- Banyak pembelian pemain tanpa biaya berakhir menguntungkan.
- Lewandowski, Pirlo, dan Campbell termasuk dalam daftar transfer terbaik sepanjang sejarah.
- Mereka berhasil menjadi sosok kunci dalam sukses tim meraih banyak gelar.
SKOR.id - Efek wabah virus corona dipastikan telah melemahkan keuangan klub-klub sepak bola Eropa dan akan mempengaruhi aktivitas transfer di musim panas ini.
Membeli pemain dengan harga tinggi jelas bukan pilihan terbaik. Opsi pertukaran pemain bisa jadi solusi. Namun, klub juga bisa berburu pemain bebas transfer untuk menghemat pengeluaran.
Bahkan, banyak di antara pemain tersebut bersatus bintang meski usianya sudah tidak muda. Dan jika jeli, klub bisa belajar banyak dari sejarah tentang transfer tanpa biaya tapi menguntungkan.
Sebagian dari mereka berhasil menjadi pemain kunci di klub baru. Setidaknya ada 10 transfer gratis terbaik sepanjang sejarah seperti dilansir dari ESPN. Berikut daftarnya:
Berita Transfer Lain: 10 Transfer Pemain Paling Kontroversial
1. Robert Lewandowski ke Bayern Munchen
Isu hijrahnya sang penyerang Polandia dari Borussia Dortmund berlangsung selama bertahun-tahun. Namun baru pada 2013, atau setahun sebelum kontrakya berakhir, agen Lewandowski memastikan kliennya tidak akan menambah masa kerjanya di Westfalenstadion.
Pada musim panas 2014, Lewandowski resmi pindah ke Bayern Munchen, klub yang berhasil memunculkan versi terbaiknya. Dia mencetak 230 gol dalam 275 laga dan empat kali menjadi top score Liga Jerman.
Sang striker juga telah menjadi bagian tak terbantahkan dalam sukses Bayern merengkuh lima gelar terakhir juara Liga Jerman.
2. Andrea Pirlo ke Juventus
Cedera fatal sang gelandang Italia pada akhir musim 2010-2011 membuat posisinya di lini tengah Milan diambil alih Mark Van Bommel.
Perannya di klub pun berkurang sehingga Milan hanya menawarkan perpanjangan kontrak semusim, sementara Pirlo berharap tiga tahun.
Pirlo pun menolak tawaran tersebut dan memutuskan hijrah ke Juventus setelah sepuluh tahun memperkuat I Rossoneri. Transfer tanpa biaya itu menjadi berkah bagi Nyonya Tua, Gigi Buffon bahkan melabeli Pirlo sebagai rekrutan terbaik abad itu.
Pirlo menjelma menjadi legenda Juventus dengan ikut berperan dalam empat gelar scudeto dan tiga trofi Coppa Italia sebelum memutuskan hengkang ke MLS pada 2015.
Berita Transfer Lain: 7 Transfer Besar yang Bisa Ditikung Newcastle United: Dari Allegri, Griezmann Sampai Cavani
3. Sol Campbell ke Arsenal
Keputusan Sol Campbell hijrah ke Arsenal merupakan skandal terbesar di Inggris saat itu. Bagaimana tidak, menjabat kapten tim dan sudah 12 tahun memperkuat Tottenham Hostpur, Campbell memilih membelot ke rival sekota.
Dia membantu Arsene Wenger membangun benteng pertahanan kokoh di Arsenal. Lima tahun berkostum The Gunners, Campbell memenangi dua gelar dan menjadi bagian dalam sejarah tim terbaik Arsenal: the Invincibles pada 2003-2004.
4. Luis Enrique ke Barcelona
Dia mendarat di Barcelona dari sang musuh abadi, Real Madrid. Lelaki kelahiran Asturian ini meninggalkan Los Blancos secara gratis pada 1996, dan menjalani karier luar biasa di klub Catalan.
Sebagai pemain, dia memenangi 2 gelar Liga Spanyol, 2 Copa del Rey, 1 Piala Super Spanyol, 1 Recopa, dan Piala Super Eropa. Sementara saat melatih Barca, Lucho meraih treble pada 2015.
5. Roberto Baggio ke Bologna dan Brescia
Legenda sepak bola Italia ini dua kali pindah klub dengan status gratis. Dia tiba di Bologna (1997-1998) dan Brescia (2000-2004) dari Milan (1995-1997) dan Inter (1998-2000).
Baggio tampaknya memang tidak nyaman memperkuat klub berlabel top sehingga kesulitan memperlihatkan versi terbaik.
Sebaliknya, dia tampil mentereng di Bologna dengan membukukan 22 gol dalam semusim. Bersama Brescia, yang dibelanya selama empat musim, Baggio mengoleksi 46 gol sebelum akhirnya gantung sepatu.
6. Steve McManaman ke Real Madrid
Pada 1998, Steve McManaman mendarat di Los Blancos setelah mengakhiri kontraknya di Liverpool, klub yang dibelanya selama sembilan tahun meski kehadirannya tidak terlalu dianggap.
Membela Madrid, gelandang Inggris ini merupakan salah satu pujaan publik Bernabeu. Itu berkat kinerjanya di lapangan yang membantu timnya meraih 2 gelar Liga Spanyol, 2 Liga Champions, 2 Piala Super Spanyol, 1 Piala Super Eropa, dan 1 Piala Dunia Antarklub.
7. Ruud Gullit ke Chelsea
Lelaki Belanda ini tiba di klub Inggris dari Milan pada 1995 dengan membawa status pemenang Ballon d'Or 1987. Namun di Chelsea dia tidak meninggalkan banyak kesan.
Timnya gagal memenangi satu pun gelar dan Gullit pun kesulitan beradaptasi dengan sepak bola Inggris.
Dia baru memenangi gelar Piala FA setelah menjadi pemain-pelatih The Blues pada 1996. Namun, kehadirannya di Inggris bermakna simbolis, menjadi pertanda Liga Inggris sebagai bisnis yang dapat menarik talenta terbaik dari seluruh dunia.
Kedatangannya memengaruhi seluruh generasi yang datang setelahnya.
Berita Transfer Lain: Begini Starting XI Diisi Para Bintang Berstatus Bebas Transfer
8. Henrik Larsson ke Barcelona
Setelah mencetak 242 gol dalam 313 laga bersama Glasgow Celtic dan kontrak di Parkhead usai, Henrik Larsson memutuskan meningkatkan level kariernya dengan pindah ke Barcelona.
Di klub Catalan itu, Larsson bermain dua musim, dan tidak terlalu bersinar apalagi setelah mengalami cedera ACL pada musim pertamanya.
Kendati begitu, striker Swedia ini sangat dihormati karena sumbangan krusialnya pada final Liga Champions 2006.
Larsson membukukan dua assist saat Barcelona tertinggal 0-1 oleh Arsenal, hasil yang membuahkan gelar Liga Champions kedua Barca. Dia mengakhiri karier di Barca dengan 19 gol dari 52 laga.
9. James Milner ke Liverpool
James Milner pemain penting saat memperkuat Manchester City, tapi ia dilepas ke Liverpool secara gratis pada 2015.
Sang gelandang memang tidak selalu menjadi pemain tak tergantikan selama bersama The Reds, tapi dia mampu memperlihatkan kemampuan serbabisanya serta komitmen.
Di Liverpool, dia mengangkat gelar Liga Champions, Liga Europa, dan Piala Dunia Klub.
10. Esteban Cambiasso ke Inter dan Leicester City
Esteban Cambiasso mendapat "kehormatan" setelah dua kali merasakan transfer gratis. Pertama setelah ia dilepas Real Madrid era Galacticos, ke Inter Milan pada 2004.
Bersama klub Italia itu, Cambiasso ikut berperan dalam sukses timnya menggondol lima gelar scudetti, termasuk treble (2009-2010).
Setelah 10 tahun bersama I Nerazzurri, orang Argentina itu pergi dengan status free agent. Leicester City merekrutnya dan ikut membantu klub Inggris itu lolos dari degradasi, setahun sebelum mereka merebut gelar juara Liga Inggris.