Tenggara, Saddil Ramdani sejak usia sangat belia sudah merantau ke Jawa dengan bekal bakat besarnya di sepak bola.
Memulai debut pada 2016 saat usianya 17 tahun, Saddil Ramdani terus berkembang sebagai pemain sayap yang berkualitas.
Diapun menjadi pemain muda yang punya karier di luar Indonesia usianya baru 20 tahun. Semangat pemberani ala pejuang Indonesia dalam mengikrarkan Sumpah Pemuda pada 1928 ada pula dalam jiwa Saddil.
Sebagai pemuda, Saddil tak luput dari kecerobohan. Tetapi, dia mampu memperbaiki dan terus punya karier baik.
Setelah 2019 jadi bagian Pahang FA (kini Sri Pahang FC) sebagai runner-up Liga Super Malaysia, dia gabung Sabah FC pada 2021 dan sering jadi starter.
Witan Sulaeman
Keramahan antarpeserta saat Konggres Pemuda II pada 27-28 Oktober 1928 adalah "wajah" dari Witan Sulaeman.
Pemuda asli Palu ini dibalik wajah yang seperti tak kenal marah dan resah, punya jiwa besar dan spirit luar biasa sebagai pesepak bola.
Setelah membela PSIM Yogyakarta dari Liga 2, dia meninggalkan Indonesia ke Eropa mulai 2020.
Radnik Surdulica dari Liga Serbia menjadi tim pertamanya di Benua Biru dan tak terlalu banyak memberinya kesempatan bermain.
Kemudian mulai 2021, dia meneruskan perjuangan Egy Maulana Vikri dengan menjadi bagian Lechia Gdańsk dan kini lebih banyak dimainkan untuk Lechia Gdańsk II.
Namun apapun itu, Witan adalah salah satu pejuang dari sepak bola Indonesia yang masih muda dan punya bisa masa depan cerah.
View this post on Instagram
Baca juga Berita Timnas Indonesia lainnya:
Dapat Tambahan Poin Terbesar, Ini Posisi Timnas Indonesia di Ranking FIFA Terbaru