- Pemkab Sleman menyadari potensi kerumunan yang ditimbulkan karena dipilihnya Yogyakarta sebagai lokasi penyelenggaraan lanjutan Liga 1 2020.
- Jika Liga 1 2020 akan digelar tanpa penonton, maka agenda nonton bareng yang menjadi alternatif bagi suporter untuk menyalurkan dukungan.
- Untuk itu, Pemkab Sleman menegaskan, mereka tidak akan melarang agenda tersebut, jika pihak penyelenggara memenuhi syarat yang harus dipenuhi.
SKOR.id - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman pasang kuda-kuda dengan keputusan PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) untuk melanjutkan Liga 1 2020 tanpa penonton.
Sebab, keputusan dari PSSI dan PT LIB ini dinilai akan menimbulkan persoalan lain dan Pemkab Sleman siap melakukan antisipasi.
Apabila penonton dilarang menyaksikan laga secara langsung di stadion, maka salah satu alternatif yang bakal ditempuh ialah menggelar acara nonton bareng (nobar).
Acara nobar semacam ini tentu bakal menimbulkan keramaian atau kerumunan orang di sebuah tempat.
Melihat potensi semacam ini, Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) harus bersiap.
DIY dipilih PSSI untuk menjadi markas bagi klub Liga 1 yang berasal dari luar Pulau Jawa.
Dua stadion yang ada di DIY, yakni Stadion Sultan Agung di Kabupaten Bantul dan Stadion Maguwoharjo di Kabupaten Sleman bakal menjadi kandang beberapa klub Liga 1.
Perihal kemungkinan terjadinya kerumunan baru karena agenda nonton bareng, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Sleman, Harda Kiswaya, angkat bicara.
Harda menegaskan, pihaknya tidak akan melarang acara nonton bareng asalkan pihak penyelenggaran bersedia menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
"Menurut pendapat saya, jika ada acara nobar (nonton bareng) ya itu tidak masalah. Silakan saja," kata Harda, saat ditemui wartawan, Kamis (30/7/2020).
"Namun, harus diatur sesuai dengan protokol pencegahan Covid-19. Misalnya, harus menjaga jarak dan lain sebagainya," ia menambahkan.
Harda meyakini, suporter bisa mematuhi aturan yang berlaku asalkan mereka diberi penjelasan secara baik.
"Sebetulnya, teman-teman suporter itu kalau diminta tertib ya tertib, tinggal pendekatannya seperti apa," katanya.
"Yang penting diatur jaraknya, acara rapat saja bisa diatur, semestinya nobar juga bisa diatur," ia menambahkan.
Selain itu, Harda melihat potensi besar yang dimiliki Kabupaten Sleman yang ditunjuk sebagai salah satu lokasi untuk tim-tim Liga 1.
Menurut Harda, kompetisi sepak bola kasta tertinggi nasional ini bisa menggerakkan roda ekonomi Sleman meski digelar tanpa penonton.
"Sleman ditunjuk sebagai lokasi digelarnya Liga 1 itu adalah sesuatu yang harus kami syukuri," kata Harda.
"Sebab, saya yakin itu bisa menghidupkan ekonomi meskipun digelar tanpa penonton," ia melanjutkan.
Liga 1 2020 Tanpa Degradasi, Sinyal Positif untuk Pemain Muda Persirajahttps://t.co/CAlR9iTh6j— SKOR Indonesia (@skorindonesia) July 30, 2020
Enam tim dari luar Pulau Jawa rencananya akan berpindah markas ke Yogyakarta untuk melanjutkan Liga 1 2020.
Keenam tim tersebut yakni Persiraja Banda Aceh, Borneo FC, Barito Putera, Bali United, PSM Makassar, dan Persipura Jayapura.
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia.
View this post on Instagram
Berita Liga 1 2020 lainnya:
PT LIB Agendakan Pertemuan dengan Persebaya dan Persipura Usai Iduladha
Liga 1 2020 Digelar 5 Bulan, PT LIB Siapkan Formula Penjadwalan
Hanya Dua Stadion di Yogyakarta yang Dipakai Sebagai Homebase Liga 1 2020