- Pada 2019 tercatat ada 18 ribu transaksi transfer pemain dengan perputaran uang mencapai 6,740 juta euro.
- Musim ini, bahkan untuk membeli pemain seharga 100 juta euro pun diprediksi akan sulit terealisasi.
- CIES dan Transfermarkt telah menganalisis adanya penyusutan nilai pemain antara 10 hingga 28 persen.
SKOR.id – Kekacauan dan ketidakpastian yang diakibatkan krisis virus corona tidak hanya memenuhi rumah-rumah dengan biskuit dan adonan roti, tapi juga bisa memukul industri transfer pemain.
“Saya belajar memasak,” kata Luis Alonso, CEO dan Partner dari Stellar Group di Spanyol, agensi yang mewakili Gareth Bale, Saul Niguez, dan Maxi Gomez, serta puluhan pemain di seluruh dunia.
“Saya kini bisa mengolah daging domba panggang, kerang di-marinate, dan daging kelinci bumbu bawang putih, sesuatu yang belum pernah saya lakukan.”
Seperti agen pemain lainnya, Alonso kini harus menjalani bisnisnya dari rumah. Membicarakan kontrak dan tawaran dengan klub yang berminat pada kliennya.
“Dalam lima tahun terakhir saya telah mengunjungi 37 negara. Menghabiskan 70-75 persen malam di luar rumah,” kata Alonso.
“Sekarang saya sudah hampir sebulan tidur di rumah. Sarapan, makan siang, dan makan malam di rumah.”
Aktivitas ini bukan hal normal dilakukan bagi pria seperti Alonso yang selalu sibuk dalam 10 hingga 12 tahun terakhir. Kini dia harus menganalisis situasi dan mungkin butuh meditasi.
Baca Berita Transfer Lain: Hanya 3 Tim Liga Inggris Diprediksi Bisa Belanja di Bursa Transfer
Ya, akibat wabah ini pergerakan pasar pemain memasuki periode introspeksi. Menunggu tanpa tahu pemain, agen, direktur olahraga, atau para petinggi klub mana yang terlibat.
Tidak ada yang tahu seperti apa situasi bursa pemain setelah krisis berakhir. Satu hal yang pasti, jual beli pemain dengan harga bombastis diprediksi tidak akan terjadi.
Sebagai gambaran, pada 2019, FIFA menghitung adanya 18 ribu transaksi transfer pemain dengan nilai mencapai 6.740 juta euro (sekitar Rp 113,2 triliun).
Inggris menjadi negara yang paling royal dengan membelanjakan uangnya hingga 1.546 miliar euro. Spanyol mengikuti dengan angka 1.316 miliar euro, dan Italia menempati peringkat ketiga (1.175 miliar euro).
Dalam lima tahun terakhir, tren belanja gila-gilaan memang mulai muncul. Bahkan, Liga Inggris pernah mencatat rekor belanja transfer sebesar 2.176 miliar euro pada 2017-2018, yang belum terkalahkan hingga saat ini.
Dan bukan hal aneh melihat klub bisa menghabiskan 100 juta euro lebih hanya untuk mendatangkan satu pemain. Transfer Gareth Bale ke Real Madrid sebesar 101 juta euro pada musim panas 2014 bisa dianggap sebagai awal tren tersebut.
Sejak itu (kecuali 2015-2016) selalu saja ada pemain yang direkrut dengan harga di atas 100 juta euro. Neymar Junior yang diangkut PSG dari Barcelona senilai 222 juta euro pada musim panas 2018 masih menempati posisi pertama rekor dunia.
Musim lalu, Spanyol menggebrak dengan mendatangkan tiga pemain dengan banderol masing-masing di atas 100 juta euro: Joao Felix sebesar 126 juta euro, Antonie Griezmann (120 juta), dan Eden Hazard (100 juta).
Musim ini? Jangan harap itu terulang lagi. Kylian Mbappe, penyerang bintang PSG yang disebut-sebut calon pemain termahal sekarang ini bahkan diprediksi anjlok nilainya karena pandemi Covid-19.
Ramalan itu disampaikan politikus asal Prancis, Daniel Cohn-Bendit, terkait krisis ekonomi global yang juga bisa mempengaruhi industri sepak bola.
“Setelah virus corona berakhir, dia (Mbappe) tidak akan berharga lebih dari 35 atau 40 juta (euro) dan bukan 200,” kata Corn-Bendit.
"Dan siapa pula yang akan membeli dia? Krisis ini akan menghapus (transfer) irasional dalam dunia olahraga profesional. Ini seperti sebuah bom nuklir dan semuanya harus dimulai dari awal lagi.”
Pandemi memang telah membuatnya segalanya sulit diprediksi. Bursa transfer musim panas 2020 yang bakal dibuka 1 Juli kemungkinan diubah hingga awal September atau Oktober.
Ketidakpastian ini juga diamini CEO Atletico Madrid, Miguel Angel Gil Marin. Atletico menghabiskan 243 juta euro untuk belanja pemain musim panas lalu.
“Tidak ada yang tahu kondisi pasar (pemain) nanti, terlalu banyak yang tidak pasti. Satu-satunya yang pasti, tidak akan ada bursa pemain jika musim dibatalkan karena integritas kompetisi harus dilindungi,” katanya.
“Akan terjadi pelambatan dan pasar akan lebih terkontrol. Saya tidak berpikir akan ada investasi besar, meski akan selalu ada pemain yang bisa melakukan itu.”
Baca Berita Transfer Lain: Transfer Lautaro Martinez ke Barcelona Terhambat Pandemi Covid-19
Di kantor-kantor klub besar Spanyol, prediksi Gil Marin sepertinya juga disepakati.
“Harga-harga selangit yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir tidak akan terjadi lagi karena hampir semua klub akan menderita kerugian, yang memaksa mereka berhemat,” kata sumber anonim di Bernabeu.
Artinya tidak akan ada operasi transfer gila-gilaan. Bahkan tidak di Camp Nou, markas Barcelona yang dua tahun terakhir aktif menguras ratusan juta euro kas klub untuk mendatangkan pemain bintang.
Presiden Barcelona, Josep Maria Bartomeu, sudah memastikan hal itu saat ditanya tentang keuangan klub akibat wabah ini. Dia memilih formula barter pemain untuk memperkuat skuad musim depan.
Dua organisasi dengan spesialisasi menakar harga pemain, CIES dan Transfermarkt, juga telah menganalisis kemungkinan tersebut.
CIES, dengan mempertimbangkan parameter kinerja, usia, dan durasi kontrak, memperkirakan penurunan harga rata-rata pemain hingga 28 persen jika kompetisi tidak dilanjutkan.
Sementara Transfermarkt membagi analisisnya berdasarkan usia pemain. Mereka yang lahir sebelum 1998 akan mengalami penyusutan nilai hingga 20 persen, sedangkan pemain yang lahir setelah tahun itu hanya turun 10 persen.
Baca Berita Transfer Lain: Asosiasi Klub Eropa Meminta Jadwal Bursa Transfer Diundur
"Evolusi harga (pemain) akan sangat ditentukan dengan bagaimana musim berakhir di masing-masing negara. Namun para pemain dipastikan tidak akan menyerah,” kata Alonso.
Pedro Bravo, selaku Presiden Asosiasi Agen Pesepak bola Spanyol, punya pandangan sangat jelas tentang tren transfer pemain berikutnya.
“Semua membuat kita berpikir bahwa sepak bola akan mengalami kemunduran. Saya tidak melihat transfer dengan sejumlah uang besar, tapi mungkin investasi kecil. Namun, akan ada banyak transaksi transfer,” kata Bravo.
Ya, pasar pemain yang biasa berurusan dengan angka ratusan juta euro kini sedang cemas. Para agen pemain percaya virus corona juga telah melumpuhkan sektor ini entah sampai kapan.