- Timnas Indonesia kabarnya ditarget ke final pada Piala AFF 2020, tetapi sudah ada ''tantangan'' besar dari eks-pelatih Mitra Kukar.
- Scott Copper yang sempat melatih Mitra Kukar punya rencana berbahaya bagi calon rival anak asuhnya pada Piala AFF 2020, termasuk timnas Indonesia.
- Melatih timnas Filipina, eks-pelatih Mitra Kukar ini punya plan ''besar'' pada Piala AFF 2020 dan timnas Indonesia wajib waspada sejak dini.
SKOR.id - Kala PSSI belum juga melakukan hal nyata untuk timnas Indonesia menuju Piala AFF 2020, rencana besar sudah dilakukan Scott Cooper, eks-pelatih Mitra Kukar.
Lelaki asli Inggris ini siap membuat timnas Filipina makin bahaya dengan kekuatan pemain berdarah campuran pada Piala AFF 2020, akhir tahun ini.
Mulai 2019, Scott Cooper sudah menjadi pelatih kepala timnas Filipina dan saat ini mulai merancang kekuatan menuju Piala AFF 2020.
Lazio Berpeluang Rekrut ''Virgil van Dijk dari Asia''https://t.co/yCBW1fRJmM— SKOR Indonesia (@skorindonesia) June 21, 2020
Hanya beberapa bulan lagi menuju turnamen ini, Scott Cooper mulai mengawasi prospek pesepak bola berdarah asing-Filipina dari semua benua di bumi ini.
Hal ini dilakukan pelatih Mitra Kukar musim 2014-2015 ini sebagai calon bala bantuan yang menguatkan tugasnya pada Piala AFF 2020.
Dengan pandemi Covid-19 yang memiliki efek buruk di seluruh dunia, termasuk Liga Filipina atau Philippine Football League (PFL), Copper harus putar otak.
Liga Filipina 2020 baru akan dimulai bulan depan, Cooper belum bisa mengambil hal-hal mudah untuk merancang kekuatan skuad The Azkals, julukan timnas negeri itu.
Semua itu dia bagigan poin per poin saat bicara saat bicara pada program Across the Line Football Podcast baru-baru ini.
"Kami telah mempelajari kemampuan mereka dan yang paling penting, keinginan sejati mereka untuk bermain bagi timnas Filipina,” kata Cooper.
Mereka adalah pesepak bola berdarah Swedia-Filipina, Jesper Nyholm dan pemain keturunan Filipina-Jerman, Gerrit Holtmann.
Nyholm adalah defender anyar klub juara kasta teratas Liga Swedia atau Allsvenskan musim ini, Djurgardens IF.
Sedangkan Holtmann, dia gelandang yang sempat membela timnas Jerman U-20. Pemain berusia 25 tahun ini kini main untuk tim kasta kedua Liga Jerman atau Bundesliga 2, SC Paderborn.
Lalu ada juga pemain berdarah Jerman-Filipina lain, Raphael Obermair, Jessie Curran (Filipina-Australia), Jefferson Tabinas (Filipina-Ghana), dan Michael Kempter (Swiss-Filipina).
Klub kasta ketiga Liga Jerman atai 3.Liga adalah tim yang dibela Obermair dan posisinya pemain tengah. Sedangkan Curran adalah pemain serba bisa yang berkarier di Liga Thailand.
Curran bisa dimainkan sebagai bek kanan dan sayap kanan plus gelandang bertahan. Pesepak bola 23 tahun dengan tinggi 182 cm ini kini dipinjamkan klub elite Liga Thailand, Muangthong United ke Udon Thani FC.
Sementara itu, Tabinas adalah bek 21 tahun yang dibesarkan klub elite Liga Jepang, Gamba Osaka. Kini, Tabinas dipinjam Gamba Osaka dari Kawasaki Frontale.
Untuk Kempter, fullback kelahiran Swiss ini adalah pemain bertahan klub elite negara tempatnya lahir, FC Zurich. Dia juga sempat jadi bagian timnas Swiss U-19 dan U-20.
Selain nama-nama itu, ada juga Niko de Vera yang berdarah Filipina-Amerika Serikat (AS) dan pilar lain yang juga keturunan Filipina-Jerman, Bernd Schipmann.
Niko saat ini main untuk klub AS, Portland Timbers 2, sebelumnya bek kiri tersebut jadi andalan New York Red Bulls dan usianya masih 23 tahun.
Mungkin dari semua nama di atas, Schupmann yang paling tak mentereng. Kiper dengan tinggi 194 cm ini adalah pemain kasta bawah Liga Jerman dengan menjadi andalan Rot Weiss Ahlen.
"Semua pemain ini dapat membuat kami memasukkan dalam daftar skuad timnas Filipina dalam waktu dekat," tutur Cooper, yang baru melatih Mitra Kukar saja saat berkarier di Indonesia.
Berita Piala AFF 2020 Lainnya:
Jadwal Terbaru Piala AFF 2020 dan Regulasi yang Mungkin Diubah
Vietnam Percaya Diri Bakal Ditunjuk Jadi Tuan Rumah Piala AFF 2020
Warning Buat Timnas Indonesia, Piala AFF 2020 Sesuai Jadwal