- Level cinta dan bola sama-sama kasta brahma bagi pelatih-pelatih sekolah sepak bola (SSB).
- Karena cintanya dengan bola pelatih-pelatih SSB sampai berimajinasi dalam obrolan grup.
- Para pelatih SSB sudah sangat rindu melatih anak didiknya dan merasakan kehangatan liga.
SKOR.id - Kalau ada istilah cinta itu buta, tak salah juga kiranya jika muncul idiom, bola itu imajinasi. Dua hal itu beda dunia tetapi satu kasta.
Ya, cinta dan bola sama-sama kasta brahma atau level sufi dalam bahasa kerennya. Karena cinta dan bola bisa muncul perang, tetapi juga melahirkan kedamaian.
Baca Juga: Gian Zola Bicara Pengaruh Liga Topskor dan Febri Hariyadi untuk Kariernya
Istilah cinta dan bola tersebut tergambar jelas dalam obrolan grup WhatsApp pelatih-pelatih sekolah sepak bola (SSB) yang tampil dalam Liga TopSkor U-17 2019-2020.
Ditundanya Liga TopSkor U-17 karena pandemi virus corona, seperti ditundanya Liga 1 dan Liga 2 2020, membuat kerinduan mendalam bagi para pelatih SSB tersebut.
Menariknya, dalam situasi resesi ekonomi dan situasi tak menentu, obrolan pelatih-pelatih itu bukan soal gaji atau sulitnya dapat pemasukan karena tak ada bola.
Bukan, bukan itu. Para pelatih akar rumput itu tak semelankolis atau secengeng lagu putus cinta. Mereka tabah, kuat, dan malah merangsang optimesme.
"Kangen nih udah lama kaga ada info-info jersey yang akan dipakai buat pertandingan Sabtu atau Minggu," kata pelatih SSB Mutiara FC.
Kontan saja, pelatih lainnya menimpali. Mereka saling berkoordinasi warna kostum yang akan digunakan dalam pertandingan, seolah-olah itu nyata adanya.
"Kabo (Kabomania) tetap hijau-hijau coach ya," kata pelatih Kabomania, Sony Kurniawan, yang adalah mantan pemain Persija pada era awal milenium.
"Bang Deden (nama koordinator operator kompetisi) untuk hari Sabtu main di lapangan mana?" ucap pelatih Garuda Putra, Sadin Lacandra.
Pertanyaan soal lapangan menjadi menarik sebab lokasi pertandingan Liga TopSkor U-17 berpindah-pindah. Pasalnya, kualitas lapangan jadi fokus utama.
"Kalau hujan lapangan masih bisa dipakai ga lapangan?" pelatih Cibinong Raya, Juman Pelupessy, menimpali obrolan kepada rekannya.
Baca Juga: Liga TopSkor: ASIOP Berlatih dengan Manfaatkan Google Meet
Saat lapangan tergenang air akibat hujan deras, niscaya pindah lapangan. Bagi pelatih-pelatih SSB itu pindah lapangan jadi kisah menarik walau kadang juga kesal.
Begitulah gambaran singkat obrolan pelatih-pelatih SSB yang sudah kangen dengan latihan rutin dan atmosfer pertandingan sepak bola pembinaan.
Mereka semua bergerak atas dasar cinta untuk bola dengan penghasilan atau uang sebagai hal lain yang tak perlu diumbar dan dibuat jadi kisah nestapa.