- Kabupaten Boyolali membangun Stadion Kebo Giro sebagai sarana peningkat potensi parisiwata.
- Stadion Kebo Giro akan menghabiskan dana lebih dari Rp22 miliar dari anggaran Pemkab Boyolali.
- Namun, pengerjaan Stadion Kebo Giro sedang ditunda karena dananya dialihkan untuk covid-19.
SKOR.id - Kabupaten Boyolali belum punya tim sepak bola profesional tetapi sudah punya banyak fasilitas sepak bola. Salah satunya Stadion Kebo Giro.
Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kabupaten Boyolali, Susilo Hartono, mengatakan, stadion menelan anggaran sekitar Rp22 miliar.
Angka itu terbagi untuk dua tahun anggaran, yakni tahun anggaran 2019 dan 2020, dengan masing masing menganggarkan Rp11 miliar per tahun.
Baca Juga: Lagi, Desa di Boyolali Miliki Lapangan Sepak Bola Berfasilitas Keren
“Namun untuk tahun ini sementara kami hentikan dulu karena anggaran kami alihkan ke penaggulangan wabah virus corona,” kata Susilo Hartono.
Disebutkan, stadion yang terletak di Desa Paras, Kecamatan Cepogo ini disiapkan Bupati Boyolali, Seno Samodro, untuk membangun lapangan berstandar FIFA.
“Lahannya secara keseluruhan seluas 15 hektar. Karena nantinya akan dibuat kompleks olahraga di sekitar stadion, di antaranya venue panahan,” katanya.
Yang menarik dari Stadion Kebo Giro ini adalah menggunakan konsep seperti stadion-stadion di Eropa, yakni tanpa lintasan atletik.
Untuk Indonesia hingga 2020 masih sangat jarang stadion yang tanpa dilengkapi lintasan atletik dan dipergunakan untuk liga profesional.
Mengenai fasilitas stadion, Susilo mengatakan bahwa dalam ruang ganti pemain, juga tersedia fasilitas pemandian air panas indoor hingga ruang pemanasan indoor.
Sedangkan untuk lapangan, menggunakan rumput jenis Zoysia Martella, rumput yang memiliki kualitas cukup bagus dibandingkan dengan yang lainnya.
“Selain kualitas rumput yang bagus, resapan air atau drainase di lapangan juga menjadi perhatian kami,” Susilo menjelaskan.
Stadion ini berkapasitas 12 ribu penonton. Rinciannya, kelas ekonomi I menampung enam ribu penonton dan kelas ekonomi II tiga ribu penonton.
Sedangkan kelas VIP menampung 3.000 penonton. Akses masuk penonton dibagi dalam 12 pintu masuk, di mana kelas ekonomi sebanyak sembilan gerbang.
Baca Juga: Demi Masa Depan, Jurang di Kaki Gunung Merapi Disulap Jadi Lapangan
Yang menarik dan membuat beda dari stadion ini adalah tribune tertutup yang dijadikan VIP ada di sisi timur. Bukan di sisi barat seperti mayoritas stadion di Indonesia.
“Dalam master plan-nya, kedepan juga stadion dilengkapi dengan lampu penerangan lapangan agar juga bisa digunakan laga malam hari,” kata Susilo.