- Pemain asing tak terlalu dominan di Liga Indonesia musim pertama pada 1994-1995.
- Buktinya, dua pemain paling subur di akhir Liga Indonesia 1994-1995 adalah pesepak bola lokal dengan jumlah gol fantastis.
- Liga Dunhill adalah nama resmi Liga Indonesia musim perdana.
SKOR.id - Liga Indonesia yang mengabungkan kompetisi amatir Perserikatan dan semipro Galatama dimulai pada 1994-1995.
Dari musim pertama, kran pemain asing Liga Indonesia dibuka lagi setelah terakhir pemakaian pesepak bola impor terjadi pada era Galatama musim 1982.
Di Liga Dunhill 1994-1995, Persib Bandung berstatus juara Perserikatan terakhir jadi juara edisi pertama kompetisi era baru.
Gol tunggal Sutiono Lamso membuat Persib mengalahkan eks-klub Galatama asal Gresik, Jawa Timur, Petrokimia Putra gigit jari.
Final Liga Dunhill 1994-1995 terjadi di Stadion Utama Senayan (kini Stadion Utama Gelora Bung Karno), Jakarta Pusat pada 30 Juli 1995.
Kali ini Skor.id akan memilih best XI pemain lokal di Liga Indonesia musim perdana dengan sejumlah fakta yang menyertainya:
Kiper: Anwar Sanusi
Persib Bandung gawangnya sulit dibobol lawannya selama kompetisi itu, baik saat fase awal maupun ketika babak 8 besar.
Gabung di Wilayah Barat, Persib finish fase awal Liga Indonesia edisi pertama sebagai runner-up di bawah Pelita Jaya.
Namun, gawang Persib hanya kebobolan delapan kali dalam 32 laga fase awal di Wilayah Barat. Saat 8 Besar sampai final, Anwar Sanusi juga hanya kebobolan sekali.
Belakang: Robby Darwis, Suwandi Hadi Siswoyo, Yudi Kuncahyo
Robby Darwis adalah pemimpin sekaligus tembok tangguh skuad Maung Bandung terbukti mereka minim kebobolan.
Sedangkan Suwandi adalah bek tangguh yang membuat tenang semua pemain Petrokimia. Terbukti, lelaki dengan sapaan Ambon dipilih ke timnas Indonesia pada 1995.
Yudi Kuncahyo adalah bek tangguh PKT Bontang yang membuat timnya menjadi runner-up di Wilayah Timur lalu lolos ke 8 besar bahkan sampai semifinal.
Bek Sayap: Sasi Kirino (kanan), Nandang Kurnaedi (kiri)
Sasi Kirono adalah bek sayap yang memanjakan umpan-umpan ke duet striker Petrokimia Putra saat itu, Jacksen F Tiago dan Widodo C Putro.
Lalu untuk Nandang Kurnaedi, selain sebagai bek sayap kanan yang rajin membantu serangan, dia salah satu pilar penting dari keseimbangan permainan Persib.
Gelandang: Yusuf Bahtiar, Frans Sinatra Huwae, Ali Sunan
Playmaker elegen milik Persib dengan segudang pengalaman sangat pas jika memilih Yusuf Bahtiar sebagai pengatur serangan.
Kemudian ada Ali Sunan yang jadi gelandang pemutus serangan lawan. Ali Sunan pada 1994-1995 jadi bagian penting Assyabaab Salim Grup Surabaya yang lolos sampai babak 8 besar.
Sama seperti Ali Sunan, Frans Sinatra Huwae adalah gelandang serang andalan Barito Putera yang membawa timnya pada musim itu sampai semifinal. Frans juga kapten Laskar Antasari kala itu.
Striker: Peri Sandria, Buyung Ismu
Peri Sandria adalah andalan Bandung Raya di Liga Dunhill 1994-1995 dan catatan golnya sampai 34. Total gol itu belum bisa disamai satupun pemain lokal di Liga Indonesia.
Sejarah tak pernah mencatat yang kedua, tetapi Buyung Ismu tetap pesaing luar biasa Peri Sandria.
Bersama Pelita Jaya yang dbuatnya memuncaki Wilayah Barat, Buyung Ismu membuat 30 gol semusim.
Starter Pemain Asing Terbaik Liga Indonesia versi https://t.co/ajW5n9JyaZ https://t.co/pAvg9gIap2— SKOR.id (@skorindonesia) September 9, 2021
Berita Liga Indonesia Lainnya:
Kilas Balik Persebaya Surabaya 1996-1997: The Dream Team Jadi Kampiun Liga Indonesia III
Kilas Balik Persib Bandung 1994-1995: Wakil Pertama Liga Indonesia di Asia
Kilas Balik Liga Indonesia 1994-1995: Musim Pertama Jadi Milik Persib Bandung