- Manajemen Arema FC seolah punya rumus khusus dalam menghitung besaran pemotongan gaji pemain saat Liga 1 2020 kembali bergulir.
- Jika merujuk pada SK terbaru PSSI bernomor SKEP/53/VI/2020, setiap tim mendapat izin untuk melakukan pemotongan gaji sebesar 50 persen.
- Namun, manajemen Arema FC melibatkan banyak variabel sehingga membuat hitung-hitungan pemotongan gaji menjadi rumit.
SKOR.id - Penafsiran isi surat keputusan (SK) terbaru PSSI bernomor SKEP/53/VI/2020, terutama perihal pemotongan gaji sebesar 50 persen menjadi sesuatu yang membingungkan bagi sebagian klub Liga 1 2020.
Arema FC, misalnya, seolah-olah memiliki pemahaman tersendiri dalam menafsirkan rumusan hitung-hitungan pemotongan gaji pemain dan pelatih.
Klub berjulukan Singo Edan itu juga telah berusaha menyampaikan prosedur pemotongan gaji kepada pemain.
Hal itu dilakukan saat sebagian pemain Arema FC menjalani rapid test tahap pertama.
Dalam penerapan ketentuan pemotongan gaji yang tertuang dalam SK terbaru dari PSSI tersebut, manajemen Arema FC memiliki rumus khusus.
Gaji pemain tidak serta merta dipotong sebesar 50 persen. Namun, ada sejumlah variabel khusus seperti gaji sebelumnya, uang muka pembayaran kontrak, sisa nilai kontrak, dan jumlah masa sisa kompetisi.
Praktis, rentetan variabel itu membuat rumusan pemotongan gaji menjadi rumit dan berbelit-belit.
"Rencananya, formula kontraknya akan dipotong sebesar 50 persen. Lalu, dipotong lagi dengan apa yang sudah dikeluarkan oleh tim," kata Sudarmaji.
"Misal ada down payment (DP) yang sudah dikeluarkan, ya dipotong. Setelah itu, gaji dibagi masa sisa kompetisi," ia menambahkan.
Ruwetnya rumus hitung-hitungan pemotongan gaji itu sejatinya memang sudah disadari sepenuhnya oleh manajemen Arema FC.
Oleh sebab itu, untuk mengantisipasi kesalahpahaman dalam menerjemahkan kontrak, manajemen Arema FC juga telah memberikan kontrak tersebut kepada pemain.
Itu bertujuan agar pemain mempelajari isi kontrak. Dengan demikian, tidak ada misinterpretasi di kalangan pemain.
"Kemarin, kami sudah memberitahu secara informal, kan mereka butuh secara fisik (wujud kontrak barunya)," kata Sudarmaji.
"Oleh karena itu, kami berikan kontrak kepada pemain agar mereka bisa mempelajari. Jadi saya pikir itu penting," ia menambahkan.
Sudarmaji berkilah, mekanisme pemotongan gaji yang berbelit-belit ini adalah langkah terbaik yang diupayakan manajemen Arema FC.
Menurut Sudarmaji, manajemen Arema FC sudah berupaya maksimal agar keputusan yang diambil bisa adil bagi semua pihak.
"Karena, ini keterbukaan, bukan kepentingan klub tetapi kepentingan bersama," ujar lelaki asal Banyuwangi tersebut.
"Semua menghadapi kondisi sulit, tetapi kami berusaha mencari win-win solution," ia menambahkan.
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Berita Arema FC lainnya:
Kushedya Hari Yudo Ingin Arema FC Jalani Uji Coba Sebelum Liga 1 Bergulir
Kisah Aji Santoso yang Rela Membelot ke Persebaya demi Selamatkan Arema dari Krisis