- Liga Inggris dan Liga Spanyol musim ini baru berlangsung delapan pekan.
- Anomali terjadi ketika papan atas klasemen sementara mereka ditempati tim-tim nonunggulan.
- Tim-tim langganan seperti Liverpool, Manchester City, Real Madrid, dan Barcelona sedang menjalani episode buruk.
SKOR.id - Anomali terjadi pada delapan pekan awal Liga Inggris dan Liga Spanyol musim ini ketika tim-tim nonunggulan mendominasi papan atas.
Di Liga Inggris, pemimpin klasemen adalah Leicester City. Sementara di Liga Spanyol, Real Sociedad sedang berada di puncak klasemen.
Tentu saja anomali dan keunikan di Liga Inggris dan Liga Spanyol itu belum tentu bisa dijadikan patokan untuk kandidat juara. Liga adalah kompetisi maraton, jangka panjang.
Liga Inggris
Namun, segala anomali pada awal musim itu terwujud pula dalam statistik. Liverpool, yang masih berada di posisi ketiga dengan selisih satu poin dari Leicester City, mencatat statistik pertahanan jelek.
Pertahanan juara bertahan Liga Inggris itu sekarang yang terburuk ketiga di divisi teratas.
Manchester City lebih aneh lagi. Tim runners-up Liga Inggris musim lalu tersebut saat ini berada di posisi ke-10.
Lini depan Manchester City sedang mengalami sembelit. Dalam lima pertandingan terakhir di Liga Inggris, skuad Pep Guardiola tak mampu mencetak lebih dari satu gol.
Skala rata-ratanya adalah 1,71 gol perpertandingan. Angka ini turun dari 2,13 pada musim lalu dan 2,38 pada musim sebelumnya.
Keanehan pun bisa dilihat dari hasil pertandingan. Contohnya kemenangan 5-2 Leicester City di kandang Manchester City pada 27 September 2020.
Atau Aston Villa yang dua kali menang telak atas tim dengan kualitas teknik di atas mereka. Klub dari kota Birmingham itu mengalahkan Liverpool 7-2 dan Arsenal 3-0.
Keberhasilan Leicester City memimpin klasemen Liga Inggris pun melebihi catatan pada musim 2015-2016 ketika mereka menjadi juara.
Nilai 18 yang diraih skuad Brendan Rodgers saat ini adalah awal musim terbaik sejak musim 2008-2009 dengan 19 poin di League One, satu divisi di bawah Liga Primer.
Walau begitu, keberhasilan Leicester City tak lepas dari "hadiah" penalti yang jumlahnya sudah delapan hanya dalam delapan pekan Liga Inggris.
Menurut Opta, jumlah penalti yang sama pernah diterima Manchester United pada musim lalu, tapi dalam 16 pertandingan.
View this post on Instagram
Liga Spanyol
Layaknya dongeng, Real Sociedad memimpin klasemen sementara Liga Spanyol yang secara sporadis sudah berlangsung sembilan pekan.
Sociedad berada di puncak klasemen dengan nilai 20, diikuti Villarreal dengan selisih dua poin di posisi runners-up.
Keberhasilan Sociedad menduduki posisi puncak sementara menyamai catatan periode serupa 38 tahun lalu --ketika mereka menjuarai musim 1981-1982-- dan musim 2002-2003 saat menjadi runners-up.
Melihat statistik yang digalang Opta Stats Perform, skuad asuhan Imanol Alguacil itu memang pantas berada di puncak klasemen sementara.
Sociedad punya serangan yang cukup efektif nan mematikan. Jumlah tembakan per laga Sociedad (12,8) hanya di urutan kelima, tapi shots on target per laganya nomor dua (5,1) --hanya Barcelona yang lebih baik (6).
Tidak heran klub asal Basque itu mencatat gol terbanyak di Liga Spanyol sejauh ini, 20. Pesaing terdekat hanya Atletico Madrid (17), tim peringkat ketiga yang menjadi unggulan pertama untuk juara.
Laju Sociedad tak lepas dari performa di bawah standar Real Madrid dan Barcelona, duo raksasa penguasa Liga Spanyol.
Real Madrid dan Barcelona sedang mengalami skuad yang menua. Pertahanan mereka pun buruk.
Lawan bisa melepas hingga 10,5 tembakan per laga saat melawan Real Madrid musim ini. Padahal musim lalu hanya 8,6 shots.
Real Madrid juga "membiarkan" lawan nyaman mengalirkan bola di boks penalti mereka. Situasi ini bakal menyulitkan perjalanan di Liga Spanyol yang panjang karena rerata usia skuad adalah 27,8 tahun.
View this post on Instagram
Kondisi Barcelona lebih runyam. Rerata poin per laga mereka sangat buruk, hanya 1,57. Tidak heran pasukan Ronald Koeman tertahan di posisi kedelapan, sembilan angka di belakang Sociedad.
Kemampuan Barcelona dalam menguasai bola pun turun dari 68 persen pada musim lalu menjadi 61 persen. Pressing mereka juga turun dari 28 persen musim lalu menjadi 21 persen.
Dan situasi Barcelona bisa makin genting karena striker andalan mereka musim ini, Ansu Fati, harus istirahat selama empat bulan.
Pemain 18 tahun itu harus absen akibat cedera lutut kiri dalam minimal 30 pertandingan Barcelona.
Liga Top Lainnya
Anomali secara terbatas juga terjadi di liga top Eropa lainnya. Juventus yang mendominasi Liga Italia dalam satu dekade terakhir kini harus duduk di posisi kelima klasemen sementara.
Kendati begitu Liga Italia tidak aneh-aneh banget karena pemimpin klasemen adalah klub besar AC Milan yang sedang berusaha bangkit dari tidur panjangnya.
View this post on Instagram
Namun, keberadaan Sassuolo di posisi kedua sementara adalah sebuah anomali. Kekuatan lini serang mereka telah menghasilkan 18 gol dalam tujuh pekan, sama dengan Atalanta di posisi enam.
Kekuatan lini depan itu digalang oleh kombinasi poacher Francesco Caputo, eksekutor bola mati Domenico Berardi, Filip Djuricic, Jeremie Boga, dan Giacomo Raspadori.
Adapun situasi Bayern Munchen di puncak klasemen sementara Liga Jerman dan Paris Saint-Germain di pucuk Liga Prancis menunjukkan dua liga itu tak mengalami anomali seperti Liga Inggris dan Liga Spanyol.
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube dan Twitter dari Skor Indonesia.
Artikel Fitur Lainnya:
Catatan Debutan di Euro, Menanti Kiprah Makedonia Utara dan Finlandia
Mengenal Galileo, Kuda Pacu yang Harganya Lebih Mahal dari Cristiano Ronaldo