- Ronald Koeman dan Joan Laporta sedang bersitegang.
- Ini bukan kali pertama pelatih atau mantan pelatih berseteru dengan Presiden Barcelona.
- Pep Guardiola bahkan pernah dibuat kesal oleh Sandro Rosell, eks-Presiden klub berjulukan Blaugrana.
SKOR.id - Hubungan Ronald Koeman dan Joan Laporta meruncing dari hari ke hari. Posisi sang pelatih di Barcelona pun berada di ujung tanduk.
Surat kabar khususnya dari Spanyol kerap diwarnai dengan pemberitaan perseteruan antara Koeman dan Laporta, selaku presiden Barcelona, belakangan ini.
Perselisihan antara keduanya sebenarnya sudah tercium sejak awal musim ini.
Joan Laporta disebut ingin menggantikan Ronald Koeman sebagai pelatih sebelum kampanye 2021-2022 dimulai.
Kemudian relasi keduanya memburuk seiring hasil tak maksimal yang diraih Barcelona.
Klub Catalan itu hanya memetik dua kemenangan dari lima pertandingan di semua kompetisi, dengan dua laga terkini berakhir kalah 0-3 dari Bayern Munchen dan seri 1-1 melawan Granada.
Ronald Koeman vs Joan Laporta bukan perseteruan yang pertama kali terjadi di tubuh Barcelona.
Berikut ini adalah empat friksi yang melibatkan presiden dan pelatih Blaugrana.
1. Johan Cruyff vs Josep Lluis Nunez
Nunez memimpin Barcelona selama 22 tahun, pada 1978 hingga 2000. Saat era Josep Lluis Nunez ini Blaugrana tumbuh menjadi klub yang disegani, baik di Spanyol dan Eropa.
Salah satu keputusan terbaiknya adalah ketika mengakuisisi Johan Cruyff sebagai pelatih pada 1988.
Di tangan Cruyff, Barcelona dan Nunez akhirnya mengangkat trofi Piala Champions pertama mereka di Stadion Wembley pada 1992.
Namun hubungan mereka tiba-tiba memanas, yang berujung pemecatan sang pelatih pada 1996. Penyebab pastinya tidak diketahui secara jelas.
Menurut kabar, Nunez adalah tipe yang konservatif sedangkan Cruyff lebih modern. Salah satu hal yang paling sering dikritik dari pelatih adalah presiden tidak pernah mau memberikan gaji besar untuk menahan pemain.
Barcelona memang berhasil mendatangkan nama besar seperti Diego Maradona, Ronaldo, Bernd Schuster, Hristo Stoikchov, dan Luis Figo.
Namun, semuanya tak bertahan lama sebelum akhirnya meninggalkan Camp Nou.
Ketika Johan Cruyff pergi, suporter Barcelona terbagi dua antara yang mendukung pelatih, serta mereka yang mendukung presiden dan disebut dengan ‘Nunists’.
Setelah juru taktik asal Belanda itu hengkang, Barcelona menunjuk Bobby Robson dan Louis van Gaal tetapi mereka tak mampu mereplika sepak bola seperti saat era Cruyff.
2. Pep Guardiola vs Sandro Rosell
Pep Guardiola dan Sandro Rosell saling lempar kata-kata pedas di media setelah sang pelatih meninggalkan Barcelona dan membesut Bayern Munchen.
Perseteruan keduanya menyangkut mantan asisten Guardiola sendiri, yakni Tito Vilanova.
Saat Tito Villanova mengarsiteki Blaugrana, ia sempat mengalami sakit kanker getah bening yang mengharuskannya melakukan perawatan di New York Amerika Serikat.
Di negara yang sama, Pep Guardiola juga menikmati masa rehat selama satu tahun setelah meninggalkan Camp Nou.
Namun Vilanova mengaku kecewa karena Guardiola, yang juga sahabatnya, tidak mengunjunginya di sana.
Masalah ini kemudian dibesar-besarkan Sandro Rosell, yang membuat kuping sang pelatih panas.
Pep Guardiola bahkan mengklaim Sandro Rosell memanfaatkan penyakit Tito Vilanova untuk menyerangnya.
3. Ernesto Valverde vs Josep Maria Bartomeu
Hubungan Ernesto Valderde dan Josep Maria Bartomeu juga tak begitu mulus. Hal itu bermula dari kegagalan Barcelona di Liga Champions.
The Catalans menyia-nyiakan kemenenagan 3-0 pada leg pertama semifinal Liga Champions 2018-2019, untuk kemudian terkena comeback pada pertemuan kedua, di mana mereka takluk 0-4.
Musim sebelumnya, Blaugrana juga tersingkir di perempat final meski menang 4-1 pada leg pertama.
Mereka inferior dalam gol tandang seusai AS Roma menang telak 3-0 pada leg kedua.
Kesabaran Josep Maria Bartomeu habis setelah Barcelona kalah 2-3 dari Atletico Madrid di Supercopa de Espana dan ia pun dibebastugaskan pada 13 Januari 2020.
4. Ronald Koeman vs Joan Laporta
Yang sedang panas saat ini tidak lain relasi Ronald Koeman dengan Joan Laporta.
Perang dingin antara keduanya bermula ketika muncul kabar soal syarat yang harus dipenuhi pelatih asal Belanda itu jika ingin kontraknya diperpanjang.
Syarat tersebut antara lain Barcelona mesti memenangi gelar, khususnya Liga Spanyol dan Liga Champions, bermain atraktif dengan formasi 4-3-3, plus tekanan terhadap pelatih untuk memainkan pemain tertentu.
“Saya terganggu dengan kesimpulan ini, karena itu tidak menunjukkan dukungan terhadap pelatih,” tutur Ronald Koeman beberapa waktu lalu.
"Dua pekan silam kami membahas kontrak baru, tidak satupun dari diskusi tersebut bocor ke media sampai presiden berbicara dengan jurnalis."
Sementara itu, soal desakan memainkan pemain tertentu, Koeman dengan tegas menjawab, “Sayalah yang menentukan siapa yang akan bermain.”
Selain Pochettino, Lionel Messi Pernah Ngambek ke 3 Pelatih Ini https://t.co/eSVl5G8PIx— SKOR.id (@skorindonesia) September 22, 2021
Berita Barcelona lainnya