- Para kontestan Liga Spanyol kehilangan taji usai karantina akibat pandemi Covid-19.
- Ketika Liga Spanyol dilanjutkan lagi, produktivitas gol dan tembakan mengalami penurunan.
- Kualitas fisik dan kurang matangnya persiapan ditengarai jadi penyebabnya.
SKOR.id - Periode karantina akibat pandemi Covid-19 selama tiga bulan ternyata tak dimanfaatkan dengan baik oleh mayoritas tim-tim Liga Spanyol untuk merakit ulang mesin mereka.
Buktinya ketika kompetisi elite Negeri Matador digulirkan lagi, produktivitas gol dan tembakan turun drastis.
Mungkin ini yang membuat absennya wakil Spanyol dari semifinal Liga Champions 2019-2020.
Marca membandingkan prestasi tim antara periode sebelum dan setelah lockdown. Dari data yang dikumpulkan terlihat akurasi tembakan ke gawang berkurang, sama seperti rata-rata gol.
Selama pekan ke-1 sampai ke-27, total 20 kontestan mengumpulkan 685 gol dari 270 pertandingan, dengan rata-rata 2,54 gol.
Sebanyak 23 tembakan diperlihatkan perlaga dengan rata-rata 7,89 tembakan ke gawang.
Barcelona merupakan tim paling subur dengan koleksi 63 gol (rata-rata 2,23), Real Madrid mengekor dengan 49 gol (1,81).
Atletico Madrid yang finis di posisi ketiga hanya membukukan 31 gol (1,15), kalah dari tim-tim medioker seperti Real Sociedad (45 gol), Villarreal (44), Sevilla (39), Valencia dan Real Betis (38), Getafe (37), Osasuna (34), Granada (33) dan Levante (32).
Perlambatan terlihat ketika pekan ke-28 dilanjutkan pertengahan Juni. Dari 110 pertandingan hanya dihasilkan 257 gol, sehingga rata-ratanya tinggal 2,34.
Kemudian rata-rata tembakan setiap laga menjadi 21,65 dan perpertandingan tim hanya mencatatkan 7,72.
Lionel Messi dan kawan-kawan hanya menorehkan rata-rata 2,09 dan 23 gol. Pasukan Zinedine Zidane dan Diego Simeone menunjukkan perbaikan rata-rata gol, yakni 1,91 (21) dan 1,82 (20).
Penyebab utama berkurangnya jumlah tembakan dan gol adalah kondisi fisik yang kurang memadai.
Setelah menjalani latihan ringan sekitar tiga bulan, para pemain langsung digembleng satu bulan dan menjalani pertandingan sepekan dua atau tiga kali.
Selain itu juga, mereka tak punya banyak waktu untuk meningkatkan kekompakan dan permainan kolektif.
Secara psikologis, bermain di tengah wabah virus corona meski ada protokol khusus, ditambah lagi bertanding di stadion kosong tanpa dukungan suporter sangat berpengaruh.
Penurunan rasio tembakan dan gol membuat penjaga gawang tidak perlu bekerja ekstra keras. Rata-rata kebobolan semua tim membaik.
Rata-rata gawang Barcelona dirobek lawan turun dari 1,15 ke 0,64, sementara Real Madrid dari 0,7 jadi 0,55 dan Atletico dari 0,78 ke 0,55.
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube dan Twitter dari Skor Indonesia.
Berita Liga Spanyol Lainnya:
Terima Ancaman Pembunuhan, Presiden Valencia Sewa Pengawal Pribadi