- Pemilik Newcastle United, Mike Ashley, minta maaf mengenai surat terbukanya kepada pemerintah terkait pandemi Covid-19.
- Kritik muncul usai Mike Ashley ingin tetap membuka toko dan melarang karyawannya untuk mengisolasi diri di tengah ancaman virus corona.
- Serikat pekerja menyatakan mereka diancam akan dipecat jika berusaha mengisolasi diri.
SKOR.id - Pemilik Newcastle United, Mike Ashley, mengucapkan permintaan maaf melalui surat terbuka yang disampaikannya kepada pemerintah dalam menghadapi pandemi Covid-19.
Dalam surat tersebut, Mike Ashley menawarkan seluruh armada truknya untuk membantu Badan Kesehatan Nasional Inggris (NHS) mengirimkan dan memasok peralatan medis.
Akan tetapi kritik muncul usai Ashley tetap membuka tokonya dan melarang karyawan untuk mengisolasi diri di saat pandemi Covid-19.
"Niat kami hanya mencari kejelasan dari Pemerintah. Apakah kami harus menjaga beberapa toko kami tetap terbuka? Kami tidak akan pernah bertindak atas saran mereka," kata Mike Ashley dikutip dari Mirror.
Baca Juga: Roberto Carlos Inginkan Neymar di Real Madrid Sejak Dulu
Atas dasar itu, dirinya merasa bahwa kata-katanya tidak tepat dilontarkan saat pemerintah memiliki permasalahan yang sangat berat saat ini. Dirinya juga merasa bersalah tentang perlakuaknnya terhadap para karyawan serta masyarakat luas.
"Saya sangat minta maaf atas kesalahpahaman beberapa hari terakhir. Kami akan belajar dari ini dan akan berusaha untuk tidak membuat kesalahan yang sama di waktu yang akan datang," ucap Ashley meminta maaf.
Hari Kamis waktu setempat muncul bawha para pekerjanya di Sports Direct tetap bekerja di saat pandemi virus Corona. Padahal pemerintah sendriri menganjurkan semua orang untuk mengisolasi diri guna mencegah penyebaran virus.
Baca Juga: Liverpool Berpeluang Dapatkan Torres Baru
Ashley dinyatakan mengabaikan anjuran dari pemerintah untuk mencegah penyebaran virus. Serikat pekerja menyatakan mereka akan diancam dan dipecat jika berusaha mengisolasi diri.
Gerai Sports Direct telah menimbulkan kekacauan setelah Perdana Menteri, Boris Johnson, meminta untuk menutup sejumlah toko yang dianggap tidak terlalu penting.
Pihak Sports Direct juga dikabarkan menaikkan harga peralatan olahraga sebanyak 50% setelah kabar tersebut beredar.