- Pemilik Chelsea, Roman Abramovich, terkena dampak dari memanasnya suhu politik antara Rusia dan Ukraina.
- Hanya dalam satu hari, bilioner asal Rusia ini kehilangan sekitar 700 juta euro.
- Jika terjadi perang Rusia dan Ukraina, akan berdampak buruk bagi perusahaannya.
SKOR.id - Baru sekitar sepekan menikmati sukses menjuarai Piala Dunia Antarklub, pemilik Chelsea, Roman Abramovich sudah dipusingkan dengan kerugian finansial yang begitu besar.
Tentu saja bukan karena Chelsea melainkan kondisi keuangan perusahaannya yang bernama Evraz.
Perusahaan yang terfokus dalam produksi besi baja dan batu bara ini anjlok begitu drastis nilai sahamnya di bursa saham Stock Exchage di London.
Semua itu disebabkan karena semakin memanasnya tensi antara negeri asalnya, Rusia dan Ukraina.
Belakangan, kedua negara tetangga ini memang berpotensi terjadi perang dan itu berimbas dengan aktivitas perusahaannya, Evraz.
Evraz adalah perusahaan pertambangan di mana Roman Abramovich memiliki investasi besar di dalamnya.
Kini, dengan memanasnya tensi antara Rusia dan Ukraina, nilai saham perusahaan tersebut dikabarkan jatuh atau turun drastis.
Roman Abramovich, pemilik klub Chelsea sejak 2003 ini, dikabarkan kehilangan sekitar 650 juta pounds atau 776 juta euro (sekitar Rp11,347 triliun) sejak Senin (14/2/2022) kemarin.
Dengan situasi tersebut, kerugian dengan jumlah tersebut bisa terjadi lagi di kemudian hari dengan situasi politik antarnegara itu yang terus memanas.
Evraz memang produksi utamanya di Rusia, tapi perusahaan ini juga ada Ukraina, Republik Ceko, Italia, dan Amerika Serikat, Kanada, serta Afrika Selatan.
Perusahaan ini memiliki pekerja atau karyawan mencapai 110 ribu. Evraz memang beroperasi pula di Ukraina dan dengan tensi kedua negara yang semakin tinggi, ini tidak bagus bagi bisnis Roman Abramovich.
Jika Rusia nanti benar-benar menginvasi Ukraina, akan terancam sanksi. Dan, sanksi tersebut juga berlaku hingga ke luar negeri yang terkait dengan Rusia.
Evraz akan terkena dampak dalam hal ekspor dan juga akan mengalami masalah di bursa saham London Stock Exchange, termasuk juga di Amerika Serikat di mana Evraz beroperasi.
Evraz sendiri merupakan perusahaan pertambahan terbesar di dunia. Didirikan oleh Alexander Abramov yang awalnya mendirikan perusahaan bernama EvrazMetall pada 1999.
Alexander Abramov masih memiliki saham sebesar 21 persen. Sedangkan pemilik saham lainnya terdiri dari para bilioner termasuk Roman Abramovich, Eugene Shvidler, dan Alexander Frolov.
Berita Liga Inggris Lainnya:
Pelatih Manchester United Mengakui, Harry Maguire Masih Kesulitan Beradaptasi
Beda Pendapat Cristiano Ronaldo dan Ralf Rangnick soal Target Manchester United