- Eks pemain Persis Solo dan timnas U-23 Indonesia, Imam Rohmawan, kini aktif melatih pesepak bola usia muda.
- Imam Rohmawan mengakui melatih pemain junior lebih kompleks karena menyangkut individu per individu.
- Imam juga mengapresiasi program PSSI yang memperhatikan lisensi pelatih untuk tim usia muda.
SKOR.id - Mantan pemain timnas U-23 Indonesia, Imam Rohmawan, menceritakan kiprahnya melatih Sekolah Sepak Bola (SSB) dan tim usia dini.
Imam Rohmawan merupakan pemain sepak bola era 2000-an. Namanya besar ketika memperkuat tim Persis Solo di Liga Indonesia.
Imam pernah pula masuk skuad timnas U-23 Indonesia pada ajang Asian Games 2006 di Doha, Qatar.
Pemain kelahiran 15 Maret 1984 itu pensiun pada 2015, ketika sepak bola Indonesia dibekukan FIFA. Klub terakhir yang dibela Imam adalah Persiba Bantul.
Usai gantung sepatu sebagai pesepak bola, Imam kemudian menekuni dunia kepelatihan. Ia baru mengambil lisensi pelatih selepas pensiun.
Imam pernah menangani Sekolah Sepak Bola (SSB) POP Solo dan meraih prestasi di sana.
"Waktu itu kami juara Danone Nations Cup 2015, tingkat nasional," ujar Imam kepada Skor.id, Jumat (16/7/2021).
Kini Imam membesut PSIS Development, tim akademi PSIS Semarang. Tim yang baru terbentuk beberapa bulan itu menjadi sarana bagi Imam untuk menularkan pengetahuan dan pengalamannya.
"Melatih pemain usia dini lebih kompleks. Karena di usia ini fokus yang dikoreksi adalah per individu. Teknik dasarnya, mengumpan, mengontrol, dan tembakannya," ucap Imam.
Selain teknik dasar, kata Imam, mental dan attitude pemain juga menjadi perhatian khusus baginya.
Imam menyatakan, ia berusaha mengajari para pemain muda untuk memiliki mental baja baik di dalam maupun luar lapangan.
View this post on Instagram
"Mental dulu baru skill. Punya skill yang bagus tapi mentalnya tidak baik akan percuma," tutur Imam.
"Itu termasuk keinginan untuk meraih kemenangan dalam setiap pertandingan," ia melanjutkan.
Sebagai mantan pemain yang kini menjadi pelatih, Imam mengaku perlu terus belajar untuk memperbarui ilmunya.
Sebab, zaman akan terus berkembang dan manusia pun dituntut untuk beradaptasi.
"Zaman sekarang kan semuanya data. Akan lebih komplet jika mantan pemain yang punya pengalaman dan pengetahuan sepak bola dilengkapi dengan ilmu IT," ucapnya.
"Di PSIS Development, setiap akan latihan tim pelatih membuat program kemudian dipresentasikan kepada direktur teknik. Di situ jadi pembelajaran juga buat saya pribadi," kata dia.
View this post on Instagram
Imam juga mendapat kepuasan sebagai pelatih usia dini saat pemain binaannya menembus tim profesional bahkan ke timnas Indonesia.
Sudah ada beberapa pemain polesan Imam yang masuk timnas Indonesia. Namun baginya tak etis untuk mengakui prestasi sang pemain hanya karena buah kerjanya sendiri.
"Program PSSI sekarang sudah bagus, pelatih-pelatih usia dini sekarang mengejar lisensi. Kalau pelatihnya sudah bagus otomatis output-nya ke pemain akan lebih baik juga. Sehingga akan memudahkan pelatih di usia yang lebih senior," kata pelatih berlisensi B AFC itu.
"Harapannya pertahankan program yang sudah bagus dan semoga lebih baik lagi ke depannya," tutur dia.
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia.
View this post on Instagram
Berita Kiprah Lainnya:
Kiprah: Sopian Hadi, Mantan Penjaga Gawang yang Bertekad Cetak Banyak Pemain Muda
Kiprah: Rochy Putiray, Perjuangan untuk Pengembangan Sepak Bola Putri
Kiprah: Denny Rumba, Asah Teknik Sekaligus Membangun Karakter Pemain Usia Dini