Kilas Balik Aji Santoso, Transformasi si Kancil dari Liat ke Jeli

Abdul Susila

Editor:

  • Aji Santoso masih dianggap sebagian kalangan sebagai bek kiri terbaik Indonesia yang belum ada gantinya. 
  • Lahir dari keluarga sederhana menempa Aji Santoso menjadi sosok yang ulet dan liat dalam meniti karier. 
  • Sebagai pelatih, Aji Santoso dianggap punya kejelian, khusunya terkait bakat pemain usia muda potensial. 

SKOR.id - Hari ini, Selasa (6/4/2020), usia Aji Santoso genap berusia 49 tahun. Lelaki setinggi 165 sentimeter ini pun sudah menjadi pelatih papan atas. 

Sejak memutuskan gantung sepatu pada 2004, Aji langsung banting setir menjadi pelatih. Setelah 16 tahun berkarier, tiga gelar telah ia raih. 

Pertama, gelar juara PON Kaltim 2008 bersama Jatim. Kedua, menempati posisi pertama Indonesia Premier League (IPL) 2011 bersama Persebaya 1927, ketika ajang tersebut berhenti setelah baru berjalan satu putaran.

Yang ketiga juara bersama Arema FC dalam ajang Piala Presiden 2017. Ini menjadi gelar terakhirnya sebagai pelatih profesional. 

Baca Juga: 11 Pemain Terbaik Sepanjang Masa Persebaya

Sebagai kilas balik atas perjalanan sepak bola Aji Santoso pada usia 49 tahun, Skor.id akan mengulas sepak terjangnya dari pemain hingga jadi pelatih. 

Liat bak Karet

Aji Santoso lahir di Kepanjen Malang pada 6 April 1970. Sedari bocah, Aji sudah menggilai sepak bola. Bahkan, ia rajin main tarikan kampung atau tarkam.

Ia lahir dari keluarga pas-pasan. Aji kecil ikut membantu ekonomi keluarga dengan membungkus kerupuk di pabrik dan kuli panggul di pasar. 

Namun, Aji kecil tetap menggeluti sepak bola yang jadi kesehariannya sejak kelas dua sekolah dasar (SD). Masa kecil membentuk mentalitas Aji. 

“Ketika saya makin serius meniti karier di sepak bola, saya menyadari hikmah dan manfaat menjadi seorang tukang bungkus kerupuk dan tukang panggul di pasar,” kata Aji. 

Bakat sepak bola Aji makin terasah saat bergabung dengan Argo Manunggal Sawunggaling. Pada 1985-1987 itu ia diasuh pelatih Winarto.

Pada 1987 ia pindah ke kota Malang, membela klub Gajayana Malang. Tak sampai setahun bersama Gajayana, Aji direkrut Persema Junior dengan uang saku Rp10 ribu per bulan. 

Tak sampai setahun, yakni pada 1988 Aji muda dipinang Arema Malang. Yang meminta Aji bergabung adalah Sinyo Aliandoe, Ovan Tobing, dan Lucky Acub Zainal. 

Selama delapan tahun membela Singo Edan, julukan Arema, Aji mempersembahkan satu gelar juara, yakni Galatama musim 1992-1993. 

Sebelum meraih gelar itu, si Kancil, begitu beberapa koran ketika itu menyebut Aji, jadi pujaan karena meraih medali emas SEA Games 1991 di Manila, Filipina. 

Aji pertama kali membela timnas pada 1989, setelah semusim membela Arema Malang dalam kompetisi Galatama, yakni dalam ajang Kings Cup di Thailand.

Perawakan Aji yang mungil, sempat disebut tak pantas membela timnas Indonesia. Pasalnya, bek kiri timnas identik dengan Sutan Harhara dan Yohanes Auri, yang tinggi. 

Tak dinyana, Aji sangat liat: lentur bak karet, berakselerasi tinggi, dan tak mudah patah atau kalah. Umpan silangnya juga akurat. 

Karenanya, selama era 1990 Aji selalu jadi pilihan utama, bahkan ban kapten timnas Indonesia pun ia miliki karena ketenangan dan kelugasannya. 

Pada 1995, semusim setelah Galatama dan Perserikatan dilebur, Aji membela Persebaya. Kala itu belum ada bara dendam antara Aremania dan Bonek. 

Bersama Bajul Ijo, julukan Persebaya, Aji mempersembahkan gelar juara Liga Indonesia 1996-1997 atau lebih dikenal dengan sebutan Liga Kansas.

Pada 1999, setelah peristiwa politik 1998 yang menghentikan kompetisi reda, Aji untuk pertama kalinya merantau ke luar Jawa, membela PSM Makassar. 

Seperti di dua klub sebelumnya, Aji kembali mempersembahkan gelar. Kali ini pada musim pertama, yakni 1999-2000, setelah taklukkan Pupuk Kaltim dalam laga final.

Selepas juara, Aji pulang ke Malang dan membela Persema, lantas Persela, dan akhirnya kembali ke Arema Malang dan gantung sepatu pada 2004. 

Jeli bak Elang 

Belum setahun setelah gantung sepatu, Aji ikut kursus kepelatihan yang diselenggarakan AFC selama dua pekan. Usai itu ia diminta melatih akademi Arema selama tiga bulan. 

Pada pertengahan 2005, ia diminta Peter White, pelatih timnas Indonesia saat itu, untuk menangani timnas U-17 dalam kejuaraan ASEAN U-17 di Bangkok.   

Rupanya, masa-masa melatih tim usia muda menjadi pondasi kepelatihan Aji. Kisah kariernya yang moncer sejak muda jadi kiblat. 

Karier kejayaan Aji sebagai pelatih tercipta dalam ajang PON 2008 di Kalimantan Timur, saat ia menangani Jawa Timur, yang salah satu pemainnya adalah Andik Vermansah. 

Dari situ status Aji naik kelas dan dilirik Persik Kediri, tepatnya pada 2009, setelah membesut tim Pekan Olahraga Mahasiswa ASEAN. 

Selanjutnya Persebaya meminangnya dan semusim berikutnya menangani Persisam Putra Samarinda, dan lantas mengarsiteki Persema Malang.

Nama Aji makin diperhitungkan setelah membawa Persebaya 1927, dalam era dualisme kompetisi, menjuarai Indonesia Premier League 2011 yang cuma berjalan setengah musim. 

Setelah itu, ia menjadi asisten pelatih timnas Indonesia U-23. Ia menjadi pendamping Rahmad Darmawan dan Widodo Cahyono Putro dalam SEA Games 2011.

Baca Juga: Ikut Lelang Jersey, Aji Santoso Yakin Bermanfaat

Pada 2012, saat panas-panasnya dualisme federasi antara PSSI dan KPSI, Aji ditunjuk menggantikan Nilmaizar sebagai pelatih timnas Indonesia. 

Sayang ketika itu Aji menorehkan tinta merah. Indonesia dibantai Bahrain dengan skor 0-10, yang menjadi rekor kekalahan terbesar skuad Garuda sepanjang sejarah. Saat itu komposisi pemain timnas memang jadi perdebatan. 

Aji sempat dicaci-maki publik. Bahkan, ada yang menuduhnya sengaja membuat Indonesia kalah karena judi. Sebuah tuduhan tak terbukti dan sangat menyakitkan. 

Walau begitu ia tetap dipercaya menjadi pelatih timnas Indonesia U-23 untuk SEA Games 2015 di Singapura. Sayang, Indonesia gagal meraih medali. 

Faktanya, menjelang ajang tersebut, Indonesia tepatnya PSSI disanksi FIFA. Indonesia diembargo FIFA dari seluruh ajang internasional. 

Setelahnya menganggur selama 2016 dan Aji sempat dikait-kaitkan dengan Persija pada 2017, namun akhirnya menangani Arema FC.

Bersama Singo Edan, Aji langsung mempersembahkan gelar juara pramusim Piala Presiden 2017. Sayangnya, Arema kehabisan bensin dalam kompetisi dan Aji mundur. 

Lantas ia melatih Persela Lamongan, PSIM Yogyakarta, dan pada pertengahan 2019 menangani Persebaya, di mana ia sudah memberi satu gelar, Piala Gubernur Jatim 2020. 

Baca Juga: Aji Santoso Mengenang Legenda Persebaya yang Meninggal Seusai Laga

Rangkaian kepelatihan Aji dari 2004 hingga 2020 atau selama 16 tahun memiliki benang merah yang sama, Aji jeli bak mata elang melihat kualitas pemain muda. 

Itu mengapa skuad muda selalu jadi pilhannya saat menangani tim, seperti Persebaya musim ini yang didominasi pemain muda. 

 

 

RELATED STORIES

Cerita Aji Santoso, Murai Batu, Cucak Cungko, dan Sikatan Londo

Cerita Aji Santoso, Murai Batu, Cucak Cungko, dan Sikatan Londo

Pelatih Persebaya Surabaya, Aji Santoso, menikmati hobinya di tengah menjalani ibadah puasa bulan suci Ramadan.

Skor co creators network
RIGHT_ARROW
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
RIGHT_ARROW

THE LATEST

Cover Evan Soumilena.

Futsal

Cetak Tiga Gol di Pekan Pertama, Evan Soumilena Ogah Jemawa

Evan Soumilena ikut berperan penting saat Fafage Banua meraih dua kemenangan pada pekan pertama Pro Futsal League 2024-2025.

Sumargo Pangestu | 23 Dec, 10:04

persija vs pss

Liga 1

Parade Foto: Hat-trick Gustavo Almeida Bawa Persija Taklukkan PSS Sleman di JIS

Deretan momen dalam kemenangan Persija Jakarta atas PSS Sleman di pekan ke-16 Liga 1 2024-2025, Sabtu (21/12/2024).

Teguh Kurniawan | 23 Dec, 09:50

Petinju Tyson Fury

Other Sports

Petinju Tyson Fury Isyaratkan Pensiun Usai Takluk dari Oleksandr Usyk

Setelah dua kali kalah dari Oleksandr Usyk, satu-satunya pertarungan yang tersisa untuk Tyson Fury adalah melawan Anthony Joshua.

I Gede Ardy Estrada | 23 Dec, 08:38

Liga Inggris 2024-2025. (Dede Sopatal Mauladi/Skor.id).

Liga Inggris

Liga Inggris 2024-2025: Jadwal, Hasil, Klasemen, dan Profil Klub Lengkap

Berikut ini jadwal, hasil, dan klasemen, serta profil klub lengkap Liga Inggris 2024-2025 yang akan diupdate sepanjang musim bergulir.

Irfan Sudrajat | 23 Dec, 08:30

La Liga 2024-2025 (Liga Spanyol). (Hendy Andika/Skor.id).

La Liga

La Liga 2024-2025: Jadwal, Hasil, dan Klasemen

Berikut ini jadwal lengkap, hasil, dan klasemen La Liga (Liga Spanyol) musim 2024-2025.

Pradipta Indra Kumara | 23 Dec, 08:09

pemain indonesia di eropa

National

Rapor Pemain Indonesia di Eropa: Jay Idzes dan Thom Haye Tuai Kemenangan Penting

Berikut rapor para pemain Indonesia yang berkiprah di Eropa pada pekan lalu.

Rais Adnan | 23 Dec, 08:00

Kompetisi Liga Italia 2024-2025 dimulai pada Sabtu (17/8/2024) lalu. (Dede Sopatal Mauladi/Skor.id).

Liga Italia

Liga Italia 2024-2025: Jadwal, Hasil, dan Klasemen

Liga Italia 2024-2025 telah bergulir pada Sabtu (17/8/2024) lalu, berikut ini jadwal, hasil, dan klasemen yang diupdate sepanjang musim ini bergulir.

Irfan Sudrajat | 23 Dec, 07:37

Turnamen Basket 1x1 Putri

Basketball

Indonesia Masuk Top 5 Negara yang Gemar Olahraga Basket

Berdasarkan data FIBA, Indonesia ada di peringkat keempat sebagai negara yang warganya hobi bermain bola basket.

I Gede Ardy Estrada | 23 Dec, 05:47

Sepak bola wanita Indonesia. (Dede Mauladi/Skor.id)

Esports

Semarang Tutup Rangkaian Kompetisi Sepak Bola Wanita Usia Dini dari Milklife di Tahun Ini

Milklife Soccer Challange menyasar delapan kota yakni Kudus, Surabaya, Jakarta Tangerang, Bandung, Solo, Yogyakarta dan Semarang.

Gangga Basudewa | 22 Dec, 20:58

Luis Diaz merayakan gol yang diciptakannya bersama rekan setimnya yang memberikan assist, Trent Alexander-Arnold. (Jovi Arnanda/Skor.id).

Liga Inggris

Hasil Tottenham Hotspur vs Liverpool: Hujan Gol, The Reds Menang 6-3

Liverpool menang 6-3 atas tuan rumah Tottenham Hotspur dalam laga Liga Inggris 2024-2025, Minggu (22/12/2024) malam WIB.

Irfan Sudrajat | 22 Dec, 18:31

Load More Articles