- Pandemi Covid-19 yang tinggi di Indonesia bisa menjadi penghalang Piala Dunia U-20 2021.
- Resesi ekonomi yang sedang mengintai Indonesia bisa membuat Piala Dunia U-20 2021 terjepit.
- Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan, sebut pelaksanaan kompetisi menjadi tolak ukur FIFA.
SKOR.id - Ada tiga kendala yang membayangi Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2021. Tiga kendala itu adalah Covid-19, resesi ekonomi, dan kompetisi.
Yang pertama, jumlah kasus Covid-19 di Indonesia belum menurun. Bahkan, selama September-Oktober 2020, kasus per harinya mencapai empat ribuan.
Jika hingga awal 2021 jumlah kasus Covid-19 di Indonesia tak menurun, bukan tak mungkin FIFA akan meninjau ulang waktu pelaksanaan Piala Dunia U-20 2021.
Apalagi, Piala Asia U-19, dan Piala Eropa U-19, Piala Oceania U-19, Piala Amerika U-20, juga Piala Afrika U-20, yang jadi ajang kualifikasi Piala Dunia U-20, belum berlangsung.
Kejuaraan-kejuaran kategori benua itu utamanya baru akan berlangsung pada 2021, dengan waktu yang berbeda-beda. Ada yang Januari, Februari, atau Maret.
Bahkan, Menpora RI, Zainudin Amali, yang juga menjabat sebagai ketua pelaksana Piala Dunia U-20 2021, tak masalah jika Piala Dunia U-20 2021 ditunda.
"Kami sebagai tuan rumah harus siap dengan kondisi apapun, pegangan kami (Piala Dunia U-20 digelar) Bulan Mei dan Juni (2021)," ucap Menpora pada September 2020.
Kabar yang beredar, hingga saat ini perwakilan FIFA belum berani datang ke Indonesia karena Covid-19, untuk memastikan proses persiapan Piala Dunia U-20 2021.
Karenanya muncul kabar, FIFA akan menunjuk perwakilannya di Indonesia untuk mengawasi pelaksanaan Piala Dunia U-20 2021. Namun sosok itu masih dirahasiakan.
Yang kedua, ancaman resesi. Pada kuartal kedua ketiga tahun ini, pertumbuhan ekonomi Indonesia terkontraksi. Pada kuartal ketiga kontraksinya diyakini kian menurun.
Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani Indrawati, memperkirakan ekonomi Indonesia berada dalam kisaran nol persen sampai minus dua persen pada kuartal III 2020.
Kondisi ini, sedikit banyak akan memengaruhi kondisi nasional. Jika tak membaik pada kuartal pertama 2021, pemerintah akan kesulitas membiayai Piala Dunia.
Diketahui, Kemenpora mengajukan angka Rp600 miliar untuk pelaksanaan Piala Dunia U-20 2021 dari total anggaran Rp2 triliun yang diajukan Kemenpora ke DPR RI.
Sejauh ini dalam RAPBN 2021 fokus utamanya adalah percepatan pemulihan ekonomi. Dalam hal ini Piala Dunia jadi salah satu instrumen menyukseskan.
Ketiga, kompetisi. Kasus Covid-19 yang tinggi, membuat lanjutan Liga 1 2020 yang awalnya akan dilaksanakan mulai 1 Oktober 2020 gagal dilangsungkan.
Kepolisian tak bersedia memberi rekomendasi. Walau begitu, Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan, berharap rekomendasi dari polisi bisa didapat pada November.
Menurut Iriawan, jika pada November 2020 Liga 1 tak bergulir, akan sulit untuk melanjutkan kompetisi. Bila demikian, opsinya kompetisi musim ini dibatalkan.
Namun, menurut Iriawan, situasi ini bisa menurukan tingkat kepercayaan FIFA kepada PSSI. Bahkan, kata Iriawan, mandat Piala Dunia U-20 2021 dicabut.
"Timnas (Indonesia) enggak bisa mengikuti agenda FIFA maupun AFC, yang mungkin dipandang tidak baik," kata Iriawan pada 29 September 2020.
Tiga unsur ini karenanya sangat diperjuangkan PSSI lewat kompetisi. Liga 1 ingin dijadikan bukti Covid-19 bisa diatasi, ekonomi berjalan, dan kompetisi sehat.
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube dan Twitter dari Skor Indonesia.
Baca Juga Berita PSSI Lainnya:
Sikap Mayoritas Klub Liga 1 2020: PSSI Tegas dan Berani
Usia Plt Sekjen PSSI Hampir Setengah Tahun, Statuta Diabaikan
Timnya Sudah di Jawa, CEO Barito Putera Tunggu Keputusan Tegas PSSI