- Polisi, lewat Satgas Antimafia Bola, bersilaturahmi ke kantor PSSI pada Rabu (5/2/2020).
- Ini menggembirakan, sebab pada 2018 polisi sambangi kantor PSSI untuk lakukan penggeledahan.
- Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan, berharap ada sinergi positif antara federasi dengan polisi.
SKOR.id - Ada anomali positif di PSSI. Bila pada 2018 polisi geledah kantor PSSI, pada 2020 polisi malah silaturahmi dengan federasi sepak bola Indonesia ini.
Tepatnya pada Rabu 95/2/2020), sejumlah polisi yang tergabung dalam Satuan Tugas (Satgas) Antimafia Bola, berkunjung ke kantor PSSI di FX Senayan, Jakarta.
Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan, menjelaskan, kunjungan polisi ini sebagai tindak lanjut dari obrolan dengan Kepala Kepolisian Republik Indonesia, Idham Aziz.
Pada periode kepeminpinannya, 2019-2023, Mochamad Iriawan ingin PSSI dan polisi bersinergi. Bukan hanya soal izin keramaian, tetapi dalam banyak hal.
Salah satunya dalam soal pemberantasan mafia bola dan pengaturan skor atau match fixing. PSSI beri keleluasaan pada polisi untuk bongkar mafia bola.
Baca Juga: Banding PSSI Ditolak, Timnas Indonesia Kehilangan Pemain ke-12
"PSSI ingin mewujudkan sepak bola yang bersih, bermartabat, dan berprestasi. Karena itu kami sangat berterima kasih dan mengapresiasi Kapolri," kata Iriawan.
Lelaki yang biasa disapa Iwan Bule itu ingin Satgas Antimafia Bola dilanjutkan. Kebetulan Satgas Antimafia bola dilanjutkan, kini jilid III.
Kunjungan ini dipimpin Kasatgas, Hendro Pandowo. Lelaki yang menjabat sebagai Karo Provost Propam Polri itu laporkan kinerja Satgas Antimafia Bola Jilid II.
Adapun Satgas Antimafia Bola Jilid I mengungkap kasus cukup besar. Beberapa anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI ditangkap dan dipenjarakan.
Baca Juga: Daftar 34 Pemain yang Layak Perkuat Timnas Indonesia
Bahkan, Wakil Ketua Umum PSSI yang ketika itu menjadi Plt. Ketua Umum PSSI, Joko Driyono, diburu. Ia dituduh menghilangkan barang bukti mafia bola.
Pada 2018 itulah kantor PSSI sempat digeledah. Tidak hanya kantor PSSI di FX Senayan, melainkan juga kantor lama PSSI di daerah Kemang.
Sedangkan kinerja Satgas Antimafia Bola Jilid II tak terlalu harum. Hanya beberapa kasus yang berhasil diungkap.
Baca Juga: Timnas Indonesia U-16 Jajal Thailand di Stadion Manahan
Dengan rekam jejak itu, PSSI berharap kinerja Satgas Antimafia Bola makin tajam. Sekaligus pula diharapkan menekan keberanian mafia bola.
"Sepak bola bukan cuma milik PSSI, tetapi milik masyarakat. Untuk itu kita harus bergerak bersama-sama," ujar Iriawan.