- Pelatih RB Leipzig, Julian Nagelsmann, turut mengomentari kekalahan Manchester City dari Olympique Lyon di perempat-final Liga Champions.
- Nagelsmann menilai kegagalan Man City tidak disebabkan perubahan taktik yang dilakukan Pep Guardiola.
- Perubahan formasi di pertandingan dengan sistem gugur adalah hal yang biasa dilakukan pelatih, menurut Nagelsmann.
SKOR.id - Julian Nagelsmann, arsitek RB Leipzig, enggan menyalahkan keputusan Pep Guardiola melakukan perubahan taktik sebagai penyebab kekalahan Manchester City dari Olympique Lyon.
Manchester City dipastikan tersingkir di Liga Champions akhir pekan lalu setelah takluk 3-1 di tangan Lyon, yang akan bertemu Bayern Munchen di semi-final.
Raheem Sterling melewatkan sebuah kesempatan emas ketika City tertinggal 2-1, dan Moussa Dembele akhirnya memastikan Lyon lolos lewat gol keduanya di laga tersebut.
Pep Guardiola melakukan perubahan formasi menjadi 3-4-3 untuk meladeni permainan Lyon, namun keputusan tersebut kini menjadi bumerang untuk sang pelatih.
Kritik terhadap mantan pelatih Bayern Munchen ini pun tak terhindarkan, sementara pembesut Lyon, Rudi Garcia, mengklaim timnya memenangi pertarungan taktik.
Tapi, Nagelsmann tidak sepakat dengan anggapan itu. Ia menyebut ada kesalahan individu, bukan taktik, yang harus dibayar mahal the Citizens.
"Gagasan yang ia miliki tidak terlalu rumit. Entah itu 3-4-3 atau 4-3-3, saya tak berpikir itu krusial untuk Kevin De Bruyne. Pada akhirnya, ini situasi individu. Menurut saya, terlalu mudah selalu menyalahkan formasi untuk hal seperti itu," ujar Nagelsmann, dalam konferensi pees jelang semi-final Leipzig kontra Paris Saint-Germain.
"Andai City menang, semua orang akan mengatakan 'wow, itu taktik kelas dunia! Ia mengejutkan semua orang.' Dalam pertandingan fase gugur Anda sering harus membuat perubahan taktik yang mungkin tidak Anda buat di liga. Ini tidak berhasil di Liga Champions. Setiap pelatih harus menemukan cara sendiri."
Leipzig mengunci tiket semifinal berkat kemenangan 2-1 atas Atletico Madrid, sementara PSG secara dramatis mendepak Atalanta.
Nagelsmann menilai timnya akan mendapat tantangan berat, terutama dengan Neymar dan Kylian Mbappe kemungkinan besar dimainkan sebagai starter oleh Thomas Tuchel.
Tapi, sang arsitek yakin timnya akan bermain lebih semangat dan tangguh dibanding yang mereka tunjukkan di laga akhir Bundesliga musim ini.
"Saya pikir di Bundesliga para pemain kelelahan dan kesulitan mengejar. Mereka lapar kemenangan dan lawan Atletico Madrid memungkinkan untuk melihat itu. Kami senang, tapi kami masih ingin terus melangkah dan para pemain siap," imbuhnya.
"Kualitas PSG sangat tinggi, sehingga ini akan menjadi permainan kolekif. Kami akan berusaha menekan permainan kami dan berani. Kami ingin berusaha menempatkan mereka dalam tekanan, kami memiliki potensi, dengan pemain muda, dan akan menunjukkan itu."
Ikuti juga Instagram, Facebook, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Kunci Era Baru Inter Milan Menurut Nicolo Barella: Antonio Contehttps://t.co/4zLYGKMXR4— SKOR Indonesia (@skorindonesia) August 17, 2020
Berita Liga Champions Lainnya:
4 Tahun Tanpa Semifinal Liga Champions, Pep Guardiola Dikutuk!
Dua Wakil Prancis ke Semifinal Liga Champions, Kylian Mbappe Balas Ejekan Liga Petani