- Direktur Madura United Haruna Soemitro menyarankan PSSI menggelar turnamen khusus U-19.
- Menurut Direktur Madura United ini, jika kompetisi dipaksakan dengan beberapa perubahan, justru akan menimbulkan persoalan baru.
- Madura United masih tegas menolak melanjutkan kompetisi musim 2020.
SKOR.id - Madura United merupakan salah satu tim yang dengan tegas menolak kompetisi musim 2020 dilanjutkan.
Alasan mereka lantaran situasi penyebaran virus Corona di sejumlah daerah belum bisa terkendali. Keselamatan dan kesehatan banyak orang menjadi yang utama.
Sementara itu, PSSI sudah memberi lampu hijau akan kembali melanjutkan kompetisi Liga 1 dan Liga 2 mulai antara September atau Oktober 2020.
Latihan Bayu Pradana Diikuti ''Calon'' Pemain Masa Depan Timnas Indonesiahttps://t.co/qM48Ntl5Ny— SKOR Indonesia (@skorindonesia) June 4, 2020
Kepentingan timnas Indonesia U-19 yang akan tampil di Piala Dunia U-20 2021, salah satu alasan utama PSSI bahwa kompetisi harus kembali digulirkan.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Madura United FC Haruna Soemitro, punya pandangan lain.
Jika alasan utama demi kepentingan timnas Indonesia U-19, seharusnya ada opsi lainnya yang bisa dipilih.
"Misalnya, kalau ujungnya itu, gelar saja turnamen khusus seperti Elite Pro Academy U-19 di suatu tempat. Datangkan pelatihnya untuk memantau. Itu lebih simpel," kata Haruna.
Sebelumnya, PSSI memang memiliki wacana untuk kembali melangsungkan kompetisi pada Oktober 2020.
Namun hal itu memang belum diputuskan secara resmi lewat rapat Exco dan baru sebatas rencana setelah PSSI menggelar rapat virtual secara maraton.
Meeting daring PSSI ini bersama perwakilan klub Liga 1 dan Liga 2, serta APSSI, dan APPI.
Dari hasil rapat tersebut muncul rencana bahwa sistem kompetisi akan mengalami sedikit perubahan.
Seperti tidak adanya degradasi dari Liga 1 dan tim promosi dari Liga 2 berkurang menjadi dua tim setelah sebelumnya tiga.
Menurut Haruna, jika kompetisi dipaksakan dengan beberapa perubahan tersebut, justru akan menimbulkan persoalan baru.
"Karena kompetisi itu jelas regulasi dan statutanya. Belum lagi mengadopsi situasi pendemi, akan lebih kompleks masalah manajemen risikonya,"ujar Haruna.
"Lebih tidak masuk akal jika di kompetisi level tertinggi, klub-klub hanya menurunkan pemain muda."
"Dimana atmosfir persaingannya dan apakah bisa menjual ke sponsor dan lain-lain," Haruna menambahkan.
Meski klub bakal diberikan subsidi sebesar Rp800 juta setiap bulan, hal itu sama sekali tak membuat Madura United goyah.
Mereka tetap pada pendiriannya untuk menolak melanjutkan kompetisi.
Bahkan tidak hanya mewakili klub, Haruna yang juga anggota Exco PSSI akan menyuarakan penolakannya dalam rapat Exco.
Berita Madura United Lainnya: Rahmad Darmawan Dukung Kompetisi Lanjut, Beda dengan Petinggi Madura United
Berita Madura United Lainnya: Madura United Maksa Liga Harus Dihentikan, PSSI Cuek Bebek