- Karier Ole Gunnar Solskjaer sebagai pelatih Manchester United telah berakhir pada Minggu (21/11/2021).
- Ole Gunnar Solskjaer gagal membawa Manchester United meraih gelar sejak menangani klub ini pada Desember 2018 lalu.
- Berikut ini adalah momen terbaik dan terburuk karier Ole Gunnar Solskjaer sebagai pelatih Manchester United.
SKOR.id - Manchester United dan Ole Gunnar Solskjaer telah resmi berpisah. Tim Setan Merah mengumumkan secara resmi, pelatih asal Norwegia ini bukan lagi pelatih Manchester United.
Ya, akhirnya, Ole Gunnar Solskjaer pergi meninggalkan Manchester United. Dia adalah legenda sepak bola Manchester United.
Ole akan selalu dikenang sebagai dua hal yang berbeda, yaitu sebagai pemain yang sangat berjasa membawa Manchester United juara Liga Champions 1998-1999.
Sedangkan satu lagi sebagai pelatih yang gagal. Selama bersama Ole Gunnar Solskjaer sebagai pelatih, Ole telah membawa Manchester United tampil dalam 168 laga di semua ajang.
Sejak resmi sebagai pelatih Manchester United pada 19 Desember 2018, datang sebagai pengganti posisi Jose Mourinho, Ole membawa Tim Setan Merah meraih 91 kemenangan.
Atau dengan rata-rata persentase sukses mencapai 54,17 persen. Tentu saja, itu bukan data yang meyakinkan khususnya bagi klub yang butuh perubahan seperti Manchester United.
Namun demikian, angka-angka tersebut hanya bagian dari sejumlah momen yang terjadi sepanjang hampir empat tahun menangani Manchester United.
Faktanya, karier kepelatihan Ole Gunnar Solskjaer di Manchester United memang bagai roller coaster, naik dan turun.
Berikut ini plus dan minus karier kepelatihan Ole Gunnar Solskjaer di Manchester United:
1. Bawa Manchester United ke Empat Besar 2019-2020 (+)
Pencapaian terbaik Manchester United di bawah asuhan Ole Gunnar Solskjaer di Liga Inggris tentu saja ketika tim ini berhasil meraih posisi kedua klasemen akhir pada 2020-2021.
Meski demikian, ada momen atau pencapaian lainnya yang pantas dikedepankan yaitu jelang akhir musim 2019-2020.
Ketika itu, Liga Inggris dihentikan sementara pada Maret 2020 karena pandemi Covid-19. Lalu, setelah kompetisi kembali bergulir pada Juni 2020, Manchester United mampu meraih hasil positif.
Ketika itu, mereka masih berada di luar dari empat besar. Mereka tertinggal empat poin dari Chelsea yang ada di posisi keempat dan delapan poin dari posisi ketiga Leicester City.
Ketika itulah, Manchester United berhasil memanfaatkan sisa musim tersebut dengan hasil positif. Mereka berhasil masuk ke empat besar dan meraih tiket Liga Champions.
Dalam sisa sembilan laga musim berakhir, Ole membawa Manchester United tidak terkalahkan, di antaranya mengalahkan Leicester City 2-0 di pekan terakhir sekaligus mengunci posisi ketiga klasemen akhir.
2. Gagal dalam Tiga Semifinal (-)
Meski berhasil ke empat besar klasemen Liga Inggris 2019-2020, musim tersebut juga ditandai dengan hasil mengecewakan yang sama di ajang lainnya.
Betapa tidak, Tim Setan Merah gagal di dua ajang domestik yaitu Piala FA dan Piala Liga Inggris. Mereka juga kemudian gagal di Liga Europa.
Namun, yang membuat kegagalan tersebut menjadi semakin ironis, kegagalan Manchester United tersebut justru di fase yang sama: semifinal.
Di ajang Piala FA 2019-2020, langkah Manchester United terhenti di semifinal setelah kalah 1-3 dari Chelesa pada 19 Juli 2020.
Sedangkan di Piala Liga Inggris, Manchester United terhenti pula di semifinal setelah kalah agregate dari Manchester City, 1-3 dan 1-0.
Di ajang Liga Europa, Manchester United lolos ke fase knockout sebagai juara grup. Mereka berhasil ke semifinal setelah menyingkirkan Club Brugge, LASK, dan Copenhagen.
Tapi di semifianl, mereka takluk dari Sevilla pada 16 Agustus 2020. Ini menjadi pencapaian mengecewakan khususnya bagi tim yang tidak pernah lagi meraih gelar sejak 2017.
3. Pembelian Bruno Fernandes (+)
Momen ketika Manchester United tidak dapat menurunkan dua gelandangnya yaitu Paul Pogba dan Scott McTominay menjadi kekhawatiran besar, jelang tahun baru 2020.
Pada musim panas, Manchester United sempat melewatkan peluang mendatangkan gelandang kreatif Sporting Lisbon, Bruno Fernandes.
Baru pada Januari 2020, Ole Gunnar Solskjaer akhirnya melihat sebagai momen terbaik untuk mendatangkan Bruno Fernandes.
Hanya dua hari sebelum bursa transfer ditutup, Manchester United akhirnya berhasil mendatangkan Bruno Fernandes dengan nilai transfer 67,7 juta pounds.
Kehadiran Bruno Fernandes pun langsung memberikan efek positif yang kemudian dibanding-bandingkan dengan sosok Eric Cantona, bintang yang bergabung pada 1992 silam.
Pada tahun 2020, Bruno Fernandes tercatat berperan dalam terciptanya 31 gol Manchester United di Liga Inggris (18 gol dan 13 assist) dan membuat timnya ke Liga Champions.
4. Terlempar di Liga Champions 2020-2021 (-)
Ini menjadi momen negatif Manchester United di ajang Liga Champions 2020-2021. Manchester United gagal lolos ke fase knockout Liga Champions.
Padahal, pasukan Ole Gunnar Solskjaer mengawali musim tersebut di Liga Champions dengan meraih kemenangan di dua laga awal fase grup.
Mereka mengalahkan finalis musim sebelumnya yaitu Paris Saint-Germain dan semifinalis musim lalu, RB Leipzig.
Namun, situasi tersebut kemudian berbalik menjadi hasil yang buruk setelah kalah di tiga laga selanjutnya.
5. Menang atas Manchester City (+)
Derby Manchester pada 2019-2020 merupakan momen positif yang diberikan Ole Gunnar Solskjaer kepada Manchester United.
Pada musim tersebut, dia membawa Tim Setan Merah meraih kemenangan ganda dalam dual lawan klub sekota.
Derby Manchester pertama musim ini terjadi pada 7 Desember 2019. Pada laga tersebut, Manchester United menang 2-1 atas Manchester United.
Dua gol Mancheser United ketika itu diciptakan Marcus Rashford lewat penalti pada menit ke-23 dan dari gol Anthony Martial pada menit ke-29.
Sedangkan dalam Derby Manchester kedua musim ini Manchester United menang 2-0 pada 8 Maret 2020 melalui gol yang diciptakan Anthony Martial menit ke-30 dan gol Scott McTominay menit ke-90+6.
6. Kalah di Kandang dari Burnley (-)
Ada momen yang pertama ketika Ole Gunnar Solskjaer benar-benar diragukan sebagai pelatih Manchester United.
Momen itu adalah kekalahan dari Burnley pada Januari 2020 lalu. Kekalahan yang juga menjadi pemicu bagi Manchester United akhirnya mendatangkan Bruno Fernandes.
Dalam laga kandang di Stadion Ole Trafford lawan Burnley, Manchester United kalah 0-2 karena gol Chris Wood dan Jay Rodriguez.
Kekalahan tersebut ketika itu memperlihatkan bahwa Ole Gunnar Solskjaer lebih banyak mengalami kekalahan ketimbang menang sejak menjadi pelatih tetap pada Maret 2019.
7. Kerap Menang di Paris (+)
Dua momen positif dan pantas dikenang dari kepelatihan Ole Gunnar Solskjaer adalah kemenangan atas Paris Saint-Germain yang diraih di Paris.
Yang pertama adalah kemenangan pada 2018-2019 di fase 16 besar Liga Champions. Kemenangan yang diraih lewat penalti menit terakhir Marcus Rashford.
Kemenangan kedua di Paris terjadi pada 2020-2021 pada laga pembuka fase grup Liga Champions.
Kemenangan 2-1 tersebut juga ditentukan oleh gol yang diciptakan Marcus Rashford.
Pada laga itu pula, dua pemain belakang yaitu Aaron Wan-Bissaka dan Axel Tuanzebe mampu membuat dua bintang Paris Saint-Germain, Neymar dan Kylian Mbappe kesulitan.
8. Kalah 0-4 dari Everton (-)
Hasil terburuk lainnya dalam era kepelatihan Ole Gunnar Solskjaer terjadi saat lawan Everton dalam laga tandang di Stadion Goodison Park.
Tepatnya pada 21 April 2019. Ketika itu, Manchester United kemasukan empat gol (0-4). Kekalahan ini kemudian sempat membuat fans meminta Ole Gunnar Solskjaer pergi.
Dalam klaga tersebut, agresivitas Manchester United sangat buruk begitu pula dengan permainan saat bertahan.
Kekalahan itu menandai pula kekalahan keenam dari delapan laga di semua ajang.
9. Marcus Rashford dan Anthony Martial (+)
Ketika Manchester United masih di bawah kepelatihan Jose Mourinho, dua pemain yaitu Marcus Rashford dan Anthony Martial masih minim kesempatan.
Berbeda dengan Ole Gunnar Solskjaer yang datang kemudian. Pelatih asal Norwegia ini pun menempatkan keduanya sebagai bagian penting bagi klub.
Pada 2019-2020, Martial berhasil mencetak 23 gol sedangkan Rashford 22 gol dalam semua ajang. Namun, situasinya kemudian berubah pada 2020-2021.
Martial hanya mencetak 4 gol dari 22 laga LigaInggris. Bahkan pada musim ini setelah kedatangan Cristiano Ronaldo menjadi makin minim.
10. Kalah dari Liverpool (-)
Minggu, 24 Oktober 2021 adalah hari yang kelam dalam sejarah Manchester United.
Ketika itu, Ole Gunnar Solskjaer membawa timnya menghadapi duel krusial dan penting, lawan Liverpool.
Jelang laga tersebut, Ole Gunnar Solskjaer sudah berada dalam tekanan karena hasil buruk sebelumnya. Dan, situasinya menjadi lebih buruk ketika timnya kalah telak di alga ini, 0-5.
Dua gol pertama Liverpool terjadi hanya dalam 13 menit awal, 0-2. Lalu hanya tujuh menit sebelum turun minum, Mohamed Salah mencetak dua gol yang menyempurnakan kekalahan.
Lalu, hanya lima menit setelah babak kedua, Mo Salah mencetak satu gol sekaligus hat-tricknya di laga ini.
Momen buruk kembali berlanjut setelah kalah dari Manchester City 0-2.
Dan, terakhir tentunya serial kekalahan terjadi, setelah ditekuk Watford secara mengejutkan, 1-4 pada Sabtu (20/11/2021) lalu.
VIDEO: Melihat Kembali Gol Pertama Toni Kroos untuk Real Madrid 7 Tahun Lalu https://t.co/6RZPOcVeLV— SKOR.id (@skorindonesia) November 21, 2021
Berita Manchester United Lainnya:
5 Manajer Manchester United yang Lebih Buruk dari Ole Gunnar Solskjaer