- Dari tiga opsi yang dideklarasikan PSSI, PT LIB, dan klub, satu di antaranya hampir tak mungkin diterapkan.
- Opsi melangsungkan lanjutan kompetisi pada November 2020 hampir pasti tertutup diupayakan PSSI.
- Namun, masa depan bisnis PSSI, PT LIB, dan klub, harus diselamatkan demi kelangsungan industri sepak bola.
SKOR.id - Hingga 26 Oktober 2020, belum ada pernyataan resmi dari PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) soal kelanjutan Liga 1. Semua masih menahan diri.
Padahal, sesuai dengan hasil rapat PSSI dan PT LIB bersama klub kontestan Liga 1 2020 dan Liga 2 2020, lanjutan kompetisi musim ini akan dimulai pada 1 November 2020.
PSSI dan PT LIB sama-sama tutup mulut. Ini mengejutkan, sebab sudah sangat mustahil menggelar lanjutan kompetisi pada 1 November 2020, sebagaimana diinginkan.
Selain sebagian besar klub, baik Liga 1 maupun Liga 2, telah membubarkan diri untuk sementara waktu, jadwal baru kompetisi belum dirancang dan disosialisasikan.
Kalaupun pada akhirnya lobi persuasif PSSI ke Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) berbahasil, dalam artian dapar rekomendasi izin keramaian, sudah terlalu mepet.
Dengan kata lain, dari tiga opsi yang dimunculkan PSSI, PT LIB, dan klub, dalam rapat di Yogyakarta pada 14 Oktober 2020, hanya tersisa dua opsi lagi.
Dua opsi yang dimaksud adalah melaksanakan lanjutan kompetisi pada Desember 2020 dan atau melanjutkannya dengan format berbeda pada awal Januari 2021.
Untuk opsi berlangsung pada Desember 2020, pun terbilang kecil. Pasalnya, akan ada Pilkada serentak pada 9 Desember, disusul Pilkades pada khir Desember.
Saat ini, jumlah personel aktif Polri mencapai 440 ribu. Adapun Pilkada akan berlangsung di 270 wilayah di seluruh Indonesia dari Sabang sampai Merauke.
Pada awal tahun ini, Polri menyatakan, menyiapkan 200 ribu personel untuk pengamanan Pilkada serentak. Walau masih ada sekitar 220 personel lagi, jumlahya tak memadai.
Sebabnya, setiap wilayah dari tingkat yang paling rendah di desa, kecamatan, hingga provinsi, tetap memerlukan tenaga polisi untuk menjaga stabilitas wilayah.
Dengan kata lain, tak ada alokasi personel kepolisian untuk pengamanan pertandingan kompetisi sepak bola, walau digelar dengan status tanpa penonton.
Itu artinya, peluang untuk melangsungkan Liga 1 2020 dan Liga 2 2020 pada Desember tahun ini sangat kecil. Hanya titah Presiden yang kiranya bisa membuka peluang.
Namun, jika bicara strategi bisnis, PSSI, PT LIB, dan klub Liga 1 2020, butuh meyakinkan rekanannya bahwa kelanjutan kompetisi masih bisa dilanjutkan.
Pengeluaran PSSI, PT LIB, dan klub, juga rekanan bisnis mereka semua, yang belum berbanding terbalik dengan pemasukan, harus senantiasa diperjuangkan.
Perjuangan ini kiranya tertuang dalam deklarasi di Yogyakarta tersebut. Jalan tengah bisnis coba digambarkan dengan upaya pantang menyerah untuk kelanjutan liga.
CEO PSIS Semarang, Yoyok Sukawi, contohnya, menyebut klub-klub kompetisi profesional sudah seperti butiran debu karena kas klub melemah sangat tajam.
Namun, ia tetap ingin kompetisi dilanjutkan. "Paling tidak roda ekonomi tetap berjalan. Kalau klub tidak apa bangkrut, paling direkturnya saja yang stroke," katanya.
Anggota Komite Eksekutif PSSI, Hasani Abdulgani, pun menimbang strategi bisnis klub sebagai acuan untuk memperjuangkan kelanjutan kompetisi musim ini.
#SkorHariIni Enam tahun lalu sempat timbul kehebohan pada saat terjadi skandal sepak bola gajah ketika PSS menghadapi PSIS pada babak delapan besar Divisi Utama. pic.twitter.com/0as4GvLrym— SKOR Indonesia (@skorindonesia) October 26, 2020
"Secara hitungan bisnis, semua elemen yang terlibat dalam sepak bola sekarang merugi. Tak ada yang untung. Tapi, kan pasrah dengan keadaan bukan opsi," katanya.
Namun, Hasani juga sadar, sangat berat untuk memperjuangkan kelanjutan kompetisi pada November dan Desember tahun ini. Opsi pada Junuari 2021 paling realistis.
Masalahnya, PSSI dan PT LIB belum bersikap tegas. Dua elemen penting sepak bola profesional Indonesia perlu bersikap tegas seperti surat soal ketetapan gaji.
Karenanya Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan, saatnya menunjukkan kharisma dan kewibawaan sebagai pemimpin, menetapkan diskresi soal kompetisi.
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Baca Juga Berita PSSI Lainnya:
Sepak Bola Gajah 2014: Sekongkol PSS, PSIS, dan PSSI Sembunyikan Dalang
Timnas U-19 Batal Ikut Toulon Tournament, Dirtek PSSI Ajukan Rencana B
Surat ke PSSI Tak Berbalas, Persebaya Setop Latihan