- Persipura berjaya dalam era Liga Indonesia yakni meraih empat gelar juara liga plus satu turnamen rasa kompetisi.
- Sayangnya, memasuki era Liga 1 pada 2017, Persipura menjadi tim labil dan doyan gonta-ganti pelatih di tengah musim.
- Selama tiga musim, 2017 hingga 2019, Persipura telah ganti pelatih 10 kali, sebelum kembalinya Jacksen F Tiago.
SKOR.id - Prestasi dan kiprah Persipura Jayapura dalam 24 musim penyelenggaraan kompetisi reguler Tanah Air, tak perlu diragukan lagi.
Sejak era Liga Indonesia (1994-2007), Indonesia Super League (2008-2014), QNB League 2015, hingga Liga 1 (2017-2020), Persipura tak pernah absen.
Berita Persipura Lainnya: Boaz Solossa Lelang Jersey Juara Persipura untuk Bantu Tenaga Medis
Tim berjuluk Mutiara Hitam tersebut bahkan telah mengemas empat bintang lewat gelar juara Liga Indonesia 2005, 2008-2009, 2010-2011, dan 2013.
Sejatinya Persipura juara pada 2016, namun ketika itu yang bergulir hanya turnamen dengan format kompetisi, yakni Indonesia Soccer Championship A.
Menariknya, tim peraih poin tertinggi sejak 1994 ini sedang mengalami turbulensi. Dalam era Liga 1, Persipura menjadi tim labil yang tak jelas arahnya.
Target juara atau minimal papan atas selalu dipatok meski kondisi dan situasi tak mencerminkan kemungkinan hal tersebut akan tercapai.
Dampaknya, pelatih yang gagal memenuhi target didepak. Manajemen Persipura seperti tim-tim Eropa Barat, yang doyan mendepak atau mencoret pelatih.
“Target kami setiap musim itu juara. Jika ada target meleset atau gagal memenuhi target, ya konsekuensinya adalah pergantian pelatih," kata Benhur Tommi Mano.
"Itu juga berlaku, jika dalam beberapa pertadingan tim alami kegagalan, tentu kami evaluasi kinerja pelatih," Ketua Umum Persipura itu menambahkan.
BTM, sapaan akrab Benhur menjelaskan, apa yang terjadi dalam Liga 1 2018 bisa diterapkan untuk kebaikan tim, yakni empat kali kami ganti pelatih.
Itu sudah menajdi bagian dari risiko menjadi pelatih di tim seperti Persipura. Setiap musim kami harus bisa menjaga tradisi dan supremasi sepak bola Jayapura," katanya.
"Bahkan pada Liga 1 2020, kami tak lagi berbicara sekadar juara level nasional, namun level Asia, entah itu Liga Champions atau Piala AFC musim 2021,” ia menambahkan.
Pada Liga 1 2017, Persipuar tercatat tiga kali gonta-ganti pelatih. Listiadi Po hanya sempat 53 hari menangani Persipura dalam 10 laga (16 April 2017-08 Juni 2017).
Ia lantas digantikan Mettu Duaramuri sebagai karteker (10 Juni 2017-19 Juni 2017) yang hanya sempat merasakan kursi pelatih selama sembilan hari, yakni satu laga.
Pelatih berikutnya juga asal Brasil, Wanderley Machoda da Silva Junior, tak diperpanjang kontraknya meski melatih selama 159 hari untuk 23 laga.
Wanderley Junior tak diperpanjang karena dianggap gagal membawa Persipura meraih target juara dan hanya finis di urutan keenam pada akhir musim.
Pada Liga 1 2018 Persipura tercatat empat kali ganti pelatih. Peter James Butler, asal Inggris, mundur setelah mendampingi tim 198 hari dalam 13 laga.
Butler lantas digantikan pelatih karteker Tony Ho, yang justru hanya 29 hari atau tiga laga saja memimpin Boaz Solossa dan kawan-kawan (22 Juni-21 Juli 2018).
Berkutnya Amilton Oliviera da Silva asal Brazil kemudian masuk menjadi juru tatik, namun dicoret setelah 65 hari atau tujuh laga menemami tim.
Penggantinya, Osvaldo Lessa Filho (Brazil) juga bernasib sama, tak diperpanjang meski melatih hingga akhir musim atau selama 111 hari dalam 11 laga.
Pada 2019 Persipura mengulang kisah musim 2017, yakni tiga kali ganti pelatih. Yang pertama didatangkan adalah pelatih Brasil, Luciano Gomes Leandro.
Ia lantas dicoret setelah 158 hari atau dalam lima laga dampingi tim, saat tim terkapar di Piala Indonesia dari tim Liga 3, Persidago Gorontalo.
Berita Persipura Lainnya: Dalam Dua Tiga Musim ke Depan Persipura Akan Kembali Berjaya
Penggantinya, Lydio de Souza sebagai karteker hanya sempat delapan hari atau satu kali mendampingi Ian Louis Kabes dan kawan-kawan.
Setelah itu akhirnya Persipura kembali berjodoh dengan Jacksen Ferreira Tiago, yang mampu mengangkat tim hingga finis di urutan ketiga klasemen akhir.