- Timnas Indonesia bikin kejutan di Piala AFF 2016 dengan menyingkirkan favorit juara Vietnam di semifinal.
- Tidak sedikit yang meragukan timnas Indonesia bakal lolos dari adangan Vietnam di semifinal Piala AFF 2016.
- Presiden Joko Widodo menyaksikan laga leg pertama timnas Indonesia melawan Vietnam di Stadion Pakansari.
SKOR.id - Satu fase sulit pada babak penyisihan Grup Piala AFF 2016 berhasil dilalui timnas Indonesia asuhan Alfred Riedl dengan manis.
Pesimisme publik tentang skuad timnas Indonesia dalam ajang karena banyak keterbatasan, sukses diputar balik berkat kerja keras dari para pemain.
Berita Piala AFF Lainnya: Kilas Balik Piala AFF 2007: Timnas Indonesia Gagal ke Semifinal untuk Pertama Kalinya
Indonesia lolos dari grup neraka yang diisi Thailand, Filipina, dan Singapura. Indonesia kemudian menantang salah satu favorit juara, kampiun Grup A, Vietnam.
Bertindak sebagai tuan rumah pada leg pertama, Indonesia menjamu Vietnam di Stadion Pakansari, 3 Desember 2016.
Sesuai prediksi, laga berjalan dengan intensitas tinggi. Presiden Republik Indonesia Joko Widodo pun saat itu menjadi salah satu saksi pertempuran.
Keriuhan Stadion Pakansari pecah setelah bek muda, Hansamu Yama Pranata, mencetak skor ketika laga baru berjalan tujuh menit.
Memanfaatkan postur badannya, jebolan timnas U-19 2013 tersebut memenangi duel udara dengan bek Vietnam.
Sayangnya, keunggulan Indonesia tak berlangsung lama, karena Vietnam berhasil menyamakan kedudukan lewat penalti pada menit ke-17.
Sadar butuh kemenangan untuk mempermudah perjuangan pada leg kedua di Hanoi, Indonesia terus menggempur pertahanan Vietnam yang diasuh Nguyen Huu-thang.
Hasilnya, lima menit babak kedua berjalan, giliran Indonesia mendapat hadiah penalti setelah Stefano Lilipaly dijatuhkan di kotak terlarang.
Boaz Solossa sebagai eksekutor tak menyia-nyiakan kesempatan. Bekal kemenangan 2-1 pada leg pertama belum aman bagi Indonesia untuk leg kedua.
Dengan dukungan militan puluhan ribu suporter Vietnam, tidak sulit buat mereka menang dengan skor 1-0 untuk menapaki partai puncak.
Selain kerja ekstra keras, dibutuhkan pula keberuntungan bagi pasukan Garuda. Pada satu kesempatan, pelatih timnas Alfred Riedl pun mengakuinya.
Dengan persiapan yang tak lebih dari 80 persen ditambah bumbu konflik kepentingan dengan klub, timnas Indonesia butuh banyak keberuntungan.
"Keberuntungan itu datang karena tim bekerja keras. Mereka yang bekerja keras dan berusaha habis-habisan. Akhirnya keberuntungan itu datang," kata Riedl.
Dengan tekad kuat dan perjuangan yang luar biasa hebat membendung agresivitas permainan Vietnam, Indonesia berhasil menggenggam tiket final.
Itu setelah pada leg kedua yang berlangsung di Stadion My Dinh, Indonesia sukses memaksakan skor imbang 2-2 (agregat 4-3).
Skuad Garuda Merah-Putih bahkan sempat unggul lebih dulu lewat gol bunuh diri bek Vietnam, Tran Dinh Dong, pada menit ke-54.
Gol tersebut nyatanya sukses merusak rencana tuan rumah. Pada menit ke-76, malapetaka Vietnam bertambah setelah sang kiper Tran Nguyen Manh, diganjar kartu merah.
Tapi menariknya, bukan memasukan seorang kiper pengganti, Vietnam justru menerapkan strategi powerplay dengan memasukkan seorang striker demi menjaga daya gedor.
Maklum, Vietnam memang butuh gol untuk membuka peluang. Strategi tersebut sempat berjalan sesuai rencana.
Dengan hanya 10 pemain, mereka justru sukses membalikkan kedudukan dengan mencetak dua gol dalam 10 menit terakhir pertandingan.
Namun, pada masa injury time, Indonesia mampu memanfaatkan kesalahan kecil pemain Vietnam untuk mendapatkan hadiah penalti.
Ferdinand Sinaga yang tinggal berhadapan satu lawan satu dengan kiper dadakan Vietnam, dijatuhkan di kotak penalti.
Berita Piala AFF Lainnya: Kilas Balik Piala AFF 2007: Timnas Singapura Juara, Noh Alam Shah Borong Gelar
Dengan dingin, Manahati Lestusen yang ditunjuk sebagai "gladiator" sepakan 12 pas, menjalankan tugasnya dengan sempurna.
Indonesia lolos ke partai final untuk kelima kalinya sejak 1996. Setelah pada dua edisi sebelumnya selalu gagal lolos dari putaran grup.
"Itu adalah satu momen terbaik dalam karier saya bersama timnas. Saat itu banyak yang pesimistis pada kami tapi akhirnya kami bisa sampai ke final," kata Manahati.