- Geoffrey Castillion mengungkapkan perbedaan Liga Indonesia dan Islandia yang pernah ia mainkan.
- Di Indonesia, kata Castillion, sepak bola lebih semarak karena didukung banyak suporter.
- Bermain di Persib Bandung membuat Castillion kembali merasakan sepak bola seperti saat di Ajax Amsterdam.
SKOR.id - Penyerang Persib Bandung, Geoffrey Castillion, menceritakan perbedaan sepak bola di Indonesia dan Islandia.
Geoffrey Castillion bergabung dengan Persib Bandung pada awal musim ini. Ia didatangkan dari tim Islandia, Hafnarfjordur.
Penampilan Geoffrey Castillion langsung memikat hati bobotoh, dua gol sudah ia lesakkan dalam tiga pertandingan Liga 1 2020.
Kendati menunjukkan adaptasi yang lancar, namun Castillion mengaku mengalami beberapa kendala pada awal-awal kedatangannya di Indonesia. Utamanya soal cuaca.
Berita Persib Lainnya: Bek Persib Ini Rindu Berduel dengan Ciro Alves dan Riko Simanjuntak
Namun Castillion menilai bermain di Persib Bandung seolah mengembalikan ingatannya seperti saat bermain di Ajax Amsterdam 2005-2014.
Bahkan, situasi di Persib sangat berbeda dengan Islandia yang menurutnya kurang fanatik dengan sepak bola.
"Di Islandia hanya ada satu atau dua tim yang berjarak cukup jauh, selebihnya banyak klub yang berdekatan," ujar Castillion dilansir dari situs Belanda, Voetbalzone.
"Kebanyakan stadion di sana punya dua tribune dan dipenuhi sekitar dua atau tiga ribu penonton. Saya kehilangan sensasi bermain di stadion yang penuh suporter," ucapnya.
Pilihannya bergabung dengan Persib Bandung tepat. Ia bisa menyaksikan stadion yang dipenuhi suporter mengingat Pangeran Biru memiliki bobotoh yang terbilang militan.
Hal itu langsung Castillion rasakan pada tiga laga pertama bersama tim Maung Bandung.
"Di Indonesia stadion selalu penuh, tak peduli bermain kandang atau tandang. Atmosfer stadion benar-benar luar biasa," kata Castillion.
"Para pesepak bola merasa menjadi pemain profesional di Indonesia," ia menambahkan.
Tak hanya di stadion, fanatisme suporter Indonesia juga tercermin di jalanan.
Pemain asal Belanda ini mengaku kerap dicegat oleh suporter hanya sekadar untuk mengajak berfoto bersama dan meminta tanda-tangan.
"Pada setiap laga saat kami berada di dalam bus, suporter akan memadati jalanan," kata Castillion.
"Saya hanya merasakan hal itu di Ajax sebelumnya. Banyak suporter saat training camp atau latihan terbuka bersama Ajax," pemain 28 tahun itu menambahi.
Berita Persib Lainnya: Alasan Bek Persib Bandung Ini Ingin Liga 1 2020 Bergulir Lagi
Jumlah penduduk yang timpang membuat sepak bola di Islandia tak seramai Indonesia. Namun hal itu juga membuat Castillion perlu menyesuaikan diri lagi.
Saat di Islandia ia terbiasa tinggal di tempat yang sepi dan dingin, sementara di Indonesia dia berada di daerah yang ramai dan terbilang lebih panas.