- Persebaya dan timnas Indonesia pernah punya sosok kiper pengatur permainan, I Gusti Putu Yasa.
- I Gusti Putu Yasa mengatakan, hanya dengan tiga sentuhan Persebaya dan timnas Indonesia bisa cetak gol.
- Selama membela Persebaya dan timnas Indonesia, I Gusti Putu Yasa tak pernah dicoret atau dipecat.
SKOR.id - Peran utama seorang kiper adalah menjaga gawang agar tak dibobol lawan. Namun, kiper juga berperan besar dalam upaya membangun serangan.
Karakter main seperti itu saat ini banyak dikonotasikan kepada kiper timnas Jerman, Manuel Neuer, yang dibumbui dengan istilah penjaga gawang modern.
Kiper yang membela Bayern Munich itu tak hanya pandai dalam menangkap bola atau membuang tembakan, tapi juga andal bermain menggunakan kedua kakinya.
Baca Juga: Nuansa Paskah yang Berbeda Dirasakan Gelandang Persebaya
Namun, jauh sebelum Neuer, sudah ada kiper yang berkarakter demikian. Selain berfungsi menjaga gawang, ia juga ikut mengatur serangan untuk mencetak gol.
Pada era tahun 1980-an, salah satu kiper yang pintar mengatur serangan adalah I Gusti Putu Yasa, kiper yang pernah menjaga gawang Persebaya dan timnas Indonesia.
"Zaman saya sering mencetak gol cepat lewat tiga sentuhan. Saya, Syamsul Arifin, dan Mustaqim," ujar Putu Yasa kepada Skor.idSabtu (18/4/2020).
Putu Yasa dikenal memiliki tendangan jarak jauh kurat. Bola sepakannya selalu memanjakan dua penyerang Persebaya, Syamsul Arifin atau Mustaqim.
Ada kalanya pula Putu Yasa mengirim bola tepat ke gelandang yang lantas diteruskan lewat umpan silang kepada striker, yang sejurus kemudian berbuah gol.
"Gol seperti itu (hanya lewat tiga sentuhan) sering kami ciptakan. Jarang kami main dari belakang (build-up)," kata Putu Yasa.
Skema demikian ini menurut Putu Yasa sering menghasilkan gol terutama ketika bermain di Gelora 10 November, Tambak Sari.
Namun, tak jarang juga dilakukan di luar Surabaya, seperti ketika tampil di Stadion Gelora Bung Karno, Senayan, saat melawan PSMS Medan dan Persiba.
Adapun Putu Yasa bergabung dengan Persebaya pada 1984. "Saya direkomendasikan Budi Johanis, karena dua kali penalti, kena semua sama saya," kata Putu Yasa.
Setelah itu, dari rentang waktu 1984-1990, bersama Persebaya dan timnas, Putu Yasa hampir tak tergantikan daftar skuad inti atau starter.
Baca Juga Kiper Persebaya Ungkap Suka Duka Selama Latihan di Rumah
"Di Persebaya dan timnas (Indonesia) saya tidak pernah dicoret. Saya sendiri yang mengundurkan diri," ucap Putu Yasa.
Putu awalnya tidak terpikir untuk menjadi pemain sepak bola. Saat remaja, Putu Yasa justru hobi bermain basket bersama rekan-rekannya.
Namun, karena memiliki tangkapan yang bagus, dia kemudian diminta untuk mencoba menjadi kiper ketika ada kegiatan olahraga di sekolah.