- Federasi Sepak Bola Jepang (JFA) resmi menunda pelaksanaan Piala Kaisar musim ini.
- Hal ini menyusul pengumuman Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, soal status darurat beberapa prefecture.
- Selain itu, kini klub-klub Liga Jepang juga harus bersiap terhadap krisis finansial yang mungkin terjadi.
SKOR.id - Klub Liga Jepang kini bersiap berhadapan dengan krisis finansial, dengan gelaran Piala Kaisar juga ditunda.
Selasa (7/4/2020) lalu, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengumumkan keadaan darurat di tujuh prefecture, termasuk Tokyo dan Osaka, hingga 6 Mei mendatang.
Hal ini berpengaruh besar terhadap Liga Jepang yang kini masih ditangguhkan akibat pandemi virus Corona.
Baca Juga: 5 Spell Terbaik untuk Support Mobile Legends Season 16
J-League baru berjalan satu pekan saat ditunda pada akhir Februari lalu dan rencananya dimulai lagi pada 9 Mei. Kini semua laga sebelum 30 Mei ditunda.
Laga divisi kedua yang rencananya dimulai awal Mei dan kasta ketiga yang memulai musim pada akhir April juga harus ditunda.
Sampai saat ini ada tiga pemain positif Corona di Liga Jepang, Gotoku Sakai (Vissel Kobe), Takumi Nagaishi (Cerezo Osaka), dan Tetsuya Funatsu (Thespakusatsu Gunma).
Kini dengan liga ditunda hingga waktu yang belum ditentukan, klub Liga Jepang juga harus siap berhadapan dengan krisis keuangan serta penundaan Piala Kaisar.
Piala Kaisar (Emperor's Cup) Ditunda
Edisi ke-100 Piala Kaisar rencananya dimulai pada 23-24 Mei, kini harus ditunda.
Pemilihan wakil regional yang awalnya paling lambat pada 10 Mei juga diundur, dengan beberapa daerah ada yang menangguhkan, ada pula yang langsung memilih wakil mereka.
Sebenarnya, masih ada waktu delapan bulan lagi sampai laga final yang akan dihelat 1 Januari tahun depan, tetapi bisa jadi waktu yang ada tak cukup.
Selain adanya Liga Jepang yang ditunda, Piala Kaisar musim ini juga menggunakan format baru dengan jumlah laga lebih banyak.
Usulan untuk mengubah jadwal musim jadi mirip seperti Eropa bukan dalam setahun terus jadi perbincangan.
Skema ini terus tertolak di Jepang mengingat mereka harus bermain pada bulan Desember, yang membuat sebagian tim harus bermain di badai salju, terutama Jepang bagian utara.
Baca Juga: DNA Gasperini di Atalanta: Skuad Level Degradasi Berkelas Eropa
Saat ini, JFA juga menunda pemusatan latihan tim Olimpiade putra dan putri yang harusnya dihelat bulan depan.
Masalah lebih utama bagi Jepang saat ini adalah krisis finansial yang mungkin melanda klub-klub di sana.
Krisis Finansial di Depan Mata
Liga Jepang pada 2017 meneken kerja sama dengan DAZN untuk hak siar 10 tahun ke depan, dengan ekspektasi bahwa liga terus berjalan.
Kini, mereka mau tak mau harus meneruskan liga jika tak ingin kesepakatan batal dan atau ada dana yang tak dibayarkan.
DAZN yang menyebut diri mereka "Netflix of Sport" tak hanya kerja sama soal hak siar, tetapi juga masuk ke dalam hingga memberikan hadiah uang bagi pemenang J-League.
Saat ini klub-klub sudah mulai memotong gaji pemain seperti Consadole Sapporo, yang bisa saja bangkrut andai keuangan mereka terus memburuk.
Velgata Sendai yang pada Januari lalu mengumumkan bahwa tahun lalu mereka rugi, kini juga semakin jatuh masuk ke dalam jurang keuangan negatif.
Liga Jepang kemungkinan akan mengurangi hadiah untuk tim-tim musim ini, uangnya akan dibagikan ke semua tim agar bisa mengatasi krisis ekonomi yang melanda.
Baca Juga: Efek Corona, Liga Jepang Ubah Aturan dan Tak Ada Degradasi
Bahkan mungkin tak akan ada uang hadiah jika musim ini memang tak terselesaikan.
Pihak liga setuju bahwa kompetisi harus berlangsung 75 persen, dan setiap tim bermain minimal 50 persen jadwal mereka untuk musim bisa dikatakan selesai.
View this post on Instagram