- Kehadiran Bhayangkara FC ke Kota Solo membuat Pasoepati (Pasukan Suporter Solo Sejati) di persimpangan.
- Sebab, Pasoepati yang sebelumnya memberikan dukungan kepada Persis Solo, kini dihadapkan dengan tim lain.
- Kota Solo memang kerap menjadi persinggahan bagi tim-tim dari luar daerah.
SKOR.id - Sepak bola Kota Solo semakin ramai dengan kehadiran Bhayangkara FC yang akan bermarkas di Stadion Manahan.
Bhayangkara FC resmi memindahkan markas tim ke Kota Solo sejak November tahun lalu.
Tim beralias The Guardian itu menjalin kerja sama dengan Universitas Sebelas Maret (UNS) yang menyediakan lapangan latihan dan mes tim.
Latihan perdana Bhayangkara FC di Stadion UNS pun telah digelar sebagai persiapan mengikuti Piala Menpora 2021 pada Kamis (25/2/2021).
Dalam berbagai kesempatan, Bhayangkara FC juga berharap dukungan dari publik sepak bola Kota Solo yang terbilang fanatik.
Pasoepati, kelompok suporter yang berbasis di Kota Solo, pun berada di antara dua pilihan: Bhayangkara FC dan Persis Solo.
Mantan Presiden Pasoepati yang menjabat ketika Bhayangkara FC memindahkan markas ke Kota Solo, Aulia Haryo Suryo, mengaku pernah bertemu dengan manajemen The Guardian.
Hanya saja, belum ada pertemuan resmi yang digelar antara kedua belah pihak untuk membahas perihal dukungan.
"Kalau dari Bhayangkara dengan DPP (Dewan Pimpinan Pusat) Pasoepati pernah bertemu saat launching tim. Cuma, untuk masalah dukungan yang jelas mereka belum menemui kita secara resmi di forum," ujar Aulia Haryo kepada Skor.id beberapa waktu lalu.
"Hanya lewat surat kabar yang ada di eks-Karesidenan Surakarta, istilahnya mereka kulo nuwun ke kami, datang ke Solo meramaikan persepakbolaan yang ada di kota ini," ujar Rio, sapaan Aulia Haryo.
Karena belum ada komunikasi yang terjalin, lanjut Rio, Pasoepati sempat bersikap enggan memberikan dukungan kepada Bhayangkara FC.
"Memang mereka sempat meminta dukungan, tapi kami selaku DPP menolak. Karena kami belum satu meja, belum pernah bertemu dengan teman-teman Korwil (Koordinator Wilayah) secara resmi juga. Mereka juga belum mengirim surat kepada kami untuk menyusun agenda pertemuan," tutur Rio.
Sementara itu, Presiden Pasoepati periode 2021-2023, Maryadi "Gondrong" Suryadharma, bersikap sedikit berbeda.
Maryadi tak mau langsung mengatakan tidak untuk mendukung Bhayangkara FC. Sebab, kini tim milik kepolisian itu telah mengubah nama dengan membawa embel-embel Solo.
Meskipun demikian, mantan dirigen Pasoepati itu tetap memprioritaskan Persis Solo yang lahir dan besar di Kota Bengawan.
"Karena mereka menggunakan nama Bhayangkara Solo FC, jika DPP Pasoepati sudah diajak bicara, nanti kami bisa sosialisasikan ke teman-teman bahwa seandainya Persis belum bermain di Liga 2, tidak ada salahnya mendukung Bhayangkara FC. Karena sama-sama menggunakan nama Solo," ujar Maryadi.
Sejatinya Kota Solo memang punya sejarah panjang dalam persepak bolaan Indonesia. Persis Solo yang terbentuk pada 1923 merupakan salah satu klub pendiri PSSI.
Selain itu ada pula kesebelasan Arseto Solo yang moncer sebelum bubar pada 1998 karena krisis ekonomi melanda Indonesia.
Selepas era Arseto, Solo kerap disambangi tim-tim dari luar daerah. Misalnya, Pelita Jaya yang pindah ke Stadion Manahan pada 2000. Kehadiran Pelita Solo menjadi awal mula Pasoepati terbentuk.
Namun, Pelita Solo yang membangkitkan euforia sepak bola di Kota Bengawan hanya bertahan dua tahun sebelum pindah lagi ke Puwakarta.
Tak butuh waktu lama pasca-kepindahan Pelita, Kota Solo kembali kedatangan tim baru yakni Persijatim Jakarta Timur pada 2002.
Dukungan Pasoepati terhadap Persijatim sama besarnya seperti era Pelita Jaya. Meski sama-sama tim dari luar Solo, namun Pasoepati bisa menerima kehadiran dua tim tersebut.
Namun, ada yang berbeda dengan kedatangan Bhayangkara FC ke Kota Solo kali ini. Perbedaan terletak pada prestasi Persis Solo selaku putra daerah.
Pada era Pelita dan Persijatim, Persis Solo sama sekali tak terdengar gaungnya. Prestasi Laskar Sambernyawa, julukan Persis, juga tak mencolok. Paling banter, Persis nangkring di kasta kedua.
Perlahan Persis mulai bangkit dan masuk ke Divisi Utama (kasta tertinggi sepak bola Indonesia kala itu) pada 2007. Kebetulan, saat itu di Solo tak ada tim lain yang menyambangi, Persijatim sudah pindah ke Palembang dan berubah nama menjadi Sriwijaya FC.
Pemrakarsa sekaligus Presiden pertama Pasoepati, Mayor Haristanto, berharap dukungan kepada Persis tetap mengalir.
Sebab, sebagai tim yang telah berusia tua, Persis Solo dibesarkan dengan perjuangan berdarah-darah hingga saat ini.
"Silakan saja Bhayangkara FC ke Solo, bisa menjadi tontonan alternatif buat Pasoepati. Tapi bagi saya, Bhayangkara FC itu sunnah, kalau Persis wajib. Siapa yang menjamin Bhayangkara FC akan lama di Solo?" kata Mayor.
"Karena Persis sudah tua, tahun 2023 usianya sudah satu abad. Keren ini. Jadi menurut saya jujur saja Bhayangkara FC agak 'mengganggu' cinta Pasoepati, yang seharusnya cinta itu satu sekarang menjadi dua. Tapi ya sudah tak apa-apa, silakan. Namun, Pasoepati punya tim yang harus dibela mati-matian, Persis Solo," Mayor menambahkan.
Sepak bola Indonesia akan kembali bergeliat dalam waktu dekat. Gelaran turnamen pramusim Piala Menpora 2021 bakal bergulir pada 21 Maret mendatang.
Kota Solo menjadi salah satu venue yang terpilih menjadi tuan rumah. Hanya saja, Pasoepati dipastikan tak akan bisa mendukung langsung di Stadion Manahan. Sebab, turnamen Piala Menpora 2021 akan digelar tanpa penonton.
Jika pagelaran Piala Menpora 2021 berjalan lancar, kompetisi Liga 1 dan Liga 2 2021 pun akan semakin mudah terselenggara.
Ikuti juga Instagram, Facebook, dan Twitter dari Skor Indonesia.
View this post on Instagram
Berita Pasoepati Lainnya:
Sejarah Pasoepati, Suporter asal Solo yang Terbentuk dari Memori Kerusuhan 1998
Inilah Presiden Pasoepati Periode 2021 - 2023
Pasoepati Warning Keras Manajemen Persis Solo, Efek Lambat Kinerja Klub