- Manchester City bernapas lega karena boleh tampil di kompetisi Eropa untuk dua musim mendatang.
- Dikabulkannya banding oleh CAS, membuat The Citizens menuai beberapa keuntungan.
- Yang jelas pendapatan mereka dijamin aman musim depan sehingga dapat leluasa belanja di bursa transfer.
SKOR.id – Banding Manchester City diterima Pengadilan Arbitrase untuk Olahraga (CAS), Senin (13/7). Pertarungan panjang antara klub tersebut dengan UEFA berakhir hasil sesuai harapan Sky Blues.
Tuntutan larangan tampil di turnamen Eropa selama dua tahun dibatalkan dan denda berkurang dari 30 juta euro (sekitar Rp493 miliar) menjadi 10 juta euro.
UEFA menjatuhkan sanksi terkait pelanggaran beberapa pasal Financial Fair Play oleh klub milik Sheikh Mansour itu. Berdasarkan investigasi, mereka juga memanipulasi laporan keuangan.
Namun, CAS hanya menghukum mereka lantaran tidak bisa berkooperasi saat investigasi CFCB (Badan Kontrol Finansial Klub).
Pastinya keputusan tersebut menuai polemik berkepanjangan dan menimbulkan efek jangka panjang.
The Citizens jelas mendapat keuntungan dari pencabutan sanksi larangan bermain di kompetisi Benua Biru itu.
Mereka bisa memulihkan reputasi meski tidak 100 persen. Ini akan berkaitan dengan kepercayaan sponsor serta investor.
Menurut laporan KPMG, nilai merk Manchester City meningkat pesat sejak Pep Guardiola duduk di kursi pelatih. Dari 1,765 miliar uero pada 2016, nilainya melesat hingga 63 persen pada 2019.
Keputusan UEFA memberi sanksi dua tahun larangan tanding sempat mempengaruhi sentimen sponsor.
Timbul kekhawatiran mereka tidak bisa mempromosikan produk secara luas tanpa pertandingan di level internasional.
Karena kontrak bersifat jangka panjang maka mereka dalam posisi memantau. Tentu saja sekarang semua merasa lega dengan kemenangan MCFC di CAS.
Sebagai runner-up Liga Inggris, Manchester City berhak untuk memulai petualangan di Liga Champions 2020-2021 dari fase grup.
Fernandinho dan kawan-kawan pun urung kehilangan potensi pemasukan mendekati 190 juta euro dari dua edisi Liga Champions mendatang.
Pada musim 2018-2019, skuad asuhan Guardiola dihentikan Tottenham Hotspur di perempat final. Kendati demikian, mereka mampu meraup 93,25 juta euro.
Citra yang membaik ditambah jaminan main di Liga Champions membuat para pemain yang semula berniat untuk hengkang kalau CAS mendukung UEFA, mengurungkan niat.
Kevin de Bruyne yang mengisyaratkan untuk pergi kalau klub kalah banding. Mungkin langkahnya diikuti poros tim besutan Guardiola.
Mereka tentu tidak mau menyia-nyiakan bakat hanya untuk berkutat di kompetisi domestik selama dua tahun. Beruntung keputusan berpihak kepada Manchester City.
Para pemain baru pun kembali tertarik memperkuat kampiun Liga Inggris enam kali tersebut.
Kabarnya, dengan garansi pendapatan dari Liga Champions, manajemen siap berfoya-foya di bursa transfer.
Kabarnya konsorsium Abu Dhabi siap menyuntikkan 150 juta euro untuk modal belanja supaya tim dapat menjegal Liverpool, Real Madrid, Barcelona dan klub raksasa Eropa lainnya.
David Alaba dan Kalidou Koulibaly jadi target utama karena pelatih memprioritaskan penguatan lini pertahanan.
Hanya saja, mereka perlu memperhatikan rambu-rambu Financial Fair Play yang mungkin akan berubah seiring dengan kemenangan Machester City di pengadilan.
Kronologi Pertarungan Manchester City vs UEFA
Mei 2014: Manchester City diberi sanksi akibat defisit melebihi batas maksimal 30 juta euro.
Mereka dijatuhi denda 60 juta euro yang diambil dari bonus kompetisi Eropa, di mana 40 juta euro dihapus kalau mampu memenuhi persyaratan (kerugian turun, pembatasan transfer dan tim) untuk dua musim berikutnya.
November 2018: Kecurangan dibongkar Football Leaks
Manchester City memanipulasi pendapatan dari sponsor sehingga tampak lebih besar dan menggunakan kontrak khusus untuk menyembunyikan subsidi dari Sheikh Mansour.
Langkah ini ditempuh untuk mengakali batas Financial Fair Play. Deputi Perdana Menteri Uni Emirat Arab itu konon menyuntikkan 127,5 juta euro lewat sponsor di antaranya maskapai Etihad.
7 Maret 2019: UEFA mulai menginvestigasi
UEFA membuka penyelidikan terkait hal tersebut dan mempertimbangkan berbagai kompetisi.
14 Februari 2020: Hukuman larangan tampil di turnamen Eropa dijatuhkan
Kamar adjudikasi UEFA melarang pasukan Pep Guardiola tampil di kompetisi Eropa untuk dua musim setelah menemukan pelanggaran dalam laporan keuangan periode 2012-2016.
Juara Liga Inggris enam kali itu juga didenda 30 juta euro. Tak terima dengan tuduhan itu, mereka mengajukan banding ke Pengadilan Arbitrase untuk Olahraga.
8-10 Juni 2020: CAS mendengarkan keterangan kedua belah pihak
Proses ini dilakukan lewat konferensi video. Kedua belah pihak mengaku puas dengan prosedur yang dilakukan.
13 Juli 2020: CAS mencabut hukuman larangan tampil Manchester City
CAS menjelaskan bahwa sebagian besar pelanggaran yang dituduhkan Kamar Adjudikasi UEFA tidak dapat dihukum karena ada batas waktu kasus lima tahun yang ditetapkan UEFA.
Jadi Manchester City hanya dikenai sanksi karena dianggap menghalang-halangi investigasu UEFA. Klub milik Sheikh Mansour hanya membayar denda 10 juta euro kepada UEFA.
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Berita Manchester City Lainnya:
Tagar ''RIP FFP'' Mulai Bermunculan Menyusul Hasil Banding Manchester City
Manchester City Menang Banding, Manchester United Santai