- Sayan Karmadi adalah salah satu legenda futsal Indonesia, dengan segala kiprahnya dari pemain hingga pelatih sampai saat ini.
- Rapor luar biasa dicatatkan Sayan Karmadi yang menjalani debut melatih dengan langsung juara Pro Futsal League (PFL), yakni di 2016.
- Kepada Skor.id, Sayan Karmadi bercerita soal kegemilangannya sebagai eks-pemain yang juara saat melatih Black Steel Manokwari di PFL 2016.
SKOR.id - Pada dunia sepak bola, banyak mantan pemain yang sukses sebagai pelatih. Di futsal, utamanya Indonesia, ada Sayan Karmadi.
Sayan Karmadi merupakan salah satu legenda futsal Indonesia, dengan segala kiprahnya dari pemain hingga menjadi pelatih sampai saat ini.
Salah satu catatan luar biasa yang ditorehkan Sayan Karmadi terjadi di kepelatihannya pada Liga Futsal Indonesia atau Pro Futsal League (PFL).
Pada 2016, Sayan Karmadi menjalani debut melatih di PFL dan siapa sangka, dirinya yang menukangi tim promosi bisa langsung jadi juara.
Sebagai pemain, ia terakhir bermain memperkuat Biangbola pada musim 2015 sebelum akhirnya menjadi pelatih Black Steel di PFL 2016.
Debutnya itu langsung mengejutkan. Timnya yang baru promosi semula hanya mengincar bertahan di kasta tertinggi, tapi malah sukses juara.
Kepada Skor.id, Sayan Karmadi pun bercerita sekaligus mengenang kisah kesuksesannya bersama tim asal Manokwari, Papua Barat itu.
"Black Steel saat itu baru promosi ya dari Linus (Liga Nusantara, kasta kedua) dan saya baru menangani tim pro ya Black Steel," ucapnya.
"Saya ingat persiapan tim tidak lama, mepet, dan kami langsung fokus memperkuat tim dengan melakukan uji coba," ia menambahkan.
Lebih lanjut dipaparkan bahwa hasil yang diraih kala itu tidak bisa dibilang baik, sehingga perubahan fokus permainan pun dilakukan.
"Diubah model latihannya. Sebelumnya fokus di defend dan counter attack, diganti jadi menyerang dan transsisi," kata Sayan Kamardi.
"Hanya dua itu saja dasar permainan kami (untuk PFL 2016). Dan setelah uji coba lagi, terlihat hasil yang mantap," ia menambahkan.
Setelahnya, dua kemenangan di pertandingan awal PFL 2016 dari tim kuat kemudian mengubah arah target tim dari bertahan ke final four.
"Dari situ mulai kita (tim) lakukan beberapa sentuhan. Seperti bagaimana caranya terus bisa stabil permainannya," ucap Sayan Karmadi.
"Kita juga meminta beberapa hal ke manajemen. Apabila saya meminta sesuatu untuk kepentingan tim, tolong di-support secepatnya," ia menambahkan.
Black Steel jadi kampiun usai mengalahkan tim unggulan, Vamos Mataram, pada final lewat drama adu penalti, 5-3, pada Juni 2016.
Sepanjang PFL 2016 hingga berpesta di di GOR Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), rapornya 10 kali menang, dua imbang, dua kalah.
"Sebenarnya sih kalau saya (sukses) karena notabe punya pengalaman bermain di dalam lapangan. Akhirnya mungkin cara menangani psikisnya (pemain) saya tahu," kata Sayan Karmadi.
"Pendekatan juga tahu, seperti bukan sebagai pelatih, tapi sebagai teman, rekan main, dan saling support. Tapi tetap, di dalam lapangan ada aturan mainnya."
"Terus akhirnya kita juga saling respek karena mereka (pemain) melakukan apa yang saya inginkan, saya juga kasih reward ke mereka, akhirnya kebentuk tim yang solid dari situ," ia memungkasi.
Adapun pada 2018 Sayan Karmadi pindah ke Permata Indah Manokwari dan sejak 2019 dipercaya menjadi asisten pelatih timnas futsal Indonesia.
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Lihat postingan ini di Instagram
Fitur Futsal Lainnya:
Mengenal Jenis Sepatu yang Digunakan pada Futsal
Natanael Siringoringo, dari Futsal ke Timnas Sepak Bola dan Lanjut ke Luar Negeri