- Pelatih Persib, Robert Rene Alberts, ingin pemainnya menjalin kolektivitas permainan selama di Malaysia.
- Dua pemain seleksi asal Brasil, Joel Vinicius dan Wander Luiz, diharapkan tampil garang saat jumpa Hanoi FC.
- Sebagai pemain jebolan liga Vietnam, dua pemain seleksi tersebut harus buktikan kualitas dan ketajaman.
SKOR.id - Mencari pelajaran dari ajang internasional. Itulah yang dilakukan Persib Bandung dalam ajang Asia Challenge Cup 2020 di Selangor, Malaysia.
Dengan alasan itu, Persib hanya membawa pemain-pemain pelapis dan pemain baru. Para pemain bintang Pangeran Biru, julukan Persib, sengaja tak dibawa.
Untuk lini depan misalnya, Persib membawa tiga pemain barunya, yang dua di antaranya pemain seleksi. Mereka itu Beni Oktovianto, Wander Luiz, dan Joel Vinicius.
Dalam laga perdana Asia Challenge Cup 2020, melawan Selangor FA, ketiganya secara bergantian tampil. Hasilnya, tak ada gol tercipta. Malahan sebaliknya Persib kebobolan tiga gol.
Sejatinya Persib bukan tanpa peluang. Baik Luiz, Vinicius, maupun Beni, sama-sama punya peluang. Namun, aksi ketiganya belum klinis dan belum ada konektivitas dengan pemain lainnya.
Baca Juga: Persib vs Selangor: Maung Bandung Takluk di Laga Pertama Asia Challenge Cup 2020
Menurut pelatih Persib, Robert Rene Alberts, persoalan kolektivitas tak terhindarkan. Pasalnya, tim baru berlatih sepekan dan sebagian pemain baru tampil bersama dengan seragam Persib.
Tetapi, pelatih asal Belanda itu tetap mengkritisi dua Brasil yang sedang seleksi. Bila tak segera menampilkan permainan meyakinkan, niscaya kertas kontrak tak akan disodorkan.
"Saya melihat banyak kekurangan dalam hal pemahaman, terutama saat membangun serangan yang melibatkan dua pemain itu (Luiz dan Vinicius)," kata Robert Rene, Sabtu (18/1/2020).
Mantan pelatih Arema FC itu berharap, kedua pemainnya ini tampil lebih baik pada laga kedua, melawan tim asal Vietnam, Hanoi FC, Minggu (19/1/2020) malam ini.
Baca Juga: Timnas Indonesia U-19 Akan Keliling Eropa
Mengingat keduanya merupakan pemain terkemuka di Vietnam, ini menjadi sarana pembuktian. Ketajaman keduanya harus lebih klinis, serta kerja sama antarlini dan antarpemain bisa terjalin.
"Penampilan mereka di Vietnam adalah bukti, tetapi antara Liga Vietnam dan Indonesia sedikit berbeda termasuk dalam hal ketajaman," ucap Robert Rene Alberts.