- Philippe Coutinho dicap sebagai pengkhianat karena telah meninggalkan Liverpool pada 2018 lalu.
- Saat itu, Coutinho ingin merumput bersama klub yang bisa memberinya gelar.
- Kepergian Philippe Coutinho tersebut membuat Liverpool banyak belajar dalam mengelola transfer pemain.
SKOR.id - Klub asal Inggris, Liverpool, disebut sudah banyak belajar tentang mengelola transfer pemain pasca ditinggal Philippe Coutinho ke Barcelona pada 2018 lalu.
Dilansir dari Goal, informasi tersebut disampaikan oleh asisten pelatih Jurgen Klopp, Pep Lijnders, kepada majalah AD.
Menurut Lijnders, tolok ukur kesuksesan transfer The Reds kini tak lagi dilihat dari kemampuan tim mendatangkan pemain bertalenta.
Namun, Liverpool bisa dibilang berhasil jika mampu mempertahankan talenta-talenta tersebut dalam jangka waktu yang lama di Anfield.
“Ketika memenangkan Liga Champions pada 2019, kami merasa harus melakukan segala yang kami bisa untuk menjaga kelompok ini. Jika berhasil, itu adalah pembelian yang paling penting," kata Lijnders.
"Terkadang kamu mencari emas, tapi ternyata itu selalu ada di sini," lanjutnya.
Pendapat tangan kanan pelatih Jurgen Klopp itu cukup masuk akal. Pemain bertalenta akan membuat Liverpool merengkuh hasil baik.
Jika pemain-pemain tersebut bisa bertahan dalam waktu yang lama, maka kemungkinan klub terus mendominasi kompetisi pun terbuka lebar.
Laporan menyebut jika saat ini, Sadio Mane dan Mohamed Salah kerap dikaitkan dengan pintu keluar Anfield.
Namun, manajemen akan melakukan berbagai cara untuk menjaga dua bintang mereka tersebut tetap bertahan.
Apalagi, Mohamed Salah dan Sadio Mane menjadi dua bintang yang membuat Liverpool menjadi klub yang cukup diperhitungkan, sampai menjadi juara Liga Inggris musim ini.
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Berita Liga Inggris lainnya:
4 Pemain di Balik Sukses Arsenal Taklukkan Manchester City di Piala FA
Hasil Piala FA: Arsenal Kubur Mimpi Manchester City Pertahankan Gelar