- Dalam perkembangan sepak bola kini kerap muncul istilah Number 9 dan False 9.
- Keduanya untuk pemain di lini depan dengan fungsi yang berbeda.
- Skorpedia kali ini menjelaskan apa perbedaan kedua peran tersebut dalam sepak bola.
SKOR.id - Sepak bola semakin menarik bukan hanya karena persaingan di kompetisi liga atau timnas melainkan menarik karena perkembangannya.
Dari sepak bola di masa kini, seringkali muncul istilah Number 9 dan False 9.
Kedua istilah tersebut untuk menyebutkan tentang fungsi pemain depan. Skorpedia kali ini akan mencoba menjelaskan tentang perbedaan dari Number 9 dan False 9.
Tentu saja, akan sangat mudah dengan menyebutkan bahwa Number 9 itu adalah striker dan False 9 itu "penyerang palsu" atau pemain yang didorong ke depan tapi bukan sebagai striker.
Namun, ternyata tidak sesederhana itu membedakan antara Number 9 dan False 9.
Seperti disinggung di atas, sepak bola menjadi menarik juga karena perkembangannya. Jadi, menarik pula untuk melihat perbedaan dari aspek fungsi kedua kategori pemain tersebut.
Contohnya, bagaimana False 9 ini bisa efektif penerapannya? Apakah strategi False 9 juga harus menggunakan pemain berkarakter Number 9?
Untuk mengetahui perbedaan tersebut lebih jauh, berikut Skorpedia mencoba menjelaskan fungsi, perbedaan, serta sejarah dari perkembangan antara Number 9 dan False 9:
Pada era 1990 dan 2000-an, menjadi masa ketika munculnya duet penyerang.
Sepak bola ketika itu menampilkan duet seperti Dwight York-Andy Cole (Manchester United), Dennis Bergkamp-Thierry Henry (Arsenal), Alessandro Del Piero-David Trezeguet atau Filippo Inzaghi (Juventus).
Di Real Madrid ada Raul Gonzalez-Fernando Morientes dan di Barcelona juga memiliki Javier Saviola-Patrick Kluivert.
Kita bisa menambahkan daftar tersebut lebih banyak lagi. Jika melihat daftar itu pula, duo tersebut kombinasi antara "Number 9" dan "Second Striker".
Dapat diidentifikasi bahwa yang menjadi second striker di antaranya adalah Dennis Bergkamp, Alessandro Del Piero, atau Raul.
The second striker tersebut harus menjadi pemain yang mampu memberikan umpan yang bagus kepada sang Number 9 yaitu David Trezeguet, Filippo Inzaghi, atau Fernando Morientes.
Mereka, para second striker, bertugas untuk menciptakan peluang, mencetak gol, dan juga bertanggung jawab untuk terciptanya link-up play atau koneksi, kerja sama antarpemain di lini depan.
Pada era itu pula, masih banyak tim yang menggunakan pola atau skema 4-4-2.
Kombinasi Number 9 dan Second Striker memang sangat pas untuk menggunakan pola 4-4-2 tersebut.
Dengan berkembangnya sepak bola dalam 20 tahun terakhir ini, peran dari Number 9 ternyata juga mengalami perubahan.
Tipikal Number 9 pada masa kini adalah pemain yang selain harus mencetak gol tapi juga harus mampu menjadi penghubung untuk rekan-rekan setimnya, membuat assist, bahkan menciptakan ruang permainan.
Harry Kane dan Robert Lewandowski adalah contoh penyerang yang memiliki kemampuan spesial tersebut.
Mereka memiliki kemampuan memberikan ruang bagi para penyerang sayap dan juga memberikan operan atau umpan mematikan.
Meskipun mereka memiliki beberapa ciri sebagai False 9, mereka umumnya tetaplah dianggap sebagai striker.
Robert Lewandowski dan Harry Kane tetap ditempatkan sebagai penyerang (striker) atau Number 9.
Penyerang lain yang memiliki kemampuan seperti keduanya adalah Karim Benzema, Romelu Lukaku, Erling Haaland, hingga Andre Silva.
Mereka, barisan penyerang tersebut, merupakan Number 9 yang sangat cocok dengan pola permainan 4-3-3, 4-2-3-1, 3-5-2, atau 3-4-3.
False 9 memiliki sedikit perbedaan dengan striker. Tim yang memiliki pemain False 9 biasanya menggunakan pola 4-3-3.
Dengan demikian, pelatih yang menggunakan False 9 tidak perlu lagi menggunakan Number 9. Kecuali, dia memiliki penyerang yang bisa bermain sebagai False 9.
Tim dengan pemain yang menggunakan false nine dapat dilihat ketika timnas Spanyol menggunakan pola 4-2-3-1 di Piala Dunia 2010 dan Piala Eropa 2012.
Dari pola tersebut memperlihatkan bahwa False Nine hanya efektif ketika sebuah tim juga memiliki pemain sayap yang sangat bagus, pemain sayap yang juga bisa mencetak gol.
False Nine juga harus memiliki koneksi yang baik dengan gelandang di lapangan tengah dan mendistribusikan bola dengan baik pula kepada pemain sayap.
Tentu saja, seorang false nine juga harus memburu gol dan menciptakan assist.
Namun, seorang false nine tidak diwajibkan mencapai dua digit jumlah gol dan assist.
Roberto Firmino di Liverpool contoh dari false nine. Dia memiliki kemampuan yang istimewa, pemain yang bertransformasi dari seorang gelandang serang menjadi false nine.
Karena fungsi dari Roberto Firmino, pemain seperti Mohamed Salah dan Sadio Mane menjadi semakin cemerlang dalam beberapa tahun terakhir di The Reds.
Roberto Firmino dapat memberikan assist, mencetak gol, dan juga menciptakan link-up play, yaitu menautkan mereka menjadi trio mesin gol Liverpool.
Banyak lagi contoh pemain False Nine, seperti Paulo Dybala, Antoine Griezmann, hingga Joao Felix.
Namun, penggunaan false nine bukanlah hal baru. Pada tahun 1970-an, legenda Johan Cruyff berhasil menjalankan peran tersebut baik di timnas Belanda maupun di klubnya, Barcelona.
Contoh lain dari "sembilan palsu" adalah sosok Lionel Messi tentunya di era Barcelona asuhan Josep Guardiola.
Bahkan, peran False 9 sudah ada di tahun 1920-an. Dalam tulisan Jonathan Wilson di Guardian, pemain pertama yang memainkan peran False 9 adalah Gilbert Oswald Smith.
Hanya perbedaannya, Smith memang perposisi asli sebagai penyerang yang kemudian beroprasi lebih mundur dari posisi biasanya.
Demikianlah perbedaan antara Number 9 dan False 9 serta perkembangan posisi di area lini depan tersebut.
Berita Bola Internasional Lainnya:
Jadwal Siaran Langsung Gratis J.League Juli 2022: Laga Tokyo Verdy!
VIDEO: Kompilasi Momen Terbaik Erling Haaland saat Membela RB Salzburg